Saat Tes Usap Jadi Andalan di Masa Perpanjangan PSBB Proporsional
›
Saat Tes Usap Jadi Andalan di ...
Iklan
Saat Tes Usap Jadi Andalan di Masa Perpanjangan PSBB Proporsional
Pemerintah Kota Bogor akan terus menggencarkan tes usap agar angka reproduktif efektif (Rt) turun selama perpanjangan masa PSBB proporsional.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
Masih ditemukannya sejumlah kasus penyebaran Covid-19 di wilayah Bogor membuat Pemerintah Kota Bogor harus memperpanjang masa pembatasan sosial berskala besar proporsional hingga 16 Juni 2020. Untuk menurunkan angka reproduksi efektif (Rt), Pemkot Bogor akan meningkatkan layanan kesehatan dengan tes usap.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, angka reproduksi efektif Covid di Kota Depok sebesar 1,17; Kota Bekasi 0,71; Kabupaten Bekasi 0,57; Kota Bogor 0,33; dan Kabupaten Bogor 0,66. Angka tersebut mengindikasikan masih ada sejumlah kasus penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, Pemprov Jawa Barat memutuskan memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional di daerah tersebut.
Angka reproduksi efektif atau tingkat penularan Covid-19 di Kota Bogor paling rendah di antara kota lainnya, seperti Kota Depok dan Bekasi.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, berdasarkan angka reproduksi efektif, Pemprov Jabar mengizinkan Kota Bogor mulai menerapkan pra-adaptasi kebiasaan baru selama 14 hari ke depan terhitung mulai Jumat (3/7/2020).
”Angka reproduksi efektif atau angka penularan di Bodebek paling rendah. Kita bersyukur karena kerja keras ada hasilnya. Meski tren penyebaran Covid-19 di Kota Bogor cenderung melandai, situasi belum aman sepenuhnya. Kita minta semua pihak tetap memperhatikan protokol kesehatan,” tutur Bima, Kamis (2/7/2020).
Bima menambahkan, upaya pelayanan kesehatan akan terus ditingkatkan, seperti terus menggencarkan tes usap selama pra-adaptasi kebiasaan baru. Tidak hanya itu, Pemkot Bogor juga terus memaksimalkan peran Tim Detektif Covid-19 yang sebelumnya telah dibentuk.
”Saat ini tes usap sudah sekitar 4.000 lebih. Target tes usap 8.000. Kami akan kejar dan gencarkan terus tesnya. Untuk kita semua, menjalankan protokol kesehatan secara ketat, masker, jaga jarak,” kata Bima.
Bima menjelaskan, angka reproduksi efektif merupakan salah satu indikator yang dinilai dalam menentukan tingkat level kewaspadaan Covid-19. Selain itu, indikator yang dinilai antara lain laju orang dalam pemantauan, laju pasien dalam pengawasan, laju perkembangan pasien positif, laju kesembuhan (recovery rate), laju kematian (case fatality rate), laju transmisi (contact index), serta risiko geografis.
Untuk itu, menurut Bima, dalam masa pra-adaptasi kebiasaan baru, pemerintah daerah telah menyiapkan kelonggaran kebijakan dengan membuka kembali sektor yang selama ini dilarang beroperasi saat pandemi.
”Beberapa hari ke depan kami akan mengoordinasikan ketentuan teknis kebijakan pelonggaran,” kata Bima.
Meski beberapa sektor mulai diizinkan beroperasi, kata Bima, Pemkot Bogor belum memberikan lampu hijau terhadap aktivitas pendidikan dan kegiatan olahraga yang berhubungan dengan kontak fisik.
Diberitakan sebelumnya (Kompas.id, 1/7/2020), pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek), Jawa Barat, diperpanjang hingga 16 Juli mendatang. Kebijakan ini diambil karena secara epidemiologi, kawasan tersebut masih termasuk dalam zona kuning penyebaran Covid-19.
Sejatinya, PSBB di Bodebek akan berakhir pada Kamis (2/7/2020). Sementara PSBB di kabupaten/kota lainnya di Jabar telah berakhir pada 26 Juni lalu.
”PSBB proporsional Bodebek diperpanjang 14 hari karena masih zona kuning. Kami belum punya keyakinan untuk melakukan relaksasi mengingat epidemiologi dengan wilayah DKI Jakarta masih dinamis, fluktuatif, dan belum bisa terprediksi,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (1/7/2020).
Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar menggelar rapat evaluasi dengan pemerintah daerah di wilayah Bodebek melalui konferensi video. Berdasarkan evaluasi itu, angka rata-rata reproduksi efektif (Rt) Covid-19 di Bodebek di bawah 1, kecuali Rt Kota Depok, yaitu 1,1.
Sementara Rt Kota Bogor menjadi yang paling kecil di Bodebek, yaitu 0,33. Kamil mengatakan, Rt Kota Depok yang masih di atas 1 menjadi perhatian bersama untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di kota itu.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), kasus positif di Kota Depok berjumlah 805 orang. Jumlah itu menjadi yang tertinggi di antara 27 kabupaten/kota se-Jabar.
Terjadi penambahan 142 kasus baru dalam sepekan terakhir. Dari 805 kasus positif, 433 orang sembuh dan 31 orang meninggal.
Terjadi penambahan 142 kasus baru dalam sepekan terakhir. Dari 805 kasus positif, 433 orang sembuh dan 31 orang meninggal.
Untuk menurunkan angka Rt di Bodebek, Kamil mengatakan, pihaknya akan fokus melakukan tes masif dalam 14 hari masa perpanjangan PSBB proporsional tersebut. Secara keseluruhan, gugus tugas Jabar telah melakukan 178.721 tes cepat dan 81.018 tes PCR.