Aksesibilitas wisatawan menuju Candi Borobudur berupaya ditingkatkan. Peningkatan aksesibilitas diharapkan sejalan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Candi Borobudur merupakan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Status itu mendorong pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap destinasi wisata tersebut. Peningkatan aksesibilitas diharapkan mendongkrak kunjungan wisatawan.
Upaya peningkatan aksesibilitas itu ditunjukkan dengan peluncuran Layanan Angkutan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (4/7/2020). Dalam layanan tersebut dibentuk konektivitas antara hotel, destinasi wisata, dan operator transportasi.
”Kami hadir untuk menyediakan saran transportasi umum sebagai penunjang bagi masyarakat ataupun wisatawan dalam melakukan aktivitas perjalanan wisata dari dan menuju kawasan Candi Borobudur. Layanan angkutan KSPN hadir sebagai solusi dalam memenuhi tingkat kebutuhan transportasi masyarakat dalam sektor pariwisata,” kata Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani, lewat telekonferensi video.
Ahmad mengharapkan, layanan tersebut dapat semakin memudahkan wisatawan untuk mengakses Candi Borobudur. Kemudahan aksesibilitas diyakini sejalan dengan peningkatan kunjungan wisatawan. Seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas pariwisata diminta ikut bersinergi menjalankan layanan tersebut.
Kami hadir untuk menyediakan saran transportasi umum sebagai penunjang bagi masyarakat maupun wisatawan dalam melakukan aktivitas perjalanan wisata dari dan menuju Kawasan Candi Borobudur. (Ahmad Yani)
Di Yogyakarta, jasa akomodasi yang digandeng dalam layanan tersebut ialah Hotel Grand Inna Malioboro. Sementara itu, layanan transportasi disediakan oleh Perum Damri. Perusahaan tersebut juga memberikan layanan serupa di destinasi wisata KSPN lainnya di Indonesia.
Direktur Keuangan Perum Damri Sri Purwanto mengatakan, yang berusaha ditawarkan dalam layanan ini ialah kepastian waktu. Dalam operasional awal disediakan empat armada yang akan mengangkut penumpang dari Hotel Grand Inna Malioboro pukul 07.00-04.00.
”Penumpang atau wisatawan akan mendapat kepastian keberangkatan. Armada akan berangkat setiap 30 menit sekali. Entah itu kosong atau isi,” kata Wahyudi.
Selain itu, Sri menambahkan, protokol kesehatan ketat juga wajib diterapkan. Langkah tersebut dilakukan guna mencegah terjadinya penularan dalam angkutan. Setiap angkutan hanya diperbolehkan membawa penumpang sebanyak 50 persen dari kapasitas aslinya. Dengan kondisi itu, jaga jarak fisik dapat dilakukan. Masker juga menjadi perlengkapan yang wajib dikenakan wisatawan.
Dalam uji simulasi pengangkutan penumpang tampak peserta juga diukur suhu tubuhnya sebelum memasuki angkutan. Sopir dan petugas angkutan pun mengenakan alat pelindung diri, seperti pelindung wajah (face shield) dan masker. Terdapat pula petugas yang meminta penumpang membersihkan tangannya menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki angkutan.
Lalu lintas pintar
Kepala Subdirektorat Angkutan Multimoda dan Antarmoda Kementerian Perhubungan Ahmad Wahyudi menyampaikan, pihaknya tengah menyiapkan skema ”lalu lintas pintar” dari wilayah Yogyakarta menuju Yogyakarta International Airport (YIA). Adanya skema tersebut digunakan untuk meningkatkan kelancaran laju transportasi umum.
”Kami pasangi reader sehingga (angkutan umum) tidak kena lampu merah. Reader itu untuk dibaca di traffic light sejak 200-300 meter menjelang traffic light itu. Setelah terbaca, traffic light akan mengatur agar angkutan umum itu mendapat lampu hijau,” kata Ahmad.
Ahmad mengungkapkan, skema tersebut akan dipasang ke lima unit lampu lalu lintas (traffic light) yang mengarah ke YIA. Ditargetkan, alat pendukung skema tersebut sudah dipasang tiga bulan ke depan. Skema itu akan dikembangkan ke jalan arteri lainnya hingga jalur pantai selatan Jawa pada 2021.