Indonesia Dorong UNESCO Prioritaskan Dukungan Pendidikan Selama Pandemi
›
Indonesia Dorong UNESCO...
Iklan
Indonesia Dorong UNESCO Prioritaskan Dukungan Pendidikan Selama Pandemi
Pemerintah Indonesia mendorong UNESCO memprioritaskan sektor pendidikan dalam penanganan krisis Covid-19. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan sekolah-sekolah di 165 negara di dunia ditutup.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
PARIS, SABTU – Pemerintah Indonesia mendorong Organisasi Pendidikan, llmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) memprioritaskan sektor pendidikan dalam penanganan krisis Covid-19. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan sekolah-sekolah di lebih dari 165 negara ditutup sehingga akses pendidikan bagi 1,5 miliar pelajar di seluruh dunia terganggu.
Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar RI atau Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Arrmanatha Nasir, pada sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO, Jumat (3/7/2020) waktu setempat. Sidang yang dibuka dan dipimpin oleh Agapito Mba Mokuy dari Guinea-Ekuatorial. Sidang tersebut berlangsung pada 29 Juni-10 Juli 2020.
Sidang tersebut merupakan pertemuan fisik pertama yang dilakukan oleh UNESCO pasca pelonggaran yang berlaku di Perancis. Sejumlah 58 negara anggota dewan eksekutif dan negara pemantau lainnya hadir pada sidang tersebut. Selain membahas dampak Covid-19 terhadap metode kerja dan implementasi program UNESCO, sidang itu juga membicarakan laporan dan rekomendasi berbagai program UNESCO.
Arrmanatha menegaskan pentingnya UNESCO menyesuaikan program dan anggaran dengan memprioritaskan dukungan bagi sektor pendidikan negara-negara anggota, khususnya negara berkembang. Disebutkan bahwa berbagai langkah konkrit telah diambil Pemerintah Indonesia dalam upaya mitigasi dampak Covid-19 terhadap sektor pendidikan, misalnya memperkuat pembelajaran jarak jauh, khususnya melalui kemitraan swasta dengan pemerintah.
Hal itu diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain di UNESCO. “Di Indonesia, berbagai inisatif telah diambil pemerintah untuk memastikan berlanjutnya pendidikan saat Covid-19. Misalnya, program Rumah Belajar SPADA, Guru Berbagi, dan program pembelajaran melalui siaran televisi,” kata Arrmanatha, seperti tertuang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.
Arrmanatha juga menyampaikan rencana Indonesia untuk mengaplikasikan pembelajaran jarak jauh sebagai salah satu fitur tetap kurikulum pendidikan di Indonesia. Pemerintah pun berencana meningkatkan pelatihan bagi para guru agar dapat menerapakan pembelajaran jarak jauh. Dalam lingkup lebih luas, Pemeritah RI juga mendorong agar akses digital yang lebih luas untuk semua pelajar.
Langkah kolektif
Pandemi Covid-19, menurut Arrmanatha, juga menunjukkan pentingnya kerja sama dan solidaritas internasional. Dalam kaitan ini, sebagai negara promotor kerja sama multilateral, Indonesia mendorong agar UNESCO sebagai organisasi multilateral berkontribusi secara konkrit pada upaya migitasi dan adaptasi Covid-19.
“UNESCO perlu mendorong langkah bersama dan memperkuat kerja sama multilateral melalui isu-isu yang menjadi tanggung jawabnya, seperti pendidikan, sains, kebudayaan, akses dan penyebaran informasi dan komunikasi,” kata Arrmanatha .
Dalam forum yang sama, Arrmanatha juga berbicara atas nama kelompok Asia-Pasifik UNESCO sebagai Wakil Presiden kelompok Asia-Pasifik UNESCO. Kelompok Asia Pasifik UNESCO merupakan kelompok regional terbesar kedua di UNESCO yang beranggotakan 44 negara.
Arrmanatha menyampaikan bahwa bagi negara-negara Asia-Pasifik, pandemi Covid-19 merupakan cobaan bagi kapasitas masyarakat internasional untuk mengambil langkah kolektif di tengah pandemi. Untuk itu, Kelompok Asia Pasifik mendorong UNESCO dalam menggalang solidaritas dan kerja sama internasional. Diharapkan solusi inovatif dihasilkan, dan ketahanan global dalam menghadapi Covid-19 diperkuat.
Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay, dalam pernyataannya, menyampaikan bahwa Covid-19 berdampak pada seluruh sektor di bawah kewenangan UNESCO, seperti pendidikan, budaya, sains, serta informasi dan komunikasi. Namun, ia menekankan bahwa pembelajaran paling penting adalah pada sektor pendidikan.
Pandemi Covid-19 mendorong percepatan pendidikan di masa depan, mengingat pendidikan adalah bagian dari upaya global bersama. Azolay berharap pendidikan mendapat perhatian lebih dari masyarakat internasional, seperti kesehatan dan pangan dalam krisis yang terjadi saat ini.
Pada sidang kali ini, salah satu nominasi geoparks Indonesia, yaitu Kaldera Toba, akan disahkan sebagai UNESCO Global Geoparks. Pengesahan itu dilakukan setelah usulan RI itu memperoleh rekomendasi positif dari Dewan UNESCO Global Geoparks. Rekomendasi tersebut diperoleh Indonesia pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia, 31 Agustus-2 September 2019. (*)