“Super Dan” Pun Mengucapkan Selamat Tinggal
Lin Dan mengumumkan pensiun pada Sabtu (4/7/2020) melalui akun media sosial China, Weibo. Lin Dan adalah anggota ”Big Four” yang terakhir pensiun setelah Peter Gade, Taufik Hidayat, dan Lee Chong Wei.
Ketika dunia tenis mengenal Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic sebagai ”Big Three”, lapangan bulu tangkis pernah mengenal persaingan empat nama besar: Peter Gade, Taufik Hidayat, Lee Chong Wei, dan Lin Dan. Pensiunnya Lin Dan dari panggung bulu tangkis internasional menjadi akhir perjalanan ”Big Four” di arena bulu tangkis.
Lin Dan mengumumkan pensiun pada Sabtu (4/7/2020) melalui akun media sosial China, Weibo. ”Dari tahun 2000 ke 2020. Setelah 20 tahun, saya harus mengucapkan selamat tinggal kepada tim nasional. Rasanya sangat sulit untuk mengungkapkan ini,” katanya.
Dengan pengunduran dirinya itu, Lin Dan pun harus membatalkan ambisinya untuk tampil pada Olimpiade Tokyo 2020. Penundaan setahun pesta olahraga terbesar sedunia itu karena pandemi Covid-19 bukan hal yang mudah dihadapi atlet seperti Lin Dan yang akan berusia 37 tahun pada Oktober.
Selain kondisi fisik yang tak lagi fit, seiring bertambahnya usia dan cedera, Lin Dan juga memiliki pesaing yang lebih muda untuk berebut kuota maksimal, dua wakil, dari tunggal putra China.
Menempati peringkat ke-19 dunia saat ini, Lin Dan adalah tunggal putra nomor tiga China. Dia berada di bawah Chen Long (peringkat kelima) dan Shi Yuqi (9). Tunggal putra China juga memiliki penerus Lin Dan yang lain, yaitu Lu Guangzu (21) dan Huang Yu Xiang (23).
Saya harus bertahan. Itu yang selalu ucapkan kepada diri sendiri setiap kali menderita karena cedera agar karier saya bisa lebih panjang.
”Saya harus bertahan. Itu yang selalu ucapkan kepada diri sendiri setiap kali menderita karena cedera agar karier saya bisa lebih panjang,” tulisnya.
Lin Dan juga punya semangat untuk bersaing dengan pemain-pemain muda papan atas. Dia menantang dirinya sendiri untuk melebihi limit fisik sebagai atlet ”tua”. Itu pula yang membuatnya menjadi atlet terakhir dari Big Four yang mengundurkan diri dari dunia internasional meski usianya hanya lebih muda setahun dari Lee Chong Wei dan dua tahun dari Taufik.
Gade, yang tertua dari keempatnya (lahir 1976) pensiun pada Oktober 2012, diikuti Taufik pada Juni 2013. Juni 2019, giliran Lee Chong Wei mengundurkan diri karena harus fokus menyembuhkan penyakit kanker hidung. Kini, giliran Lin Dan yang harus mengakhiri perjalanannya.
Saat keempatnya masih aktif, penggemar bulu tangkis selalu mendapat suguhan permainan indah. Taufik, misalnya, punya keistimewaan dalam backhand smash yang memukau. Gade sangat pintar mengatur ritme permainan hingga lawannya harus bekerja keras menjangkau bola sulit.
Saat keduanya bertemu Lee Chong Wei atau Lin Dan yang bertipe menyerang dengan jumping smash sangat bertenaga, penonton akan mendapat jaminan permainan yang tak hanya bisa ditonton, tetapi juga dinikmati.
Lee Chong Wei, yang telah 40 kali melawan Lin Dan, memberi penghargaan kepada Lin Dan. ”Kita tahu momen seperti ini pada akhirnya akan tiba, momen berat dalam hidup kita. Kamu telah menutup tirai dengan anggun. Kamu adalah raja, di mana kami sangat bangga saat bertarung melawanmu. Lambaian tangan terakhirmu telah menghilang. Dalam keheningan air mata sunyi.”
Mantan pebulu tangkis Malaysia itu mengungkapkan penghargaannya dalam akun Twitter dilengkapi foto saat bersama Lin Dan pada masa dewasa dan remaja.
Prestasi dan cedera
Semangat dan kemampuan Lin Dan untuk mempertahankan kariernya selama mungkin diperlihatkan pula setelah Olimpiade Beijing 2008. Lin Dan menjadi tunggal putra pertama, dan satu-satunya hingga saat ini, yang bisa mempertahankan emas Olimpiade. Dia mempertahankan gelarnya itu di London 2012. Kedua emas itu diperoleh dengan mengalahkan Lee Chong Wei pada laga final.
Di ajang turnamen klasik All England, dia berada pada peringkat tiga besar peraih gelar terbanyak tunggal putra. Enam gelar yang didapatnya hanya kalah dari Erland Kops (Denmark) dengan 7 gelar dan legenda bulu tangkis Indonesia, Rudy Hartono (8 gelar).
Saat meraih gelar pertama dari turnamen bulu tangkis tertua itu—digelar sejak 1898—pada 2004, Gade yang menjadi lawan Lin Dan memberinya julukan ”Super Dan”. Julukan itu melekat hingga saat ini.
Pemain yang menikah dengan sesama atlet bulu tangkis China ini, Xie Xingfang, juga dijuliki ”Bad Boy” karena memiliki setidaknya lima tato di tubuhnya.
Lin Dan juga menjadi salah satu pebulu tangkis tersukses dalam Kejuaraan Dunia. Lima gelar menempatkannya sebagai pebulu tangkis dengan gelar juara dunia terbanyak, sama seperti rekan senegaranya, pemain ganda putri/campuran Zhao Yunlei, dan legenda ganda putra Korea Selatan Park Joo-bong.
Cedera, di antaranya cedera lutut dan paha, mulai mengganggu pemain dengan ciri khas jumping smash mematikan itu setelah tampil di London 2012. Setelah berada di puncak peringkat dunia pada 2012, posisinya anjlok ke urutan 286, setahun kemudian, karena tak banyak bertanding.
Pada 2013, dia hanya tampil dalam Kejuaraan Asia dan Kejuaraan Dunia. Namun, sebagai pemain yang pintar ”mencuri” gelar dari ajang besar, Lin Dan bisa menjadi juara dunia meski tak banyak bertanding pada tahun tersebut.
Setelah gagal meraih medali pada Olimpide Rio de Janeiro 2016 karena dikalahkan Lee Chong Wei di semifinal dan Viktor Axelsen pada perebutan perunggu, Lin Dan hampir membuat catatan tampil dalam lima Olimpiade, sejak Athena 2004. Dia masih bisa menembus final All England 2018 meski akhirnya kalah dari rekan senegaranya, Chen Long.
Gelar Malaysia Terbuka (April 2019), di antaranya dengan mengalahkan Chou Tien Chen, Shi Yuqi, dan Chen Long, setidaknya masih menjadi pertanda bahwa Lin Dan masih berambisi merebut tiket Tokyo 2020.
Namun, setelah itu, dia justru terpuruk. Lin Dan 10 kali tersingkir pada babak pertama dari 20 turnamen berikutnya. Empat kekalahan pada laga awal itu terjadi pada 2020.
Gelar juara Malaysia Terbuka 2019 pun menjadi gelar terakhirnya. Final Gwangju Masters BWF Super 300 adalah final terakhirnya. Adapun babak kedua All England 2020, melawan Chen Long, menjadi laga terahirnya.
”Kemampuan fisik dan cedera membuat saya tak bisa bermain bersama rekan satu tim lagi,” kata Lin Dan, dikutip dari media China, CGTN.
”Keluarga, pelatih, rekan latihan, dan penggemar telah menemani selama saya di puncak dan pada masa sulit. Saya telah mendedikasikan semuanya untuk olahraga yang saya cintai ini,” lanjutnya mengakhiri perjalannya di dunia bulu tangkis (AFP/REUTERS)
Lin Dan
Lahir: Fujian, China, 14 Oktober 1983
Peringkat tertinggi: 1 (26 Februari 2004)
Peringkat saat ini: 19
Rekor karier
Menang-kalah: 666-132 (tunggal)
Gelar juara: 66
Gelar penting
- Medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012
- Juara dunia 2006, 2007, 2009, 2011, 2013
- Juara Piala Dunia 2005, 2006
- Juara Piala Thomas 2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2018
- Juara Piala Sudirman 2005, 2007, 2009, 2011, 2015
- Juara Asian Games 2006, 2010, 2014
- Juara All England 2004, 2006, 2007, 2009, 2012, 2016
Atlet bulu tangkis peraih dua emas bulu tangkis Olimpiade
(seluruhnya dari China)
1. Lin Dan: tunggal putra Beijing 2008, London 2012
2. Fu Haifeng: ganda putra London 2012 (bersama Cai Yun), Rio de Janeiro 2016 (Zhang Nan)
3. Zhang Ning: tunggal putri Athena 2004, Beijing 2008
4. Ge Fei/Gu Jun: ganda putri Atlanta 1996, Sydney 2000
5. Zhang Jun/Gao Ling: ganda campuran Sydney 2000, Athena 2004
6. Zhang Nan: ganda campuran London 2012 (Zhao Yunlei), ganda putra Rio de Janeiro 2016 (Fu Haifeng)
7. Zhao Yunlei: ganda putri London 2012 (Tian Qing), ganda campuran London 2012 (Zhang Nan)