Sebelas lokasi masih tergenang akibat meluapnya dua sungai besar. Kota Hitoyoshi mengonfirmasi sembilan orang tewas pada Minggu sehingga total 16 orang tewas di Perfektur Kumamoto.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·2 menit baca
TOKYO, MINGGU — Sedikitnya 16 orang terkonfirmasi tewas akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan teramat lebat di Prefektur Kumamoto, Pulau Kyushu, Jepang barat daya. Sementara itu 17 orang tidak ada tanda-tanda vital dan petugas masih memastikan kondisi mereka, serta 13 orang hilang.
Situs berita NHK, Minggu (5/7/2020), melaporkan, sekalipun hujan telah mereda pada Sabtu, banjir masih menggenang sejumlah daerah. Sebelas lokasi masih tergenang akibat meluapnya dua sungai besar. Kota Hitoyoshi mengonfirmasi sembilan orang tewas pada Minggu sehingga total 16 orang tewas di Kumamoto.
Selain itu, banjir juga menyapu rumah-rumah penduduk, menghanyutkan dan menjungkirbalikkan kendaraan, serta merobohkan sejumlah jembatan. Banyak kota terendam banjir dan hubungan antar-permukiman dan antarkomunitas pun terputus.
Kantor berita AFP melaporkan, lebih dari 200.000 jiwa telah diminta untuk mengungsi ke tempat penampungan darurat. Mereka diimbau mengikuti protokol kesehatan, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak sosial untuk mengecegah penyebaran virus korona baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
”Kami akan melakukan yang terbaik untuk mencegah infeksi baru dan membuat hidup mereka yang terpaksa meninggalkan rumah untuk merasa senyaman mungkin,” kata Menteri Manajemen Bencana, Ryota Takeda, kepada wartawan seusai mengunjungi tempat penampungan 600 korban di kota Hitoyoshi.
Selain 16 orang yang tewas, situs berita stasiun televisi nasional NHK mengatakan, 17 orang lainnya sedang dalam keadaan henti jantung mendadak (cardiorespiratory arrest), istilah yang sering digunakan di Jepang sebelum dokter secara resmi menyatakan seseorang meninggal.
Di antara mereka itu ada 14 warga penghuni panti jompo yang kebanjiran setelah tanggul pengaman sungai di dekat panti itu jebol pada Sabtu (4/7/2020). Pejabat di kantor pemerintah daerah dan kota, yang secara langsung terdampak, tidak dapat segera mengonfirmasi jumlah korban tewas.
Masyarakat di sepanjang Sungai Kuma, yang melewati Hitoyoshi, sangat terdampak akibat banjir. Meskipun hujan telah mereda di Kumamoto pada Sabtu, jembatan yang roboh dan jalan yang putus akibat banjir dan tanah longsor telah membuat banyak orang terisolasi di wilayah itu Minggu pagi.
Petugas penyelamat dan anggota Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) menggunakan perahu dan helikopter untuk menyelamatkan mereka. Pemerintah Jepang mengerahkan sekitar 10.000 anggota JSDF ke wilayah bencana.
Menurut ramalan cuaca, hujan akan turun dengan intensitas lebih pada Minggu malam. Sebuah tulisan besar ”SOS” tertulis di lantai bekas sebuah sekolah dasar di kota Yatsushiro. Sekitar 10 orang melambaikan handuk putih kepada sebuah helikopter tim penyelamat dan wartawan.
Sebenarnya banjir dan tanah longsor juga terjadi di Prefektur Kagoshima. Ribuan orang juga mengungsi karena diprediksi banjir dan tanah longsor masih berlanjut. ”Hujan deras diperkirakan berlanjut hingga hari Minggu, dan warga di area itu diimbau bersiaga penuh,” kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (AFP)