Mesir Jadi Episentrum Covid-19 Terbesar Ketiga di Arab, WNI Diminta Waspada
›
Mesir Jadi Episentrum Covid-19...
Iklan
Mesir Jadi Episentrum Covid-19 Terbesar Ketiga di Arab, WNI Diminta Waspada
Saat ini, hanya satu dari sekitar 7.000 WNI di negara tersebut yang positif Covid-19. WNI di Mesir diimbau agar waspada di tengah tingginya kurva positif Covid-19 di negara ini dengan cara menjalankan protokol kesehatan.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·4 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Mesir kini menjadi episentrum Covid-19 terbesar ketiga di dunia Arab setelah Arab Saudi dan Qatar. Menurut Worldometer, hingga hari Minggu (5/7/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Mesir mencapai 75.253 orang, sebanyak 3.343 orang di antaranya meninggal, dan 20.726 orang dinyatakan sembuh. Rata-rata kurva positif Covid-19 terakhir ini di Mesir mencapai lebih dari 1.000 per hari.
Dalam waktu bersamaan, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly mengumumkan penerapan praktik normal baru mulai 27 Juni lalu sebagai upaya menggerakkan perekonomian negara berpenduduk sekitar 100 juta jiwa itu, Dalam kehidupan normal baru itu, pemerintah mengizinkan kembali pembukaan restoran, kafe, bioskop, teater, serta klub-klub sosial dan olahraga dengan maksimal 25 persen dari kapasitas semula.
Pemerintah juga mengizinkan beroperasinya kembali kendaraan umum hingga pukul 21.00, serta memperbolehkan restoran dan kafe hingga pukul 22.00. Otoritas Mesir juga memperbolehkan ibadah shalat lima waktu di masjid-masjid.
Terkait situasi terkini di Mesir tersebut, KBRI Kairo pada hari Minggu (5/7/2020) menggelar diskusi daring bertema ”Covid-19, Lingkungan dan Kita: Upaya Menyikapi dan Menghindari Penularan Covid-19”. Kegiatan ini merupakan bagian dari perlindungan terhadap WNI di Mesir dalam menjalani kehidupan normal baru saat kurva positif Covid-19 masih tinggi di negara itu.
Sejauh ini, hanya satu WNI di Mesir dari sekitar 7.000 WNI di negara tersebut yang positif Covid-19. Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzy dalam pidato pembukaan acara diskusi tersebut mengimbau segenap WNI di Mesir agar waspada dan hati-hati dengan komitmen menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 itu.
Helmy juga menyerukan pada segenap WNI agar bisa mengubah perilaku dan mampu beradaptasi dengan kehidupan normal baru di Mesir, serta tetap berkomitmen menjalankan protokol kesehatan. KBRI telah berupaya membantu WNI di Mesir saat pandemi, seperti penyaluran bantuan logistik, repatriasi WNI ke Tanah Air, membentuk tim medis, dan membuka layanan konsultasi kesehatan secara daring.
Dokter tim medis KBRI Kairo, Masayu Angel Anggraini, dalam acara diskusi tersebut mengimbau, para WNI di Mesir jangan ragu-ragu melaporkan atau menyampaikan kepada layanan konsultasi kesehatan daring KBRI Kairo jika mulai merasakan ada suatu yang terganggu pada kesehatan. Ia mengatakan, KBRI Kairo sejak 10 Juni lalu telah membuka layanan konsultasi kesehatan secara daring untuk seluruh WNI di Mesir.
Menurut Masayu, banyak masyarakat Indonesia di Mesir, khususnya kalangan mahasiswa, belum mengetahui jalur mendapatkan akses kesehatan ke rumah sakit karena minimnya informasi. Ia mengakui, sering sulit menghubungi sambungan telepon (call center) nomor 105 untuk layanan kesehatan Mesir. Karena itu, jika mengalami gangguan kesehatan yang harus dirujuk ke rumah sakit, hendaknya WNI segera dibawa ke rumah sakit terdekat lantaran sering sulitnya menghubungi sambungan telepon 105.
Masayu mengimbau agar segenap WNI di Mesir waspada di tengah tingginya kurva positif Covid-19 di negara ini dengan cara menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan.
Adapun Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, yang turut berbicara dalam diskusi tersebut menyampaikan, ada empat langkah kementerian luar negeri RI dalam memberi perlindungan terhadap WNI di luar negeri saat pandemi ini, yaitu repatriasi, bantuan hukum, bantuan logistik, dan diplomasi.
Repatriasi WNI
Judha mengungkapkan, sejauh ini ada 10.093 WNI telah berhasil difasilitasi kepulangannya melalui repatriasi mandiri. Ia mengimbau, WNI di luar negeri melakukan tiga langkah guna perlindungan diri sendiri, yaitu menjalankan protokol kesehatan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menghindari risiko yang tidak diperlukan, dan menghubungi perwakilan RI.
Sementara dua pembicara lain, yaitu Ira Nur Rasyidah dan Muhammad Ali Faisal, selain menyampaikan secara detail teknis medis terkait Covid-19, juga mengimbau WNI di Mesir menjalankan protokol kesehatan yang ketat mengingat Mesir menjadi salah satu episentrum terbesar Covid-19 di dunia ini.
Ira Nur Rasyidah adalah dokter spesialis paru-paru di RSUD Ulin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sedangkan Muhammad Ali Faisal adalah akademisi pada Universitas Lambung Mangkurat.
Dalam catatan Worldometer, Mesir kini menduduki urutan ke-24 sebagai episentrum terbesar Covid-19 di dunia.