Manajer Manchester City Pep Guardiola menemukan banyak catatan buruk pada musim ini. Ia perlu mencari cara untuk memperbaiki tim agar lebih siap bersaing dalam perebutan gelar juara Liga Inggris musim depan.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
SOUTHAMPTON, SENIN — Setelah gagal mempertahankan gelar juara Liga Inggris pada musim ini, catatan buruk Manchester City terus bertambah di Stadion St Mary, Senin (6/7/2020) dini hari WIB. Mereka dikalahkan Southampton, 0-1, di stadion itu dan Manajer Manchester City Pep Guardiola menatap musim tersuram dalam kariernya sebagai pelatih.
Southampton dengan permainan defensifnya memaksa Guardiola untuk pertama kalinya menelan kekalahan tandang ketiga secara beruntun. Pada dua laga tandang sebelumnya, City dikalahkan Manchester United dan Chelsea. Guardiola belum pernah merasakan rentetan kekalahan seperti ini ketika masih melatih Barcelona ataupun Bayern Muenchen.
Secara keseluruhan, City telah menelan sembilan kekalahan pada musim ini. Jika menelan satu kekalahan lagi, City bakal menyamai rekor buruk pada musim 2015-2016 ketika masih ditangani manajer Manuel Pellegrini. Waktu itu, City era Pellegrini menelan 10 kekalahan dalam semusim.
Catatan buruk lainnya adalah tidak efektifnya serangan City saat melawan Southampton. City menikmati penguasaan bola hingga 73,7 persen, tetapi tidak mampu mencetak satu gol pun meski telah menembak sebanyak 26 kali. Selama Guardiola menangani City sejak 2016, City belum pernah menembak sebanyak itu dalam satu laga di Liga Inggris tanpa bisa mencetak gol.
Sementara Southampton hanya melakukan delapan tembakan untuk membuahkan satu gol yang dicetak Che Adams. Gol itu pun terjadi berkat kesalahan City saat membangun serangan. Penyerang sayap Southampton, Stuart Amstrong, mencuri bola dari bek City, Oleksandr Zinchenko. Adams kemudian segera menendang bola itu dari tengah lapangan setelah melihat kiper City, Ederson, berdiri jauh dari gawangnya.
”Kami melakukan satu kesalahan dan mereka (Southampton) memberikan hukuman. Kami perlu memperbaiki diri karena hal semacam ini sering terjadi pada musim ini,” ujar Guardiola. Tanpa perubahan signifikan, kata Guardiola, City jelas tidak akan mampu bersaing untuk merebut trofi Liga Inggris musim depan.
Menurut Guardiola, elemen terpenting yang hilang dari City pada laga tersebut adalah penyelesaian akhir. Ia menilai timnya tetap bisa menciptakan banyak peluang gol dan memiliki determinasi tinggi untuk memenangi laga. Bisa memaksa 10 pemain Southampton berkumpul di kotak penalti untuk bertahan juga merupakan indikator bahwa City masih bisa menekan lawan seperti biasanya.
Para wartawan pun kemudian bertanya kepada Guardiola apakah mencari pemain baru merupakan jalan keluar bagi City untuk menghadapi musim depan yang lebih keras. ”Saya rasa tidak,” jawab Guardiola.
Di St Mary, Guardiola merotasi pemain sehingga komposisi skuad berbeda dibandingkan saat mengalahkan Liverpool, 4-0, pada laga sebelumnya. Setidaknya ada enam perubahan yang dilakukan, termasuk mencadangkan gelandang serang Kevin De Bruyne. Namun, tanpa gelandang asal Belgia itu, City tetap bisa menekan.
Intensitas serangan tetap sama meski skuad telah dirotasi merupakan bukti yang dipakai Guardiola untuk menunjukkan timnya masih punya kedalaman skuad. Sekali lagi Guardiola hanya merasa timnya kehilangan konsentrasi dan penyelesaian akhir yang tajam. City juga merindukan striker Sergio Aguero yang kini masih cedera.
Gol Adams
Berkebalikan dengan yang dialami Guardiola dan City, Adams merasakan kebahagiaan yang tak terlupakan setelah mencetak gol tunggal itu. Selain menjadi gol kemenangan, itu merupakan gol pertama Adams sejak April 2019 ketika ia masih membela Birmingham City di Divisi Championship.
Artinya, penyerang berusia 23 tahun ini telah menjalani 30 laga terakhir tanpa bisa mencetak gol. Ia dibeli Southampton pada musim panas lalu seharga 15 juta pounds atau Rp 270 miliar dan kini telah menjalani 25 laga, termasuk laga kontra City.
”Ketika mendengar begitu banyak pemain yang menyelamati Adams ketika berjalan ke ruang ganti, Anda tahu betapa gembiranya tim melihat Adams kembali mencetak gol,” kata Manajer Southampton Ralph Hasenhuttl, dikutip BBC.
Gol itu tidak hanya berarti bagi Adams, tetapi juga tim secara keseluruhan. Sebelum menghadapi City, Southampton sudah mengoleksi 40 poin dan jumlah tersebut sudah lebih banyak dibandingkan dengan poin yang mereka raih pada dua musim sebelumnya. Kini Southampton berada di peringkat ke-13 dengan 43 poin.
Selain Adams, kiper Southampton Alex McCarthy juga tampil brilian dengan enam penyelamatan. Pertahanan Southampton semakin rapat berkat penampilan gemilang dua bek tengah mereka, Jack Stephens dan Jan Bednarek. Hasenhuttl menyebut timnya menunjukkan penampilan terbaik yang pernah ia lihat. (AFP/REUTERS)