Pandemi Covid-19 hanya membatasi aktivitas luar ruang anggota Pramuka, tetapi nilai inti Pramuka akan terus hidup. Anggota di seluruh dunia bisa tetap menerapkannya, kendati hanya berkegiatan di dalam rumah.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
Kepramukaan yang identik dengan aktivitas luar ruangan tidak bisa dijalankan selama pandemi Covid-19. Namun, kondisi itu tidak melunturkan nilai inti Pramuka yang telah tertanam di setiap anggotanya.
Di Indonesia, nilai inti Pramuka di Indonesia tertuang dalam Trisatya dan Dasadarma yang didasarkan pada ”Promise and Law” yang disusun oleh Bapak Pramuka Dunia Baden Powell. Substansi Trisatya, yaitu menjalankan kewajiban kepada Tuhan, negara kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama, mempersiapkan diri membangun masyarakat, dan menempati Dasadarma.
Adapun contoh dari Dasadarma Pramuka adalah cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, rajin, terampil, dan gembira, serta bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Anggota Pramuka di seluruh dunia harus memiliki sikap ketahanan (resilience) untuk menyikapi kondisi yang tidak bisa diprediksi, seperti pandemi.
Lord Michael Baden-Powell of Gilwell, cucu dari Baden Powell sekaligus Baron Keempat Baden Powell mengatakan, nilai-nilai Kepramukaan telah melintasi zaman dan akan terus hidup. Anggota Pramuka di seluruh dunia harus memiliki sikap ketahanan (resilience) untuk menyikapi kondisi yang tidak bisa diprediksi, seperti pandemi.
Dia percaya, pandemi Covid-19 akan berakhir suatu hari nanti seperti wabah ataupun pandemi penyakit yang pernah terjadi sebelumnya. Para akademisi dan ilmuwan kesehatan di seluruh dunia sedang berjuang menemukan obat dan vaksin Covid-19.
”Sisi lain dari pandemi Covid-19 adalah kita masih bisa berkomunikasi satu sama lain, meskipun berbeda negara tempat tinggal, menggunakan teknologi digital. Di Melbourne (Australia), misalnya pengurus Pramuka memanfaatkan multimedia untuk menyampaikan nilai-nilai Kepramukaan setiap Senin,” ujar Lord Michael Baden-Powell of Gilwell dalam dialog virtual ”Knows Further About Lord Michael Baden-Powell of Gilwel”, Sabtu (4/7/2020) sore.
Junjung semangat egaliter
Dialog virtual itu diselenggarakan oleh Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta. Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi selaku Ketua Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta Gerakan Pramuka Indonesia membuka dialog. Jumlah peserta dialog mencapai sekitar 1.400 anggota dan pembina Pramuka di 12 negara.
Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan gerakan Kepramukaan selalu menekankan egaliter. Kepada anggota dari generasi lebih muda, anggota berusia lebih tua perlu duduk sejajar dan mendengarkan. Sikap itu merupakan bentuk komunikasi terbaik.
Dia juga mengingatkan, Kepramukaan selalu cinta perdamaian. Pesan ini akan terus relevan. Di salah satu Jambore Pramuka yang pernah dia hadiri, Mangkubumi melihat banyak anggota datang dari berbagai latar belakang budaya dan negara. Semuanya berkumpul dan berkomunikasi dengan damai. Politisi sekiranya perlu mencontoh.
Chairperson World Scout Committee Craig Turpie menyampaikan, Jambore Pramuka selalu menjadi ajang selebrasi keberagaman. Aktivitas kebersamaan yang berlangsung membuktikan bahwa hidup harmoni dengan berbagai latar belakang itu bisa.
Menurut dia, pandemi Covid-19 membatasi aktivitas luar ruang anggota Pramuka di seluruh dunia. Namun, ketika seseorang mau selalu peduli terhadap sesama, itulah Pramuka.
Asia Pacific Region-World Organisation of the Scout Movement Regional Director 2002-2013 Abdullah Rasheed membenarkan nilai inti Kepramukaan tidak akan luntur dalam diri anggota. ”Promise and Law” yang disusun oleh Baden Powell membentuk karakter yang akan selalu melekat ke kepribadian, bahkan ketika anggota menduduki posisi tertentu di masyarakat.
Terkait dengan pandemi Covid-19, moto ”siap sedia” yang selalu digaungkan organisasi tetap relevan. Dia berharap, para anggota Pramuka di seluruh dunia tetap menjaga kesehatan dan berpikir positif.
Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia Hasto Pratisto Yuwono menyampaikan, Kepramukaan melengkapi pendidikan formal sekolah dan informal di keluarga. Aktivitas yang dilakukan bertujuan untuk mendidik budi pekerti.
”Melalui Kepramukaan, kaum muda diajarkan agar tumbuh menjadi berguna bagi diri sendiri dan bangsa. Selama masa pandemi Covid-19, beberapa anggota turut membantu upaya pencegahan dan penanganan di garda terdepan,” katanya.