Wisata Megalitikum di Poso Dibuka, Protokol Kesehatan Diterapkan
›
Wisata Megalitikum di Poso...
Iklan
Wisata Megalitikum di Poso Dibuka, Protokol Kesehatan Diterapkan
Situs-situs megalitikum di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, telah dibuka untuk wisata. Sejauh ini, sudah ada wisatawan yang berkunjung, dengan mematuhi protokol pencegahan Covid-19.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Situs-situs megalitikum di Lembah Behoa dan Lembah Bada di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, telah dibuka untuk wisatawan. Wisata dibuka dengan jaminan pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19.
Kepala Seksi Konservasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo Caniago Hidayat menyatakan, situs-situs tersebut dibuka sejak pertengahan Juni bersamaan dengan dimulai era normal baru.
”Karena era normal baru, protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 dijalankan, yang pada prinsipnya sama dengan praktik di ruang publik, seperti selalu mencuci tangan atau membersihkan tangan dengan cairan pembersih, jaga jarak antarpengunjung,” katanya di Palu, Sulteng, Senin (6/7/2020). Wilayah kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo meliputi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo.
Karena era normal baru, protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 dijalankan, yang pada prinsipnya sama dengan praktik di ruang publik, seperti selalu mencuci tangan atau membersihkan tangan dengan cairan pembersih, jaga jarak antarpengunjung.
Informasi terkait praktik normal baru itu telah disampaikan ke juru pelihara di situs-situs megalitikum di Lembah Behoa, Kecamatan Lore Tengah, dan Lembah Bada, Kecamatan Lore Barat, Poso. Poster-poster sederhana juga dipasang di situs-situs untuk mengingatkan pengunjung.
Standar operasi normal baru di situs-situs tersebut secara umum, antara lain, adalah pengunjung situs wajib mengenakan masker, menjaga jarak minimal 1 meter antarpengunjung. Sebelum memasuki situs, juru pelihara situs mengukur suhu tubuh para tamu.
Apabila ada tamu yang suhu tubuhnya 38 derajat celsius atau lebih, ia wajib mengikuti standar perlakuan terhadap orang yang diduga terkait Covid-19 dengan membawanya ke pusat layanan kesehatan terdekat. Para pengunjung juga wajib mencuci tangan di area masuk situs. Untuk juru pelihara situs, jika mengalami batuk dan influenza, mereka dianjurkan untuk istirahat di rumah atau berobat ke layanan kesehatan setempat.
Waktu dibukanya situs-situs megalitikum juga berubah. Pada setiap Senin, situs tidak dibuka karena juru peliharanya libur. Mereka diliburkan agar kesehatan tetap terjaga. Di luar hari itu, situs dibuka mulai pukul 08.00-16.00 Wita. Situs ditutup pada malam hari, hal yang sebelum era pandemi tak diberlakukan.
Benda-benda megalitikum tersebar di banyak titik, terutama di Lembah Behoa dan Lembah Bada. Sedikitnya ada 80 situs yang ditetapkan Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo dengan macam-macam benda atau tinggalan megalitikum di dalamnya, seperti patung atau arca, kalamba (tempayan), dan menhir.
Di antaranya yang terkenal adalah Situs Tadulako yang merupakan patung bergambar wajah manusia setinggi sekitar 2 meter dan Situs Pokekea yang di dalamnya terdapat banyak kalamba berlukis wajah manusia serta binatang di dinding-dindingnya di Lembah Behoa. Di Lembah Bada, ada Patung Palindo, arca bergambar wajah manusia dengan posisi miring.
Tinggalan megalitikum tersebut tersebar di sawah, padang, bukit, dan hutan. Benda-benda tersebut diyakini dibuat pada 2500 sebelum Masehi.
Juru pelihara Situs Megalitikum Pokekea di Desa Hangira, Kecamatan Lore Tengah, Sunardi Pokiro, menyatakan, pengunjung sudah mulai berdatangan meskipun masih sedikit. Dalam sekitar sebulan terakhir, jumlahnya tak lebih dari 100 orang. ”Pengunjung adalah wisatawan lokal, seperti dari Palu,” katanya.
Normalnya, jumlah pengunjung bisa mencapai 300-600 orang per bulan, termasuk wisatawan mancanegara.
Ia menyebutkan, pengunjung pada umumnya menaati protokol kesehatan yang diterapkan. Mereka membawa sendiri alat pelindung diri, seperti masker dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer). ”Untuk tes suhu tubuh, belum diterapkan karena belum ada alatnya. Menurut rencana, kami meminjam punya desa,” katanya.
Sejauh ini, baru situs-situs megalitkum di Poso, yang dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara di Sulteng, yang dibuka. Obyek wisata unggulan lainnya, seperti Taman Nasional Kepulauan Togean dan Taman Nasional Lore Lindu, masih ditutup di tengah pandemi Covid-19.