Wisatawan Nusantara Mendominasi, Perputaran Uang Tak Terlalu Kencang
›
Wisatawan Nusantara...
Iklan
Wisatawan Nusantara Mendominasi, Perputaran Uang Tak Terlalu Kencang
Pariwisata Banyuwangi perlahan mulai bergerak seiring dengan dibukanya sejumlah akses pariwisata. Namun, perputaran uang di sektor pariwisata belum normal seperti semula.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pariwisata Banyuwangi, Jawa Timur, perlahan mulai bergerak seiring dengan dibukanya sejumlah akses pariwisata. Kunjungan wisatawan saat ini masih didominasi wisatawan Nusantara.
Kendati sudah menggerakkan ekonomi di sektor pariwisata, perputaran uang di sektor pariwisata belum normal seperti semula. Jumlah uang yang dihabiskan wisatawan Nusantara tak setinggi wisatawan mancanegara.
”Dari data kunjungan ke tempat-tempat wisata sejak 29 Juni hingga 6 Juli, ada 15.996 turis yang sudah berwisata di Banyuwangi. Sebanyak 15.992 merupakan wisatawan Nusantara dan hanya 4 orang wisatawan mancanegara,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi M Yanuarto Bramuda di Banyuwangi, Senin (6/7/2020).
Bramuda mengatakan, perputaran ekonomi di sektor pariwisata tidak sekencang sebelum pandemi. Selama ini, sumber perputaran uang terbesar berasal dari wisatawan mancanegara.
”Spending money (rata-rata jumlah uang yang dibelanjakan dalam sehari) wisatawan Nusantara sekitar Rp 1,5 juta per hari. Sementara wisatawan mancanegara bisa mencapai Rp 2,7 juta per hari,” ungkap Bramuda.
Spending money wisatawan Nusantara sekitar Rp 1,5 juta per hari. Sementara wisatawan mancanegara bisa mencapai Rp 2,7 juta per hari
Bramuda mengatakan, di tahun 2020 kunjungan diprediksi turun drastis 60 persen hingga 70 persen dari tahun sebelumnya. Pembatasan sosial dan kehati-hatian membuat wisatawan memilih menunda liburannya ke Banyuwangi.
Belum pulihnya kunjungan wisatawan mancanegara diakui oleh pengelola Didu’s Home Stay, Maya Djoko Subagio. Penginapan yang berada di kawasan perdesaan tersebut kerap menjadi tempat tujuan wisatawan mancanegara.
”Biasanya yang menginap di sini ialah wisatawan dari Eropa, Australia, dan Amerika, tetapi seminggu terakhir dari Cepu dan Madiun. Tamu-tamu kami akhir-akhir ini bukan kelompok traveler, tetapi tamu keluarga,” ujar Maya.
Bagi penyedia jasa penginapan, dominasi wisatawan Nusantara tidak terlalu berdampak. Didu’s Home Stay memasang tarif yang sama untuk wisatawan mancanegara ataupun wisatawan nusantara.
Sementara Santika Hotel sampai saat ini masih bersandar pada tamu-tamu bisnis dengan perjalanan dinas. ”Hampir 80 persen tamu kami merupakan tamu dengan urusan bisnis. Mereka menginap karena ada urusan pekerjaan yang ada di Banyuwangi,” ujar General Manager Santika Hotel Banyuwangi Indra Muaz.