198 Anak di Jabar Terinfeksi Covid-19, Mayoritas Tertular dari Orangtua
›
198 Anak di Jabar Terinfeksi...
Iklan
198 Anak di Jabar Terinfeksi Covid-19, Mayoritas Tertular dari Orangtua
Sejumlah 198 anak di Jawa Barat terinfeksi Covid-19. Mayoritas dari mereka tertular melalui orangtuanya. Proteksi kesehatan mesti ditingkatkan agar penularannya tidak meluas.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 198 anak di Jawa Barat terinfeksi Covid-19. Mayoritas dari mereka tertular melalui orangtuanya. Proteksi kesehatan mesti ditingkatkan agar penularannya tidak meluas.
Anak yang dimaksud berusia 0-18 tahun. Lebih dari 100 anak sembuh, tetapi empat anak meninggal. Data itu dikumpulkan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jabar hingga 30 Juni 2020.
”Kebanyakan tertular dari orangtuanya yang masih bekerja saat pandemi Covid-19,” ujar Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium GTPP Covid-19 Jabar Siska Gerfianti di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (7/7/2020).
Siska mengingatkan orangtua agar meningkatkan perlindungan kesehatan anak. Salah satunya menerapkan protokol kesehatan saat pulang ke rumah.
Sekretaris Dinas Kesehatan Jabar itu mengatakan, sebaiknya orangtua mandi di kantor sebelum pulang ke rumah. Namun, jika fasilitas mandi tidak tersedia, alas kaki, pakaian, dan benda-benda yang dibawa wajib disemprot disinfektan sebelum masuk ke rumah.
”Ini sering dilupakan. Padahal, ketika bertemu banyak orang di luar, bisa saja ada droplet menempel. Jadi, harus disiplin menerapkan pola ini,” ujarnya.
Orangtua agar meningkatkan perlindungan kesehatan anak. Salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan saat pulang ke rumah.
Meskipun sudah disemprot menggunakan disinfektan, orangtua disarankan tidak langsung melakukan kontak fisik dengan anak. Disarankan mandi terlebih dahulu untuk memastikan kebersihan tubuh dari virus korona baru.
Anak juga perlu diedukasi mengenai pencegahan Covid-19. Beberapa di antaranya menggunakan masker saat di luar rumah, rajin mencuci tangan menggunakan sabun, serta mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Ancaman penularan Covid-19 meningkat seiring diterapkannya fase adaptasi kebiasaan baru (AKB). Warga kembali beraktivitas di luar rumah dan berpotensi menimbulkan kerumunan.
Ironisnya, di pusat perbelanjaan, kafe, dan lokasi hari bebas kendaraan bermotor (car free day), masih ditemui orangtua yang membawa anak. Hal ini bisa memperbesar risiko penularan karena tempat-tempat tersebut berpotensi menimbulkan keramaian.
”Kalau tidak terlalu perlu, hindari membawa anak ke kerumunan. Upayakan agar anak tetap di rumah,” ucapnya.
Siska menambahkan, pihaknya masih menemukan anak tanpa mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Padahal, masker atau face shield sangat diperlukan untuk menghindari terkena droplet.
Perubahan pola asuh
Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jabar Atalia Praratya Kamil menuturkan, orangtua juga perlu memerhatikan kesehatan psikis anak. Mengubah pola asuh agar anak tidak jenuh dan beraktivitas di rumah dengan menyenangkan.
“Orangtua harus lebih sabar. Jaga kesehatan psikis anak dengan menemukan hobi-hobi baru sekaligus menggali potensi mereka,” ucapnya.
Atalia juga menyarankan orangtua mengawasi penggunaan gawai pada anak. Sebab, keseringan memakai gawai kerap dijadikan alasan anak karena aktivitas belajar jarak jauh.
”Anak juga butuh waktu untuk melakukan gerak tubuh. Atasi rasa bosan dengan melatih berbagai keterampilan,” ujarnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) yang diperbarui, Selasa pukul 17.11, kasus positif berjumlah 3.779 orang. Sejumlah 1.763 orang sembuh dan 180 orang meninggal.