Pelacakan Kasus di Sulut Terhambat Keterbatasan Pemeriksaan Sampel
›
Pelacakan Kasus di Sulut...
Iklan
Pelacakan Kasus di Sulut Terhambat Keterbatasan Pemeriksaan Sampel
Pelacakan kasus Covid-19 di Sulawesi Utara masih dibayangi masalah yang sama, yaitu rendahnya kapasitas pemeriksaan sampel usap tenggorokan atau ”swab”. Hingga kini terdata 3.810 sampel yang antre untuk diperiksa.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Pelacakan kasus Covid-19 di Sulawesi Utara masih terhambat minimnya kapasitas pemeriksaan sampel usap tenggorokan atau swab. Kemampuan pemeriksaan tak sebanding dengan jumlah sampel yang diambil setiap hari. Kendati begitu, status Sulawesi Utara telah naik dari zona merah ke zona jingga.
Hingga Selasa (7/7/2020) siang terdapat total 1.218 kasus Covid-19 di 15 kabupaten dan kota di Sulawesi Utara (Sulut). Sebanyak 809 kasus masih aktif, 317 kasus dinyatakan sembuh, dan 92 kasus meninggal.
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut, Steaven Dandel, mengatakan, total 15.924 sampel usap telah dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR). Sampel yang hasilnya telah diterbitkan sebanyak 11.776, sebanyak 1.995 di antaranya positif.
Dengan jumlah tersebut, tingkat kasus positif (positivity rate) Sulut mencapai 16,9 persen. ”Dari yang positif itu, 1.191 sampel adalah kasus positif baru, sedangkan 804 sampel positif follow up (pemeriksaan lanjutan kasus yang telah dikonfirmasi),” kata Steaven.
Meski demikian, masih ada 3.810 sampel yang mengantre untuk diperiksa. Semuanya tersebar di tiga laboratorium, yaitu Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado (1.668 sampel), Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado (318 sampel), serta satu laboratorium di luar daerah (1.824 sampel).
Menurut Steaven, penumpukan jumlah sampel di laboratorium (backlog) masih menjadi masalah yang terus merundung kegiatan surveilans laboratorium di Sulut. ”Kapasitas pemeriksaan laboratorium setiap hari tidak sebanding dengan agresivitas tim surveilans gugus tugas di lapangan yang rata-rata 400 sampel per hari,” katanya.
Pada Senin (6/7/2020), misalnya, gugus tugas Covid-19 di provinsi dan kabupaten/kota di Sulut mengambil 338 sampel. Pada Jumat (3/7/2020), sebanyak 456 sampel juga diambil dari proses surveilans. Namun, jumlah sampel yang dapat diuji di BTKLPP Manado hanya berkisar 100-200 buah, sedangkan di BBPOM Manado sebanyak 90 sampel per hari.
Terkait dengan hal ini, Steaven mengatakan, Gugus Tugas Covid-19 Sulut terus mempercepat peningkatan kapasitas pemeriksaan laboratorium. Pada Jumat lalu, tim gugus tugas Covid-19 nasional berkunjung ke Manado untuk meninjau laboratorium. ”Alat-alat bantuan akan dikirimkan,” kata Steaven.
Penumpukan jumlah sampel di laboratorium (backlog) masih menjadi masalah yang terus merundung kegiatan surveilans laboratorium di Sulut.
Juru bicara BTKLPP Manado, Vivi Polak, mengatakan, sekitar 1.000 sampel yang mengantre telah dikirim ke jaringan laboratorium Kementerian Kesehatan di Makassar dan Jakarta. Menurut data Gugus Tugas Covid-19 Sulut, sejak awal pandemi, sebanyak 3.979 sampel sudah dikirim ke dua laboratorium tersebut, 1.824 di antaranya yang masih mengantre.
BTKLPP Manado, hingga 2 Juli 2020, sudah memeriksa 8.399 sampel. Namun, masih ada 1.668 sampel yang mengantre. ”Kami akan mengirim sebagian besar yang masih mengantre ke laboratorium jaringan kami di luar daerah,” kata Vivi.
Di tengah kesulitan tersebut, Steaven juga menyatakan, Sulut telah berstatus zona jingga atau risiko sedang pada pekan keempat Juni 2020. Dari 14 indikator penentu, Sulut mendapatkan skor risiko 2,01, lebih baik dari pekan sebelumnya, yaitu 1,67 yang menggolongkannya dalam zona merah dengan risiko penularan tinggi.
”Terjadi perbaikan pada indikator kesembuhan kasus positif dan kasus PDP (pasien dalam pengawasan) yang dinyatakan sembuh. Surveilans laboratorium juga terus meningkat,” kata Steaven.
Tren positif terus berlanjut. Selama 1-6 Juli 2020, sebanyak 104 pasien positif dinyatakan sembuh, sedangkan yang meninggal hanya 10 kasus. Sementara itu, Sebanyak 357 PDP dinyatakan sembuh per 6 Juli dengan pertambahan 29 orang selama dua hari terakhir.
Melihat perkembangan ini, Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sulut Jemmy Kumendong berharap warga dapat membantu Gugus Tugas Covid-19 Sulut dengan cara mematuhi protokol kesehatan. Warga diimbau selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan lebih sering mencuci tangan.
Meski demikian, perkembangan positif secara umum di Sulut tak sejalan dengan kondisi Kota Manado. Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengatakan, Manado masih masuk dalam zona merah. Dari 1.218 kasus, 793 kasus terpusat di Manado.
Kendati begitu, Vicky tak menyebut landasan skor ataupun capaian indikator penanganan pandemi di Manado. Untuk sementara, beberapa kebijakan pun diambil, seperti penundaan pembukaan mal.