Tren bersepeda di DKI Jakarta tidak hanya terlihat di jalanan. Tempat wisata juga banyak diserbu pengunjung bersepeda. Dukungan berupa peningkatan fasilitas pun sangat diharapkan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tren bersepeda di DKI Jakarta tidak hanya terlihat di jalanan. Tempat wisata juga banyak diserbu pengunjung bersepeda. Dukungan berupa peningkatan fasilitas pun diharapkan agar mendukung mobilitas masyarakat tanpa kendaraan bermotor.
Beberapa tempat wisata di Jakarta mencatat adanya kenaikan pengunjung yang membawa sepeda. Contohnya di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan, yang sudah memasuki minggu ketiga pembukaan kembali operasional di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Pada Minggu, 5 Juli 2020, tercatat ada 568 sepeda yang masuk ke TMR. Jumlah itu meningkat dibanding 403 sepeda yang masuk pada 28 Juni 2020. Kepala Satuan Pelaksana Promosi TMR Ketut Widarsono mengatakan, pengunjung yang membawa sepeda terbanyak di akhir pekan.
”Pesepeda ini terbanyak di akhir pekan, khususnya hari Minggu. Minggu lalu, misalnya, dari sekitar 1.400 pengunjung, hampir sepertiganya membawa sepeda,” katanya saat dihubungi Kompas, Selasa (7/7/2020).
Kenaikan jumlah pengunjung yang membawa sepeda juga dicatat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Manager Informasi Budaya Wisata TMII Diah Tri Irawati mengatakan, ribuan pesepeda datang ke sana setiap hari.
Menurut catatan TMII, jumlah pengunjung dengan sepeda di hari kerja sekitar 2.500-3.000 pengunjung. Pada akhir pekan, jumlah pesepeda bisa 5.000-8.000 pengunjung atau hampir setengah kapasitas maksimal 20.000 pengunjung per hari.
”Sebelum adanya Covid-19 atau kondisi normal, bersepeda belum booming seperti sekarang. Jadi sekarang lebih banyak para pengunjung yang datang untuk bersepeda,” katanya.
Sejauh ini, TMII tidak memungut biaya untuk pengunjung yang membawa sepeda. Sementara itu, pesepeda akan diawasi oleh petugas gabungan yang berpatroli untuk menyosialisasikan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, dan ikut membantu menertibkan lalu lintas.
Rukmini (51), warga yang mulai gemar bersepeda, merasa lebih aman bersepeda di tempat wisata, seperti TMII yang sebelumnya juga menyediakan fasilitas sewa sepeda.
”Kalau di tempat wisata, kan, enggak banyak kendaraan, seperti motor atau mobil. Kami pengunjung juga merasa aman dari Covid-19 karena pengunjungnya disaring dulu dan ada yang mengawasi,” ujarnya.
Senada dengan pernyataan warga, Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mendukung kegiatan bersepeda di obyek wisata. Dukungan ini termasuk kaitannya dengan pencegahan penyebaran penyakit Covid-19.
”Pesepeda jadi mudah dikontrol di kawasan tertutup,” ujarnya yang dihubungi Kompas, hari ini.
Survei The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) melaporkan, minat pesepeda meningkat hingga 1.000 persen saat PSBB di Jakarta dibanding Oktober 2019. Tren tersebut, menurut Djoko, terjadi karena bersepeda dianggap lebih aman dan meningkatkan imun terhadap tubuh di masa pandemi.
”Namun, baru sebatas bersepeda untuk berolahraga, belum membudaya bersepeda untuk aktivtas keseharian,” ujarnya lagi.
Untuk semakin membudayakan bersepeda, Djoko menyarankan, tren ini agar didukung dengan penyediaan jalur bersepeda untuk transportasi aman dan nyaman. Selain itu, fasilitas penyewaan sepeda juga perlu diperbanyak dan diperluas.
Fasilitas penyewaan sepeda sudah ada di sejumlah tempat wisata. Di Jakarta, ada di TMII, Ancol, Kota Tua, dan terbaru di Monumen Nasional. Momentum ini bisa dimanfaatkan untuk menyediakan sistem penyewaan sepeda dengan memanfaatkan teknologi, seperti di banyak negara.