Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan anggota gugus tugas Covid-19 terus berupaya mendisiplinkan masyarakat dengan menggelar razia penggunaan masker. Warga yang tidak menggunakan masker langsung dites usap.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan anggota gugus tugas Covid-19 terus berupaya mendisiplinkan masyarakat dengan menggelar razia penggunaan masker. Jika ada warga masyarakat tidak menggunakan masker, langsung dilakukan tes usap (swab) di lokasi. Setelah itu, sampel dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Jika ada masyarakat tidak pakai masker akan langsung kami swab. Swab yang diambil dikirim ke Laboratorium Universitas Tanjungpura, Pontianak, untuk diperiksa lebih lanjut. (Harisson)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Selasa (7/7/2020), mengatakan, untuk menegakkan kedisiplinan masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, Dinas Kesehatan bersama TNI dan Polri terus merazia penggunaan masker. Sasarannya masyarakat yang berolahraga dan yang menggunakan sepeda motor.
”Jika ada masyarakat tidak pakai masker, akan langsung kami swab. Swab yang diambil dikirim ke Laboratorium Universitas Tanjungpura, Pontianak, untuk diperiksa lebih lanjut,” ujar Harisson.
Kapasitas Laboratorium Universitas Tanjungpura sudah lebih besar. Saat ini Laboratorium Tanjungpura mampu memeriksa 150 sampel per hari. Kapasitas laboratorium yang semakin baik akan dimanfaatkan sebaik mungkin pula.
Razia itu dilakukan sejak Senin (6/7/2020) sore. Ada 68 orang yang diambil sampel usap di Pontianak. Mereka tidak menggunakan masker. Razia tersebut terus dilakukan agar masyarakat tertib menjalankan protokol kesehatan, khususnya menggunakan masker.
Masyarakat hendaknya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan, pada Selasa ada lima kasus konfirmasi baru, yakni empat orang di Kabupaten Sanggau dan satu orang di Kabupaten Kubu Raya. Selain itu, ada lima kasus sembuh, yakni dua orang di Kabupaten Sintang, dua orang di Kabupaten Mempawah, dan satu orang di Sanggau.
Harisson menambahkan, kasus di Sanggau terus meningkat sehingga gugus tugas setempat perlu mewaspadai hal itu. Kasus baru Covid-19 tersebut sulit dilacak tertular dari kluster mana karena sudah terjadi transmisi lokal.
Persiapan laboratorium
Sejumlah kabupaten dan kota juga sedang menyiapkan fasilitas tes cepat molekuler (TCM) dan RT PCR agar hasil pemeriksaan lebih cepat diketahui. Pemerintah Kota Singkawang, misalnya, mulai mempersiapkan laboratorium. Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan, pihaknya sudah mengajukan proposal ke Pemerintah Provinsi Kalbar.
Laboratorium di Singkawang jika sudah beroperasi pada tahap awal untuk TCM sambil mempersiapkan untuk mampu melakukan pemeriksaan RT PCR. ”Tempat sudah ada dan dari aspek sumber daya manusia juga siap. Salah satu ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Aziz Singkawang dijadikan laboratorium,” ujar Tjhai Chui Mie.
Ia juga telah memaparkan rencana itu kepada Gubernur Kalbar. TCM mulai aktif awal Agustus. Setelah itu perlahan disiapkan untuk bisa melayani pemeriksaan RT PCR. RT PCR belum bisa dilakukan dalam waktu dekat karena peralatan masih dipersiapkan.
Laboratorium itu penting untuk melayani pasien di sekitar Singkawang, misalnya Kabupaten Sambas dan Bengkayang. Bahkan, warga dari Kepulauan Riau juga ke Singkawang karena lebih dekat.
Direktur RSUD Abdul Aziz Singkawang Ruchanihadi menambahkan, kemampuan laboratorium di Singkawang nantinya jika sudah beroperasi untuk TCM sekitar empat sampel. Kemudian ketika sudah bisa difungsikan untuk tes RT PCR, kemampuannya 96 sampel.
Kabupaten Sintang juga sedang menunggu sarana untuk tes PCR secara mobile. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang Harysinto Linoh, pihaknya memesan fasilitas uji usap mobile sebulan lalu dan kini sedang menunggu pesanan tersebut tiba. Kapasitas mobileswab jika sudah beroperasi 500 swab per hari.
Harisson optimistis, jika sarana-sarana pemeriksaan sampel usap di daerah-daerah tersebut sudah beroperasi, kebutuhan reagen dapat terpenuhi. Sebab, dunia ke depan akan terus memproduksi reagen.
TCM ada 22 unit di Kalbar. TCM sebetulnya untuk tuberkulosis (TBC), tetapi juga bisa digunakan untuk tes Covid-19. Ada beberapa yang sudah diusulkan untuk digunakan. Di RSUD Soedarso, Pontianak, TCM sudah digunakan. Sementara beberapa rumah sakit rujukan di Kalbar sedang menunggu.