logo Kompas.id
Ironi Petani Kakao Lokal di...
Iklan

Ironi Petani Kakao Lokal di Hari Cokelat Internasional

Produksi kakao nasional cenderung turun ketika kapasitas industri pengolah justru naik beberapa tahun terakhir. Perkembangan industri di hilir bertolak belakang dengan nasib petani kakao sebagai pelaku di hulu.

Oleh
M Paschalia Judith J
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RegJVBWpFZvLUojSFhqTjKb8jJk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20190520_PANEN_B_web_1558342513.jpg
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Duhaena (56), petani kakao di Kelurahan Ulunggolaka, Kecamatan Latembaga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sedang memanen kakao di lahannya, Minggu (19/5/2019).

JAKARTA, KOMPAS — Di tengah perkembangan industri penghasil bahan antara cokelat di dalam negeri, petani kakao justru tidak menunjukkan gairah untuk berproduksi. Produksi dan produktivitas kebun cenderung turun ketika kapasitas industri pengolah kakao justru naik.

Ironi itu terjadi di Hari Cokelat Internasional yang diperingati setiap tanggal 7 Juli. Cokelat merupakan produksi hilir yang berasal dari biji kakao yang ditanam oleh petani.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000