Kasus di Semarang Raya Melonjak, Daya Tampung RS Jadi Perhatian
›
Kasus di Semarang Raya...
Iklan
Kasus di Semarang Raya Melonjak, Daya Tampung RS Jadi Perhatian
Pada Rabu (8/7/2020) pagi, terdapat 2.192 kasus positif kumulatif di Kota Semarang dengan rincian 977 dirawat/isolasi mandiri, 1.006 sembuh, dan 209 meninggal. Pada Senin (6/7/2020), ada penambahan 238 kasus per hari.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 di wilayah Semarang Raya, khususnya Kota Semarang, Jawa Tengah, terus melonjak. Ketersediaan ruang perawatan intensif atau ICU pun menjadi perhatian. Pemprov Jateng mendorong ada arisan ICU di RS-RS rujukan.
Menurut laman informasi Covid-19 Pemkot Semarang, Rabu (8/7/2020) pagi, terdapat 2.192 kasus positif kumulatif dengan rincian 977 dirawat/isolasi mandiri, 1.006 sembuh, dan 209 meninggal. Pada Senin (6/7/2020), ada penambahan 238 kasus per hari.
Sementara menurut data Pemkab Demak, hingga Selasa (7/7/2020), ada 551 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 323 dirawat/isolasi mandiri, 133 sembuh, dan 95 meninggal.
Semisal Kota Semarang tinggi (kasus), sedangkan Kabupaten Semarang rendah. Yang satu PKM, sementara daerah lain tidak, padahal masyarakat bolak-balik masuk di dua wilayah itu. Ini kerentanan yang berbahaya. Maka, kalau semua PKM, akan ditanggulangi bersama. (Ganjar Pranowo)
Berdasarkan data peningkatan itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta setiap kepala daerah di Semarang Raya untuk memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). Kota Semarang baru memperpanjang PKM ke tahap 5.
”Semisal Kota Semarang tinggi (kasus), sedangkan Kabupaten Semarang rendah. Yang satu PKM, sementara daerah lain tidak, padahal masyarakat bolak-balik masuk di dua wilayah itu. Ini kerentanan yang berbahaya. Maka, kalau semua PKM, akan ditanggulangi bersama,” katanya.
Peningkatan kasus tersebut juga dikhawatirkan membuat daya tampung rumah sakit-rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Semarang Raya terancam. Pembahasan dilakukan di kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Selasa (7/7/2020).
Setelah dibahas cukup panjang, Ganjar menawarkan dua solusi. Pertama, adanya RS khusus Covid-19 di RS Bung Karno, Kota Solo. Kedua, adanya arisan ruang ICU di RS-RS yang akan meningkatkan ketersediaan pelayanan ICU.
”(Arisan) caranya bagaimana? Setiap rumah sakit bisa menambah masing masing satu atau dua ruang ICU, lalu (giliran) RS lain juga, dan seterusnya. Dengan demikian, kapasitas ruang ICU di RS akan bertambah banyak,” ujarnya.
Pada rapat tersebut, sejumlah perwakilan RS khawatir peningkatan kasus positif Covid-19 akan membuat RS tak lagi bisa menampung pasien, khususnya ruang ICU.
”Dengan jumlah pasien Covid-19 yang tinggi, kami khawatir ruang ICU tidak mencukupi. Sekarang saja di rumah sakit kami ada pasien yang tidak kebagian ruang ICU. Padahal, selain pasien covid-19, kami juga melayani pasien umum lainnya,” kata Mukhlis, perwakilan dari RSUP Dr Kariadi Semarang.
Hal senada disampaikan sejumlah pengelola rumah sakit. Mereka meminta agar ada solusi untuk mengatasi persoalan ini karena dikhawatirkan pelayanan ICU di RS akan terganggu.