Kluster Covid-19 Baru Bermunculan di Kota Tangerang
›
Kluster Covid-19 Baru...
Iklan
Kluster Covid-19 Baru Bermunculan di Kota Tangerang
Kota Tangerang masih menjadi wilayah yang rawan penyebaran Covid-19. Sejumlah kluster baru terus bermunculan di wilayah tersebut.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Kota Tangerang semakin rawan menjadi tempat penyebaran Covid-19. Sejumlah kluster penyebaran baru bermunculan. Kluster terbaru muncul dari sebuah pondok pesantren.
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah melalui rekaman suara yang diperoleh Kompas, Rabu (8/7/2020), menyampaikan, sejumlah kluster baru bermunculan di Kota Tangerang. Ada kluster dari satu keluarga yang anggota keluarganya tertular dari sang ayah.
”Kalau melihat datanya itu ada kluster baru. Di (kecamatan) Karang Tengah ada keluarga yang ayahnya sakit dirawat karena stroke. Dia menularkan ke anak-anaknya, empat orang yang tertular. Jadi total lima kasus,” kata Arief.
Arief menambahkan, ada pula kluster baru dari satu keluarga di Kelurahan Karang Timur, Kota Tangerang, Banten. Selain itu, di Kecamatan Benda seorang sopir menularkan Covid-19 ke anak dan istrinya.
Kluster terbaru muncul dari sebuah pondok pesantren di Kota Tangerang. Arief menjelaskan, salah seorang ustaz yang baru kembali dari Madura, Jawa Timur, menularkan Covid-19 kepada empat rekannya. Dengan demikian, ada lima orang yang tertular Covid-19 di pondok pesantren tersebut.
”Mereka sebagian sudah ada yang saya tahu muridnya dites kalau harus belajar. Muridnya harus rapid test. Nah ini, kok, ustaznya tidak (menjalani) rapid test, jadi membawa virus,” ujarnya.
Arief tidak menyebutkan pondok pesantren mana yang menjadi kluster baru. Namun, ia mengatakan, setelah satu ustaz itu dinyatakan positif, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tangerang langsung melakukan pelacakan kontak. Penghuni pondok pesantren menjalani tes cepat dan setelah ada yang reaktif, mereka diminta untuk menjalani tes usap tenggorokan. Hasilnya lima orang ustaz terkonfirmasi positif Covid-19.
Arief tidak menyebutkan pondok pesantren mana yang menjadi kluster baru. Namun, ia mengatakan, setelah satu ustaz itu dinyatakan positif, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tangerang langsung melakukan pelacakan kontak. Hasilnya lima ustaz terkonfirmasi positif Covid-19.
”(Tidak ada santri yang kena). Itu semua sudah hasil tracing,” kata Arief.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra mengatakan, pondok pesantren menjadi lokasi yang sangat khas karena sifatnya yang boarding. Berbeda dengan sekolah biasa yang terbuka, lingkungan di pondok pesantren cenderung lebih terisolasi. Dengan sifatnya yang demikian, penyebaran Covid-19 bisa sangat sulit masuk ke lingkungan pondok pesantren. Namun, itu dengan syarat tidak ada satu anggota pondok pesantren yang tertular.
”Kalau sudah ada satu yang lolos (tertular). Ini akan sangat berisiko. Karena dia akan berinteraksi dan mengenai komunitas di dalamnya,” kata Hermawan.
Hermawan mengkritisi langkah Pemkot Tangerang yang melakukan tes cepat setelah satu ustaz terkonfirmasi positif Covid-19. Seharusnya, kata Hermawan, semua anggota pondok pesantren langsung diarahkan untuk menjalani tes usap tenggorokan. Ia juga menyayangkan tes hanya dilakukan kepada para santri dan ustaz tidak menjalani tes setelah tiba dari luar kota.
”Karena kalau tes cepat itu percuma, tingkat keakuratannya tidak setinggi tes usap,” ucapnya.
Apabila sudah menjadi kluster baru, Hermawan menyarankan semua anggota pondok pesantren dikarantina selama 14 hari. Jangan sampai ada satu anggota pondok pesantren yang dibiarkan berkeliaran ke lingkungan pondok pesantren.
Hermawan juga memandang perlu ada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di setiap pondok pesantren. Gugus Tugas akan sangat berfungsi untuk memonitor pergerakan anggota pondok pesantren. Namun, dari yang diperhatikan Hermawan, pembentukan Gugus Tugas di pondok pesantren belum menjadi sebuah standar.
”Kemudian, program di Dinas Kesehatan Tangerang harus menyentuh upaya pembinaan dan surveilans terhadap pondok pesantren di wilayah itu,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi, yang coba dikonfirmasi perihal bermunculannya kluster baru, tiba-tiba dan sepihak membatalkan kesepakatan wawancara dengan Kompas tanpa alasan yang jelas. Saat dihubungi berkali-kali, panggilan dari Kompas tidak mendapat respons.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi, yang coba dikonfirmasi perihal bermunculannya kluster baru, tiba-tiba dan sepihak membatalkan kesepakatan wawancara dengan Kompas tanpa alasan yang jelas.
Hingga saat ini, Kota Tangerang menempati urutan teratas dengan jumlah pasien terkonfirmasi positif terbanyak di wilayah Tangerang Raya. Berdasarkan data dari infocorona.bantenprov.go.id, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Tangerang 510 orang per 7 Juli 2020. Kota Tangerang Selatan berada di posisi kedua dengan 421 pasien positif dan Kabupaten Tangerang di peringkat ketiga dengan 280 pasien positif.