Kluster Industri di Kota Semarang Ditelusuri, 300 Orang Positif
›
Kluster Industri di Kota...
Iklan
Kluster Industri di Kota Semarang Ditelusuri, 300 Orang Positif
Sebelumnya, Minggu, dilaporkan, 171 orang terkonfirmasi positif. Pelacakan dilakukan guna memutus rantai penularan Covid-19 dari kluster itu. Tim patroli pun diarahkan guna memastikan penerapan protokol kesehatan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang terus melacak kontak erat para karyawan dari tiga perusahaan industri yang terinfeksi Covid-19. Hasilnya, terdapat penambahan dari total 171 orang positif pada Minggu (5/7/2020) menjadi sekitar 300 orang positif pada Rabu (8/7/2020).
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2020) siang, mengatakan, tracking dan tracing dilakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19 dari kluster itu. Tim patroli pun diarahkan ke industri-industri guna memastikan penerapan protokol kesehatan.
”Sekarang (angka positif dirawat/isolasi mandiri Kota Semarang) sudah mencapai 972 orang. Lonjakan memang dari kluster industri atau pabrik tersebut, yakni sekitar 33 persennya. Ya, ini menjadi kluster besar dan akan menjadi fokus kami,” kata Hendrar.
Adapun tiga perusahaan tersebut dari berbagai bidang serta jenis perusahaan. ”Ada garmen, BUMN, migas,” kata Hendrar. Perusahaan itu, antara lain, berlokasi di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang.
Saat ini, pemantauan terhadap industri-industri di Kota Semarang akan menjadi fokus tim patroli. Menurut Hendrar, setiap pabrik diharuskan menyediakan sarana pendukung SOP kesehatan, seperti ruang sterilisasi serta tempat makan dengan pengaturan jaga jarak.
”Tempat makan ini yang biasanya menjadi tempat penularan. Ini harus diatur. Teman-teman yang patroli kami arahkan (pemantauan) ke situ,” kata Hendrar.
Setiap pabrik diharuskan menyediakan sarana pendukung SOP kesehatan, seperti ruang sterilisasi serta tempat makan dengan pengaturan jaga jarak.
Sebelumnya, pada Minggu (5/7/2020) malam, Pemkot Semarang mengungkap temuan kluster baru penularan dari tiga perusahaan. Ketika itu disebutkan, karyawan yang terkonfirmasi positif pada setiap perusahaan tersebut adalah 47 orang, 24 orang, dan yang terakhir lebih dari 100 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, Rabu, menuturkan, tracking dan tracing telah dilakukan mulai Senin (6/7/2020), termasuk ke tempat tinggal karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah pelacakan, diketahui total terdapat 300 orang positif Covid-19 dari kluster tersebut.
”Yang jelas, awal-awal, kasusnya impor dari rumah atau kos-kosan. Lalu, dia kerja di pabrik atau perusahaannya (dan diduga menularkan). Pekerja-pekerja ini juga ada yang dari luar Semarang. Ada yang PDP (pasien dalam pengawasan), tetapi 99 persen OTG (orang tanpa gejala),” katanya.
Saat ditanya nama ketiga perusahaan tersebut, Hakam enggan menjawab. Yang jelas, menurut dia, pelacakan akan terus dilakukan pada kluster itu hingga mata rantai penularannya terputus.
Diminta terbuka
Sekretaris DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jateng Syariful Imaduddin, saat dihubungi, mengatakan, keterbukaan informasi terkait kluster baru di industri penting. Hal itu agar masyarakat, terutama para pekerja, tak menduga-duga perusahaan mana yang dimaksud.
”Potensi penularan di perusahaan padat karya lebih besar ketimbang perusahaan padat modal karena jumlah tenaga kerjanya lebih besar. Penerapan protokol kesehatan masih harus terus diawasi. Keterbukaan penting untuk meningkatkan kewaspadaan, juga kesadaran pada pekerja,” katanya.
Syaiful menuturkan, keterbukaan informasi itu bukan berarti pekerja yang positif akan dikucilkan di masyarakat. Justru, hal tersebut penting untuk edukasi serta pencegahan lebih lanjut.
Saya sudah mendorong agar anggota benar-benar mematuhi protokol kesehatan dengan benar. Sebab, kalau ada PSBB, kita akan terpuruk dan susah untuk bangkit lagi.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongi mengaku terkejut ada perusahaan yang menjadi titik penyebaran Covid-19. Sebab, sejak pertengahan Maret 2020, penerapan protokol kesehatan dalam menghadapi Covid-19 telah disosialisasikan.
Ia pun selalu meminta Apindo kabupaten/kota untuk bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat. ”Saya sudah mendorong agar anggota benar-benar mematuhi protokol kesehatan dengan benar. Sebab, kalau ada PSBB, kita akan terpuruk dan susah untuk bangkit lagi. Ekonomi dan kesehatan berjalan seiring dengan penuh kehati-hatian,” kata Frans.