AC Milan menghambat laju Juventus dalam perburuan scudetto di musim ini. Meskipun kalah, Juve masih unggul tujuh poin atas Lazio di puncak klasemen.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, RABU — Juventus gagal memperlebar jarak poin di puncak klasemen dari urutan kedua Lazio setelah tumbang 2-4 dari AC Milan di Stadion San Siro, Rabu (8/7/2020) dini hari WIB. ”Si Nyonya Besar” unggul dua gol lebih dahulu, tetapi Milan mampu bangkit untuk meraih kemenangan perdana dari Juve sejak Oktober 2016.
Pada laga lain, Rabu dini hari WIB, Lecce mengalahkan Lazio, 2-1. Kekalahan Lazio itu menghadirkan ambisi besar bagi Juventus untuk menambah jarak poin dari ”Si Elang”. Namun, Juve gagal memanfaatkan peluang untuk menambah keunggulan poin atas Lazio menjadi 10 poin. Kegagalan Juve dan Lazio meraih poin di pekan ke-31 membuat kedua tim tetap berjarak 7 poin. Juve mengantongi 75 poin, sedangkan Lazio tetap memiliki 68 poin.
Meski begitu, Pelatih Juventus Maurizio Sarri menilai, kekalahan Lazio tidak memberikan dampak apa pun bagi penampilan anak asuhannya di San Siro. Menurut dia, Juve telah menunjukkan penampilan kelas dunia di satu jam awal laga, kemudian permainan menurun pada sisa pertandingan.
”Saya tidak menganggap (kekalahan Lazio) memberikan perbedaan karena kami hanya fokus pada setiap pertandingan. Saya juga berpikir kami tidak bermain santai setelah unggul 2-0, tetapi kami menerima hukuman penalti yang memicu kami kehilangan kendali,” kata Sarri kepada DAZN.
Juve unggul di awal babak kedua lewat sepakan Adrien Rabiot setelah melakukan gerakan individu dari tengah lapangan di menit ke-47. Kemudian, Cristiano Ronaldo memanfaatkan antisipasi buruk duet lini belakang Milan, Alessio Romagnoli dan Simon Kjaer, untuk mencetak gol ke-30 di seluruh kompetisi musim ini.
Memasuki menit ke-62, Zlatan Ibrahomovic mengembalikan Milan ke pertandingan melalui eksekusi sempurna dari titik putih. Empat menit berselang, Ibrahimovic memberikan asis kepada Franck Kessie untuk membawa ”Si Setan Merah” menyamakan kedudukan.
Semenit setelah menyamakan skor, sebuah serangan balik Milan diakhiri sepakan keras pemain pengganti, Rafael Leao, untuk membawa Milan unggul. Dominasi Milan diakhiri Ante Rebic di menit ke-80 yang memanfaatkan kesalahan koordinasi pemain belakang ”Si Nyonya Besar”. Milan menang 4-2.
Hasil itu membuat ”Si Setan Merah” menjadi tim keempat yang memberikan kekalahan bagi Juve di Liga Italia musim ini. Sebelumnya, Juve telah tumbang ketika bermain tandang melawan Lazio, Napoli, dan Hellas Verona.
Bagi Juve, terakhir kali kebobolan empat gol dalam satu laga terjadi pada laga final Liga Champions 2017. Kala itu, Juve tumbang 1-4 dari Real Madrid dalam laga yang berlangsung di Stadion Millenium, Cardiff, Wales.
Di Liga Italia, Juventus mengalami kekalahan dengan kemasukan empat gol terakhir kali pada pertandingan melawan Fiorentina di Stadion Artemio Franchi, 20 Oktober 2013. Juve juga unggul lewat dua gol dari Carlos Tevez dan Paul Pogba, lalu hattrick Giuseppe Rossi membawa ”Si Ungu” membenamkan Juve 4-2. Meski begitu, Juve mampu meraih scudetto di akhir musim.
Kualitas setara
Pelatih AC Milan Stefano Pioli mengatakan, kemampuan anak asuhannya mengalahkan Lazio dan Juventus dalam dua laga beruntun menunjukkan Milan memiliki kualitas yang setara dengan dua klub teratas Liga Italia itu. Namun, inkonsistensi di awal musim menyulitkan Milan untuk berjuang di papan atas sehingga hanya mampu berjuang untuk memperebutkan tiket Liga Europa di musim ini.
”Kami memahami posisi di klasemen saat ini tidak menunjukkan kualitas Milan yang sebenarnya, Alhasil, kami berkomitmen untuk menjaga fokus, bekerja keras, dan memperbaiki mentalitas bertanding agar selalu menampilkan kemampuan terbaik di setiap laga,” kata Pioli.
Pioli menargetkan Milan bisa finis di urutan kelima untuk kembali tampil di kompetisi Eropa musim depan, yaitu Liga Europa. Kemenangan atas Juve mendongkrak sementara posisi Milan ke peringkat kelima dengan 49 poin. Milan unggul satu poin dari Roma dan Napoli yang masing-masing masih memiliki tabungan satu pertandingan.
Sementara itu, Ibrahimovic sesumbar bahwa dirinya memberikan dampak signifikan bagi Milan di paruh kedua musim ini. ”Apabila saya bermain sejak awal musim, AC Milan pasti memenangi scudetto,” ucap Ibrahimovic yang telah menyumbangkan lima gol dan tiga asis sejak bergabung kembali dengan Milan, Januari 2020.
Kemenangan itu memutus rekor buruk Milan atas Juve. Terakhir kali Milan unggul atas Juve pada Oktober 2016 lewat gol tunggal Manuel Locatelli. Ketika itu laga juga berlangsung di San Siro.
Adapun dalam rekor pertemuan dengan Juve, Milan terakhir kali mencetak lebih dari dua gol ke gawang Juve pada pekan ke-38 Liga Italia musim 2009/2010. Lewat dwigol Ronaldinho dan satu gol Luca Antonini, Milan membenamkan Juventus 3-0 di San Siro. (AFP/REUTERS)