Brimob Jaga Rumah Sakit dan Kawal Pemakaman Jenazah Covid-19 di Ambon
›
Brimob Jaga Rumah Sakit dan...
Iklan
Brimob Jaga Rumah Sakit dan Kawal Pemakaman Jenazah Covid-19 di Ambon
Demi menjamin keamanan tenaga medis, Kepolisian Daerah Maluku menempatkan sejumlah personel Brigade Mobil di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon, Maluku. Mereka juga dapat ditugaskan mengurusi jenazah.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Demi menjamin keamanan tenaga medis, Kepolisian Daerah Maluku menempatkan sejumlah personel Brigade Mobil di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon, Maluku. Mereka juga dapat ditugaskan untuk mengurus pemulasaran, mendoakan, dan mengawal pemakaman jenazah Covid-19.
Berdasarkan pantauan Kompas pada Kamis (9/7/2020), enam anggota Brimob berjaga di halaman depan RSUD Ambon. Mereka mulai bertugas sejak Rabu hingga batas waktu yang belum ditentukan. Sementara pengamanan di dalam gedung diatur oleh pihak manajemen rumah sakit. Untuk urusan pengamanan di dalam, anggota Brimob baru akan membantu jika diminta manajemen.
Berkaca pada kejadian beberapa waktu lalu di rumah sakit ini, kehadiran personel Polri untuk memberikan rasa aman. Jangan sampai kasus kekerasan di rumah sakit terulang kembali.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat mengatakan, pengamanan itu untuk menjamin petugas medis dapat bekerja dengan tenang. ”Berkaca pada kejadian beberapa waktu lalu di rumah sakit ini, kehadiran personel Polri untuk memberikan rasa aman. Jangan sampai kasus kekerasan di rumah sakit terulang kembali,” katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Jomima Orno (38), perawat pasien Covid-19 di RSUD dr Haulussy Ambon, dikeroyok sejumlah anggota keluarga pasien Covid-19 yang meninggal atas nama HK (58). Pengeroyokan di dekat kamar jenazah rumah sakit itu. Keluarga pasien yang berjumlah belasan orang menerobos pengamanan dan masuk ke dalam gedung rumah sakit.
Mereka mencari jenazah HK dan akan membawa pulang. Saat itu, Jomima mengantar jenazah HK dari ruang isolasi ke kamar jenazah. Tiba-tiba ada yang memukul bagian kiri wajah Jomima dan seorang lagi memukulnya berulang kali. Ia berusaha lari, tetapi seorang dari mereka memegang tangannya dan yang lain memukulnya beramai-ramai. Aparat keamanan baru tiba setelah kejadian berakhir.
Menunggu
Keluarga dari almarhum tersebut kemudian pulang dan menunggu arakan jenazah di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Batu Merah. Mereka memenuhi badan jalan dan menyetop mobil jenazah kemudian merampas jenazah itu untuk dimakam sendiri tanpa melalui protokol kesehatan. Aparat keamanan baru tiba di lokasi sekitar 30 menit setelah kejadian.
Terhadap kasus itu, polisi susah menetapkan 14 orang sebagai tersangka. Mereka ada keluarga HK. ”Penyidikan sedang berjalan,” kata Kepala Subbagian Humas Polres Kota Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Inspektur Dua Titan Firmansyah. Sebagian dari mereka juga sudah menjalani tes usap dan hingga kini hasilnya belum diumumkan. Beredar kabar, ada di antara mereka yang positif.
Roem mengatakan, personel Brimob juga akan ditugaskan untuk mengawal pengantaran jenazah hingga pemakaman. ”Bahkan, ada anggota yang sudah disiapkan untuk melakukan pemulasaran jenazah dan mendoakan jenazah. Personel TNI dan Polri siaga membantu penanganan Covid-19,” katanya.
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Maluku Hery Jotlely mengatakan, kehadiran personel keamanan di rumah sakit menjawab kebutuhan tenaga medis. Seusai kasus kekerasan yang menimpa Jomima, pihaknya langsung menemui manajemen rumah sakit dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku. Mereka mengusulkan penempatan aparat keamanan di rumah sakit.
Hery berharap masyarakat memberikan dukungan terhadap kerja tenaga kesehatan yang mengorbankan jiwa dan raganya demi menangani pasien Covid-19 di Maluku. Khusus perawat, sekitar 3.000 orang yang terdaftar dalam PPNI Maluku menjadi garda terdepan. ”Masyarakat mendukung, tenaga kesehatan juga harus memberikan pelayanan terbaik lewat ekspresi diri dan penanganan penyakit,” ujarnya.
Dukungan dari sejumlah pihak diharapkan akan mempercepat penanganan Covid-19 di Maluku. Hingga Kamis pagi, kasus positif Covid-19 di Maluku 837 dengan 466 pasien sembuh dan 17 orang meninggal. Kasus terbanyak ada di Kota Ambon. Dari 11 kabupaten/kota, kini tinggal tiga yang tidak ada kasus, yakni Kabupaten Buru Selatan, Kepulauan Tanimbar, dan Kepulauan Aru.
Kasus Covid-19 sudah meluas hingga dua daerah yang diisolasi selama tiga bulan terakhir, yakni Kota Tual tujuh kasus dan Maluku Tenggara empat kasus. Masuknya virus Covid-19 ke sana masih diselidiki. Selama ini tak ada pergerakan pelaku perjalanan ke sana, baik menggunakan kapal laut maupun pesawat udara.