China kembali menolak dengan tegas tuntutan Amerika Serikat agar Beijing terlibat dalam perundingan senjata yang melibatkan Washington dan Moskwa.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
BEIJING, RABU — China tampaknya makin percaya diri di depan Amerika Serikat. Terkait isu perbendaharaan arsenal nuklir, Beijing mengatakan, dengan senang hati ikut berpartisipasi dalam perundingan pengendalian persenjataan dengan Amerika Serikat dan Rusia.
Akan tetapi, ada satu syarat yang diajukan oleh China, yaitu AS harus mau mengurangi jumlah simpanan hulu ledak nuklirnya sampai hanya sebanyak simpanan nuklir China. Tentu saja syarat itu bukan permintaan sederhana lantaran simpanan nuklir AS diperkirakan mencapai 20 kali jumlah yang dimiliki China.
Kepala Departemen Pengendalian Persenjataan di Kementerian Luar Negeri China, Fu Cong, Rabu (8/7/2020), mengatakan, permintaan itu tentu tidak akan dipenuhi oleh Washington. Oleh karena itu, Fu Cong menambahkan, China tidak tertarik ikut dalam perundingan dengan kedua negara tersebut.
Sebelumnya, AS berkali-kali mengajak China ikut bergabung dalam perundingan trilateral untuk memperluas kesepakatan New START, pakta persenjataan nuklir antara AS dan Rusia yang akan berakhir pada Februari 2021. Akan tetapi, bagi China, ajakan AS itu hanya akal-akalan AS untuk mengalihkan perhatian dan alasan AS untuk mundur dari perpanjangan New START.
AS dan Rusia bertemu di Vienna, bulan lalu, untuk membicarakan penggantian pakta yang membatasi masing-masing dengan 1.550 hulu ledak nuklir yang siap luncur. Presiden AS Donald Trump berkeras meminta China ikut dalam perundingan itu karena China mengembangkan persenjataan nuklir.
Tekanan AS
Perunding AS, Marshall Billingslea, mengatakan, kesepakatan yang baru harus memasukkan pembatasan nuklir China. Ia berharap negara-negara lain bisa mendesak China untuk ikut serta.
”Kesepakatan pengendalian senjata nuklir tiga pihak, dalam pandangan kami, akan efektif mencegah kompetisi senjata nuklir,” ujarnya.
Namun, menurut Fu, alasan AS yang sebenarnya hanya ingin menyingkirkan semua hambatan supaya bisa bebas menunjukkan kekuatan militernya kepada kompetitornya.
Meski menolak ajakan AS, Fu tetap memastikan China tidak akan berpaling dari proses perlucutan nuklir internasional dan siap berdialog dengan Dewan Keamanan PBB untuk membahas tentang pengurangan risiko-risiko nuklir.
Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, AS dan Rusia memiliki lebih dari 90 persen senjata nuklir yang ada di seluruh dunia. Rusia memiliki 6.375 hulu ledak nuklir dan AS 5.800 hulu ledak nuklir. Sementara China ”hanya” memiliki 320, Perancis 290, dan Inggris 215 hulu ledak.
”Tidak masuk akal kalau China yang dianggap mengancam keamanan dunia, sementara AS sendiri menyimpan 6.000 hulu ledak,” kata Fu Cong.
China menilai sebaiknya AS dan Rusia fokus saja untuk menyetujui New START dan terus mengurangi simpanan nuklir mereka. Fu kembali menegaskan, China baru akan ikut bergabung jika simpanan nuklir kedua negara itu sudah sampai sebanyak simpanan nuklir China. (REUTERS/AFP/AP)