Dua Nelayan Asal NTT Hilang di Perairan Timor Leste
›
Dua Nelayan Asal NTT Hilang di...
Iklan
Dua Nelayan Asal NTT Hilang di Perairan Timor Leste
Sebuah perahu nelayan asal Kabupaten Timor Tengah Utara di Provinsi Nusa Tenggara TImur mengalami kecelakaan di perairan Timor Leste. Dua dari empat nelayan yang berlayar dengan perahu itu hingga kini belum ditemukan.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua nelayan asal Nusa Tenggara Timur, Yohanes Nabu (36) dan Primus Taunais (24), ditemukan terdampar oleh otoritas Timor Leste di Pantai Pante Macassar Oecusse, Minggu (5/7/2020). Mereka telah dikembalikan kepada Pemerintah Indonesia melaui Pos Lintas Batas Negara Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Kini, pihak berwenang masih mencari dua rekan mereka, yaitu Jefrianus Naheli dan Yani Naheli, yang masih belum ditemukan. Pencarian dilakukan oleh tim Basarnas Kabupaten Timor Tengah Utara dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam siaran pers yang diterima harian Kompas dari Kantor Penghubung Kedutaan Besar RI Dili, Rabu (8/7/2020), Kepala Kantor Penghubung KBRI Dili Marya Onny Silaban mengatakan, kedua warga asal Desa Oepuah Utara, Kolamtua, Mena, Kabupaten Timor Tengah Utara, yang terdampar itu telah kembali dalam kondisi sehat.
”KBRI berusaha agar WNI dalam keadaan sehat dan aset-asetnya aman ketika kembali ke Indonesia,” kata Marya.
Adelaida Da Rosa, Komandan Imigrasi Oecusse, Timor Leste, mengatakan bahwa kepolisian Timor Leste memastikan kedua warga yang bermata pencarian sebagai nelayan itu mengalami kecelakaan ketika tengah mencari ikan. Berdasarkan pemeriksaan, mereka tidak terlibat dalam kegiatan yang melanggar hukum dan bisa dipulangkan kembali ke Indonesia.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan otoritas kedua negara, Yohanes dan Primus ditemukan oleh warga, Minggu (5/7/2020) malam. Ketika ditemukan, keduanya dalam kondisi lemah dan terdapat luka ringan di perut. Diduga, luka tersebut akibat badan mereka bergesekan dengan pelampung pukat setelah sekitar satu hari terombang-ambing di laut lepas.
Menurut keterangan Yohanes, Primus dan dirinya beserta dua rekannya yang belum ditemukan berangkat melaut pada Sabtu (4/7/2020) pagi. Menggunakan perahu mesin berkekuatan 6 PK, mereka bergerak ke area perairan Kolamtua, Oebubun, Mena. Namun, lima jam berselang sejak keberangkatan, mesin motor mereka mengalami kerusakan. Hal itulah yang membuat mereka terkatung-katung di perairan Kolamtua, Oebubun, Mena.
Berenang
Jefrianus dan Yani berinisiatif keluar dari kapal dengan berenang untuk mencari pertolongan. Namun, setelah seharian menunggu dan keduanya tidak kembali, Yohanes dan Primus mengambil inisiatif yang sama. Keduanya akhirnya terdampar di Oecusse dan ditemukan warga. Sedangkan kedua rekan mereka hingga saat ini belum ditemukan.
Untuk memastikan kondisi kesehatan Yohanes dan Primus, Otoritas Oecusse membawa keduanya ke akomodasi khusus karantina Covid-19. Selama dua hari mereka menjalani pengobatan dan dipantau kondisinya sambil menunggu proses pemulangan ke Indonesia.
Prosedur standar operasi (SOP) di Oecusse selama pandemi adalah setiap warga negara asing ataupun warga negara Timor Leste yang masuk wilayah Timor Leste harus dibawa ke akomodasi khusus karantina Covid-19. Apabila ada WNI terdampar, dia akan diperiksa oleh polisi setempat. Jika pada orang itu tidak ada indikasi melakukan tindak kriminal, KBRI mengupayakan pemulangan WNI tersebut ke wilayah Indonesia melalui PLBN Wini dalam 1-2 hari.
Selama enam bulan terakhir, terdapat tiga kasus nelayan NTT yang terdampar di perairan Distrik Oecusse di Timor Leste. Oecusse berbatasan dengan dua kabupaten di NTT, yaitu Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang. Ketiga kasus tersebut diselesaikan dengan baik dan para nelayan dipulangkan ke Indonesia bersama dengan perahunya. Ombak tinggi, arus laut yang kuat, dan angin kencang di perairan sekitar NTT dan Timor Leste menyebabkan banyak nelayan WNI terdampar di perairan Timor Leste. (*)