Facebook Bergeming, Boikot Iklan Akan Terus Meluas
›
Facebook Bergeming, Boikot...
Iklan
Facebook Bergeming, Boikot Iklan Akan Terus Meluas
Pertemuan para penggagas kampanye #StopHateforProfit dengan Facebook gagal membuahkan hasil. Koalisi hak-hak sipil, penggagas kampanye ini, bertekad terus berjuang dan siap meluaskan boikot ke tingkat global.
Oleh
Yovita Arika
·4 menit baca
Boikot oleh lebih dari 1.000 pengiklan tidak mampu menekan kebijakan Facebook untuk lebih ketat menangani ujaran kebencian dan informasi salah yang beredar di platformnya. Pertemuan koalisi hak-hak sipil Amerika Serikat dengan Facebook pada Selasa (7/7/2020) gagal membuahkan hasil yang signifikan.
Dari 10 tuntutan dalam kampanye #StopHateforProfit, Facebook hanya berjanji akan menempatkan seseorang dengan keahlian hak-hak sipil. Namun, tidak ada komitmen menempatkan orang tersebut pada posisi eksekutif tertinggi (C suite) di Facebook.
Facebook tidak menanggapi tuntutan agar menawarkan bantuan otomatis untuk pengiklan yang kontennya dipasang berdampingan dengan ujaran kebencian. Facebook juga tidak mempunyai jawaban mengapa konten iklan dipasang berdampingan dengan ujaran kebencian.
Tuntutan agar Facebook memberikan opsi bagi korban ujaran kebencian dan pelecehan untuk terhubung dengan perwakilan Facebook secara langsung juga ditolak. Demikian juga tuntutan agar Facebook mengadopsi kebijakan dan praktik moderasi konten akal sehat seperti yang diajukan koalisi Change the Terms.
Facebook juga menolak menghapus pengecualian politik yang memungkinkan beberapa tokoh publik bebas menyampaikan ujaran kebencian di Facebook. Perlawanan terhadap pengecualian politik ini meningkat menyusul komentar Presiden AS Donald Trump terkait unjuk rasa kasus rasial di AS.
Kampanye ini juga menuntut Facebook menemukan dan menghapus kelompok-kelompok publik dan swasta yang fokus pada supremasi kulit putih, antisemitisme, konspirasi penuh kekerasan, penolakan Holocaust, kesalahan informasi soal vaksin, dan penolakan iklim.
Meskipun menolak tuntutan-tuntutan tersebut, Facebook juga tidak menawarkan rencana nyata tentang bagaimana mengatasi banjir informasi salah dan konspirasi kejam di platformnya.
”Kami mengharapkan jawaban yang sangat jelas untuk rekomendasi yang kami berikan dan kami tidak mendapatkannya,” kata Rashad Robinson, Presiden Color of Change, salah satu penggagas kampanye, seusai pertemuan dengan Facebook, seperti dikutip the Guardian, Rabu (8/7/2020).
Pertemuan diselenggarakan secara daring selama satu jam. Dari koalisi hak-hak sipil, selain Robinson ada Presiden dan CEO NAACP Derrick Johnson, Co-CEO Free Press Jessica J Gonzalez, serta Direktur dan CEO Nasional ADL Jonathan Greenblatt. Sedangkan dari Facebook ada CEO Facebook Mark Zuckerberg, COO Facebook Sheryl Sandberg, dan Chief Product Officer Facebook Christopher Cox.
Di laman stophateforprofit.org, koalisi menyatakan Facebook tidak berkomitmen pada rencana konkret untuk menangani ujaran kebencian dan informasi salah yang beredar di platformnya. Facebook dan timnya juga belum siap untuk mengatasi ujaran kebencian dan informasi salah.
Terus berusaha
Seorang juru bicara Facebook mengatakan, ”Pertemuan ini adalah kesempatan bagi kami untuk mendengar dari penyelenggara kampanye dan menegaskan kembali komitmen kami untuk memerangi kebencian di platform kami. Mereka ingin agar Facebook bebas dari kebencian dan begitu juga kami.”
Dia mengatakan, selama ini Facebook telah melarang lebih dari 250 organisasi supremasi kulit putih dan menciptakan kebijakan baru untuk melarang campur tangan pemilih dan sensus. Facebook juga telah menghapus 89 persen konten kebencian sebelum ada orang yang melaporkannya.
Di laman about.fb.com, Wakil Presiden Urusan Global dan Komunikasi Facebook Nick Clegg pada 1 Juli lalu mengatakan, dengan lebih dari 3 miliar pengguna, setiap hari lebih dari 100 miliar pesan dikirim ke Facebook. Oleh karena itu, segala bentuk yang baik dan buruk di masyarakat akan menemukan ekspresinya di platform Facebook.
Mereka ingin agar Facebook bebas dari kebencian dan begitu juga kami.
”Dengan begitu, banyak konten yang diposting setiap hari, membasmi kebencian itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Kami menginvestasikan miliaran dollar setiap tahun pada orang dan teknologi untuk menjaga platform kami aman. Kami telah tiga kali lipat—hingga lebih dari 35.000 orang—yang bekerja di bidang keselamatan dan keamanan,” katanya.
Dalam sebuah kesempatan, Zuckerberg yakin para pengiklan tersebut akan kembali setelah boikot sementara selesai. Selain itu, para pengiklan besar hanya menghasilkan sekitar 20 persen pendapatan iklan Facebook yang sekitar 70 miliar dollar AS per tahun. Lebih dari 70 persen pendapatan iklan Facebook berasal dari usaha kecil dan menengah.
Koalisi hak-hak sipil menyatakan tetap berjuang mendesak raksasa media sosial ini untuk membuat kemajuan lebih cepat dalam upaya melawan ujaran kebencian. Bahkan, boikot yang saat ini baru terjadi di Amerika, siap meluas ke Eropa.
”Faktanya adalah bahwa kampanye ini akan terus tumbuh, itu akan menjadi lebih global, itu akan menjadi lebih intens, sampai kami mendapatkan jawaban yang kami cari,” kata Greenblatt.