Dalam kurun waktu tiga hari, kasus positif Covid-19 di dua RW di Grogol Utara naik lebih dari dua kali lipat. Karantina lokal diterapkan sejak Sabtu lalu. Masih saja tidak percaya korona ini ada dan berbahaya?
Oleh
Stefanus Ato/Aguido Adri
·3 menit baca
Warga permukiman padat penduduk RW 006 dan RW 014 Grogol Utara, Jakarta Selatan, mau tak mau sadar virus korona baru penyebab Covid-19 benar ada dan berbahaya. Sabtu (4/7/2020), dilaporkan ada 16 kasus positif Covid-19 di kedua RW tersebut sehingga diputuskan karantina lokal. Kasus meningkat menjadi 36 orang positif atau lebih dari dua kali lipat per Rabu (8/7/2020).
”Makin serem, kami sembunyi dulu. Ada lagi yang positif di depan itu, jaraknya dekat lagi,” kata Empung (48), warga Grogol Utara, dari beranda rumahnya, Selasa sore.
Lurah Grogol Utara Sariman mengatakan, wilayah RW 006 dan RW 014 selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga akhir Juni 2020 termasuk kawasan zona hijau. Kasus positif Covid-19 baru teridentifikasi di tempat itu pada 3 Juli 2020. Awal penularan berasal dari kluster Pasar Palmerah.
Pasar Palmerah ditutup tiga hari, 25 Juni-27 Juni 2020, setelah sembilan pedagang ditemukan positif Covid-19. Penutupan pasar itu kemudian mengubah kluster penularan dari pasar ke permukiman padat, terutama di wilayah Grogol Utara.
Makin serem, kami sembunyi dulu. Ada lagi yang positif di depan itu, jaraknya dekat lagi.
”Sampai hari ini, total kasus positif di dua RW itu mencapai 36 kasus. Rinciannya, 24 kasus masih dirawat di Wisma Atlet dan 12 kasus lainnya sembuh,” katanya.
Warga diminta tak panik dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, rajin cuci tangan, memakai masker, dan sebisa mungkin menjaga jarak fisik. Itu karena penularan yang cukup tinggi di wilayah itu tidak terlepas dari kelengahan warga yang perlahan abai saat PSBB Jakarta dilonggarkan.
”Kami minta dukungan kepada masyarakat. Jangan khawatir. Mari patuhi protokol kesehatan. Kampung kita akan segera kembali hijau. Untuk warga saya di dua RW itu jangan panik. Selesai Covid-19, kita piknik,” ujarnya.
Jauh sebelum masa adaptasi normal baru dimulai awal Juni lalu, permukiman padat itu tetap ramai, padahal kala itu PSBB diterapkan. Gang-gang sempit itu dipadati warga dengan beragam aktivitas diselingi canda dan tawa. Tak ada masker, tak ada jarak. Pandemi Covid-19 yang terus memakan korban jiwa dan pemberitaannya mendominasi layar kaca semua televisi di Indonesia tak menghentikan niat mereka berkumpul dan bercanda hingga larut malam.
Semua berubah pada Sabtu itu setelah ada kabar belasan warga di kompleks itu terkonfirmasi positif Covid-19. Setiap warga memilih menghabiskan waktu di dalam rumah masing-masing. Sejumlah tempat nongkrong pemuda setempat sepi.
Aktivitas di gang-gang itu pada hari berikutnya saat sore hari lebih banyak didominasi anak-anak kecil yang bersepeda atau bermain bola. Anak-anak itu juga selalu diwanti-wanti orangtuanya untuk selalu mengenakan masker saat bermain. Warga yang sekadar duduk di beranda rumah untuk menikmati suasana sore hari juga selalu mengenakan masker.
Kompleks itu untuk sementara waktu ditutup 14 hari. Warga dilarang keluar masuk kompleks, kecuali penghuni. Di setiap pintu masuk gang, pemuda-pemuda setempat yang selama ini sering kali menghabiskan waktu mengobrol dan bercanda hingga larut malam kini bersiaga. Setiap kendaraan warga setempat yang akan masuk ke kompleks terlebih dulu disemprot dengan disinfektan.
Namun, tak semua warga mematuhi protokol kesehatan meskipun Covid-19 merebak di lingkungan mereka. Ketidakpedulian sejumlah warga itu membuat Agus Haryanto (39), warga RT 001 RW 014, jengkel.
”Itu kenapa, enggak takut, ya? Ini saya takut setelah dengar kabar ada 30-an warga kampung kita positif. Kami di sini (RT 001 arah Gelora 8) sudah disiplin, rutin semprot disinfektan, dan tidak keluar dari gang, kecuali penting banget, seperti sia-sia,” kata Agus yang duduk di teras rumah, kemarin.
Secara global, dari data Covid19.go.id, hingga Rabu sore, kasus Covid-19 teridentifikasi di 216 negara. Kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi mencapai 11.591.595 dengan angka kematian mencapai 537.859 kasus. Di Indonesia, jumlah kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi mencapai 68.079 kasus dengan angka kematian 3.359 orang.