Kaldera Toba Ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark
›
Kaldera Toba Ditetapkan...
Iklan
Kaldera Toba Ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark
Kaldera Toba ditetapkan menjadi satu dari 16 UNESCO Global Geopark baru dalam Sidang Ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Selasa (7/7/2020). Ini adalah peluang sekaligus tanggung jawab bagi Indonesia.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menyepakati Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang Ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Selasa (7/7/2020). Kaldera Toba menjadi satu dari 16 UNESCO Global Geopark baru yang ditetapkan dalam sidang itu.
Mengutip laman Kementerian Luar Negeri, Rabu (8/7/2020), Pemerintah Indonesia telah berhasil meyakinkan UNESCO bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal, khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati. Negara-negara anggota UNESCO akhirnya mendukung Kaldera Toba dilestarikan dan dilindungi sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.
Duta Besar Indonesia untuk Perancis merangkap Andorra, Monako, dan UNESCO Arrmanatha Nasir mengatakan, melalui penetapan itu, Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network untuk membantu pemberdayaan masyarakat lokal.
Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark memberikan kesempatan sekaligus tanggung jawab bagi Indonesia.
Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark memberikan kesempatan sekaligus tanggung jawab bagi Indonesia, terutama masyarakat setempat yang bermukim di sekitar. Dilihat dari sisi kesempatan, penetapan itu membuka peluang lebih luas bagi masyarakat setempat untuk mempromosikan budaya dan produk lokal sehingga bisa tercipta lapangan kerja yang lebih luas.
Sementara dilihat dari sisi tanggung jawab, penetapan itu mendorong pemerintah dan masyarakat setempat untuk selalu menunaikan kewajibannya menjaga kelestarian dan keutuhan kawasan Kaldera Toba.
Menurut Arrmanatha, penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark melalui proses yang panjang dan membutuhkan komitmen pemerintah pusat, daerah, serta masyarakat setempat. Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO setelah dinilai dan diputuskan oleh UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks IV di Lombok, Indonesia, 31 Agustus-2 September 2019.
Selain Kaldera Toba, sudah ada empat kawasan geopark di Indonesia yang masuk daftar UNESCO Global Geopark. Keempatnya adalah Batur, Cileteuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.
Masuk peta dunia
Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas Pariwisata Kementerian Pariwisata Periode 2016-2019 Hiramsyah S Thaib, saat dihubungi terpisah, mengatakan, implikasi penetapan Kaldera Toba menjadi UNESCO Global Geopark adalah Kaldera Toba masuk peta dunia. Artinya, dunia akan menaruh perhatian terhadap Kaldera Toba. Perjuangan menuju penetapan itu telah dilakukan oleh Indonesia sejak 2011.
Kaldera Toba adalah salah satu situs terunik dan terluas di dunia. Kaldera Toba terbentuk dari ledakan super vulcano sekitar 74.000 tahun lalu. Dasar kaldera tersebut dipenuhi dengan air.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan Danau Toba menjadi salah satu dari 10 destinasi prioritas dan bahkan masuk superprioritas. Pembangunan infrastruktur dan akomodasi menuju dan di dalam wilayah sekitar terus dilakukan.
Menurut dia, pandemi Covid-19 bisa dilihat sebagai momentum untuk membenahi segala kebutuhan dan kelestarian sekitar Danau Toba. Program-program yang sudah pernah dibuat pemerintah tinggal dilanjutkan.
Untuk mendukung seniman dan pekerja kreatif di kabupaten-kabupaten sekeliling Danau Toba selama pandemi Covid-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sempat mengadakan Pandemic for Arts bertema ”Spirit of Online Performance”. Kegiatan ini berupa pertunjukan daring. Pertunjukan daring itu berlangsung pada 9 Juni 2020. Konten pertunjukan disiarkan langsung di akun Youtube RKI Project dan media sosial RKI Project lainnya.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya mengatakan, kelompok seniman dan pelaku ekonomi kreatif tampil dengan latar belakang pemandangan wisata Danau Toba. Bentuk penampilan seperti itu bertujuan menghasilkan suguhan menarik bagi penonton.