Meski Masuk Zona Hijau, Pembukaan Sekolah di Kota Sukabumi Jangan Dipaksakan
›
Meski Masuk Zona Hijau,...
Iklan
Meski Masuk Zona Hijau, Pembukaan Sekolah di Kota Sukabumi Jangan Dipaksakan
Berstatus zona hijau Covid-19, sekolah di Kota Sukabumi, Jawa Barat, diizinkan menerapkan pembelajaran tatap muka. Namun, pembukaan sekolah jangan dipaksakan jika tidak dapat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Berstatus zona hijau Covid-19, sekolah di Kota Sukabumi, Jawa Barat, diizinkan menerapkan pembelajaran tatap muka. Namun, pelaksanaanya tidak akan dipaksakan jika sekolah belum bisa menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan konsisten.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Nicke Siti Rahayu mengatakan, pembukaan sekolah dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Oleh sebab itu, kesiapan protokol kesehatan di sekolah akan diverifikasi tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 setempat.
”Jika sekolah tidak siap, bisa menerapkan pembelajaran jarak jauh. Jadi, sekolah tidak dipaksa belajar tatap muka,” ujarnya saat dihubungi dari Bandung, Kamis (9/7/2020).
Tahun ajaran baru akan dimulai pada 13 Juli. Namun, Nicke belum dapat memastikan jumlah sekolah yang siap menerapkan pembelajaran tatap muka. Pembukaan sekolah dilakukan bertahap, dimulai dari tingkat SMA dan SMP. Siswa yang ingin mengikuti belajar tatap muka wajib mendapatkan izin orangtua.
Potensi kontak fisik juga akan dikurangi. Oleh karena itu, setiap rombongan belajar dibagi menjadi 2-3 sif dengan durasi 4-5 jam. ”Prinsipnya melindungi siswa, guru, dan warga di sekitar sekolah. Jadi, jam istirahat juga ditiadakan,” ucapnya.
Kemarin (Rabu), Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, didampingi Gubernur Jabar Ridwan Kamil, meninjau persiapan pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi. Mereka mengecek kesiapan protokol kesehatan, di antaranya fasilitas cuci tangan, penggunaan masker dan pelindung wajah, serta penerapan jaga jarak.
Kamil menuturkan, pembelajaran tatap muka hanya berlangsung di daerah zona hijau Covid-19. ”Yang didahulukan SMA dan SMP. Setelah lancar, baru SD,” ujarnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar yang diperbarui, Kamis pukul 19.01, kasus positif di Kota Sukabumi berjumlah 68 orang. Sejumlah 54 orang sembuh dan 14 orang lainnya masih dalam perawatan.
Pembelajaran tatap muka hanya berlangsung di daerah zona hijau Covid-19 dan yang didahulukan SMA dan SMP.
Ancaman penularan Covid-19 terhadap siswa perlu diantisipasi. Sebab, hingga 30 Juni 2020, 198 anak di Jabar terinfeksi Covid-19. Mayoritas di antaranya merupakan anak usia sekolah berumur 6-18 tahun.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang juga pengamat kebijakan pendidikan Cecep Darmawan mengatakan, keselamatan siswa mesti diprioritaskan. Oleh sebab itu, selain menjamin terlaksananya protokol kesehatan, pemerintah juga perlu melakukan tes cepat bagi siswa dan guru.
”Harus ekstra hati-hati. Meskipun sudah zona hijau, pandemi belum berakhir. Penambahan kasus (Covid-19) masih tinggi,” ujarnya.
Cecep menyarankan agar kegiatan belajar tatap muka tidak langsung diterapkan di semua sekolah. Namun, dimulai di beberapa sekolah yang memiliki fasilitas memadai untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
”Pilih sekolah yang mumpuni. Tentu harus ada pengawasan dari gugus tugas. Dengan begitu, pelaksanaannya dapat dievaluasi sebelum diputuskan diterapkan di semua sekolah,” ujarnya.