AC Milan kembali menunjukkan mental sebagai tim raksasa di Italia setelah mengalahkan Lazio dan Juventus. Di musim ini, Milan bertekad meraih tiket Liga Europa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MILAN, RABU — AC Milan menampilkan wajah ”palsu” di lima laga terakhir Liga Italia. Performa luar biasa dalam lanjutan kompetisi di tengah wabah Covid-19, terutama setelah membenamkan dua kandidat scudetto, Lazio dan Juventus, seakan mengubur intrik di internal klub seiring rencana perombakan manajemen yang digagas CEO Milan Ivan Gazidis di akhir musim.
Masa jeda kompetisi selama tiga bulan menjadi titik balik bagi penampilan ”Si Setan Merah” di Liga Italia musim 2019/2020. Pelatih AC Milan Stefano Pioli memanfaatkan ketiadaan kompetisi untuk merekatkan kekompakan tim. Kehadiran penyerang veteran, Zlatan Ibrahimovic, menjadi sosok yang paling berpengaruh bagi Pioli untuk mengembalikan identitas Milan sebagai tim besar di Italia.
Hasilnya, dari lima laga yang telah dilangsungkan di masa pandemi, Milan meraih empat kemenangan dan satu hasil seri. Bahkan, dua kemenangan terakhir diraih atas Lazio dan Juventus dengan skor yang meyakinkan. Milan menghancurkan Lazio 3-0 lalu mengalahkan Juventus 4-2.
Padahal, di pertemuan pertama menghadapi kedua tim, Milan selalu meraih hasil negatif. Tumbang 1-2 dari Lazio, kemudian harus mengakui keunggulan Juventus 0-1.
Adapun sejak kehadiran Ibrahimovic di paruh kedua liga, Milan telah menampilkan permainan yang lebih baik dibandingkan di 19 pertandingan di putaran pertama liga. Selama 12 laga di paruh kedua musim ini, Si Setan Merah telah mengumpulkan 24 poin. Sementara itu, dari 19 laga di paruh pertama liga, Milan hanya mampu mendapatkan 25 poin.
Tidak hanya dari hasil laga, Milan juga memiliki statistik menyerang dan bertahan yang lebih baik di paruh kedua musim. Apabila di paruh pertama Liga Italia, Milan hanya mampu mencetak 18 gol dan menderita kebobolan 24 gol, pada paruh kedua liga, anak asuhan Pioli telah 25 kali menjaringkan bola ke gawang lawan serta baru 15 kali gawang Gianluigi Donnarumma kemasukan gol.
”Saya presiden, pemain, dan pelatih! Hal negatifnya, saya hanya dibayar sebagai pemain. Andai saya berada di sini sejak hari pertama musim ini, maka Milan dapat memenangkan scudetto,” ujar Ibrahimovic seusai laga pekan ke-31 Liga Italia melawan Juventus, Rabu (8/7/2020) dini hari WIB, di Stadion San Siro.
Sementara itu, Pioli menuturkan, rahasia penampilan membaik Milan karena seluruh pemain di skuadnya telah saling memahami satu sama lain, terutama mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pemain.
”Kami tahu jika kami kehilangan konsentrasi, determinasi, dan semangat, kami harus membayar mahal di setiap laga. Kami telah melakukan banyak kesalahan di sejumlah momen di musim ini, sehingga kami yakin bisa terus bangkit dan bermaih lebih baik lagi,” kata Pioli.
Setelah sukses mengalahkan Lazio dan Juventus, Pioli percaya diri Milan bisa menembus zona Liga Europa di klasemen akhir. Lolos ke Liga Europa merupakan target realistis bagi Milan. Pasalnya, peluang ”Si Merah Hitam” untuk lolos ke Liga Champions sudah sirna karena jarak poin Milan dengan Atalanta, yang berada di peringkat keempat, mencapai 14 poin.
Alhasil, Milan secara matematis hanya bisa bersaing merebut posisi kelima dan keenam untuk meraih jatah Liga Europa. AS Roma dan Napoli adalah dua pesaing utama Milan untuk merebut tiket ke kasta kedua kompetisi antarklub Eropa itu.
Setelah menjalani laga pekan ke-31, Milan sementara berada di peringkat kelima dengan 49 poin mengungguli Roma dan Napoli yang memiliki 48 poin. Tetapi, Roma dan Napoli baru melangsungkan pertandingan ke-31, Kamis dini hari WIB.
Pada pekan ke-32, Milan akan bertandang ke Stadion Sao Paolo untuk menghadapi Napoli, Senin (13/7/2020) dini hari WIB. ”Saya bertekad untuk mengembalikan identitas Milan sebagai tim langganan tampil di kompetisi Eropa. Di musim ini, kami akan berjuang untuk meraih tiket ke Liga Europa,” tutur Pioli
Pada musim 2018/2019, Milan sebenarnya finis di posisi kelima. Namun, UEFA melarang Milan berlaga di kompetisi antarklub Eropa selama satu musim karena melanggar aturan financial fair play (FFP).
Kesepakatan Rangnick
Di tengah penampilan apik Milan di bawah asuhan Pioli, CEO Milan Ivan Gazidis telah merencanakan perombakan besar-besaran di susunan manajemen klub. Menurut laporan sejumlah media di Italia, Milan telah mencapai kesepakatan tiga musim dengan Direktur Olahraga dan Pengembangan Red Bull Salzburg, klub Liga Austria, Ralf Rangnick.
Di Milan, Rangnick akan menggantikan posisi Pioli sebagai juru taktik sekaligus menyingkirkan Paolo Maldini sebagai Direktur Teknik Milan. Lewat peran itu, Rangnick bakal memiliki tanggung jawab besar mulai dari mengatur strategi tim di setiap laga hingga menentukan kebijakan transfer Si Setan Merah.
Peran ganda itu pernah diemban Rangnick ketika menangani tim Liga Jerman, RB Leipzig, dalam dua periode berbeda, yakni pada musim 2015/2016 serta musim 2018/2019. Meskipun kabar kesepakatan dengan Rangnick telah santer, Milan belum mengonfirmasi informasi itu.
”Belum ada keputusan teknis yang diambil sebelum musim ini berakhir,” ucap salah satu sumber di internal Milan kepada kantor berita Italia ANSA.
Sementara itu, Maldini mengakui dirinya belum memiliki kepastian terhadap masa depannya di klub yang dibela selama 25 tahun sebagai pesepak bola profesional. Hal itu disebabkan hubungannya yang tidak baik dengan Gazidis.
”Kami jarang berbicara sehingga tidak ada situasi yang pasti saat ini, kami menunggu hingga akhir musim. Meski begitu, ikatan saya dengan Milan tidak perlu diragukan lagi,” ucap Maldini yang mempersembahkan 25 trofi selama berseragam Si Merah Hitam.
Pada laga melawan Juve, Maldini dan Gazidis terlihat duduk di kursi kehormatan di San Siro. Tetapi, keduanya tidak saling menyapa maupun saling melempar senyuman ketika Milan mencetak gol.
Di sisi lain, Gazidis juga sempat bersitegang dengan Ibrahimovic, awal Juni lalu. Ketika itu Gazidis mengunjungi skuad Milan di Pusat Latihan Milanello sebelum laga semifinal Piala Italia, tetapi kehadiran Gazidis justru menjadi momen bagi penyerang asal Swedia itu untuk mengeluarkan amarahnya terhadap keputusan Gazidis di Milan, salah satunya pemecatan Zvonimir Boban dari kursi Direktur Olahraga, Februari lalu.
Dalam podcast ”GazzaTalk”, Kepala Editor La Gazzetta dello Sport, media olahraga Italia, Andrea Di Caro, menilai, Milan tidak perlu lagi ”berjudi” dengan memberikan Rangnick kewenangan yang besar apabila ingin mengembalikan kejayaan Milan di Italia. ”Milan lebih baik memberikan waktu dan kesempatan lebih banyak kepada Pioli dan Maldini,” ucapnya. (AFP/REUTERS)