Gol tunggal Suarez menjaga persaingan di puncak klasemen Liga Spanyol. Di sisi lain, Barcelona FC berhasil meraih kemenangan ke-100 dalam derbi Catalunya menghadapi Espanyol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BARCELONA, KAMIS — Gol Luis Suarez pada menit ke-56 dalam duel Barcelona FC kontra Espanyol di Stadion Camp Nou, Kamis (9/7/2020) dini hari WIB, memberikan dampak berbeda bagi kedua tim ataupun penyerang asal Uruguay itu. Gol dalam kemenangan 1-0 pada derbi Catalunya tersebut menjaga ”El Barca” dalam perburuan gelar juara musim ini.
Sebaliknya, bagi lawannya yang juga rival sekota Barca, gol itu membuat Espanyol dipastikan menjadi tim pertama yang terdegradasi dari La Liga Spanyol musim ini.
Sementara bagi Suarez, gol semata wayangnya itu membawanya menjadi pecetak gol ketiga terbanyak dalam sejarah Barcelona. Sejak membela ”Blaugrana” sejak 2014, striker berjuluk ”El Pistolero” itu telah mencetak 195 gol. Ia menggeser Ladislao Kubala, legenda Barca, yang mencatatkan 194 gol selama memperkuat klub itu pada periode 1951-1961.
Seusai laga, Suarez mengungkapkan, laga melawan Espanyol tidak berjalan mudah. Meskipun Espanyol berada di posisi juru kunci klasemen, lanjut Suarez, ”Los Periquitos” menampilkan pendekatan permainan yang tepat untuk meredam serangan Barca, terutama dengan menempatkan lima pemain belakang.
[embed]https://youtu.be/6loLDh02T6U[/embed]
”Kami memang lebih menderita daripada di laga sebelumnya (melawan Villareal), tetapi yang terpenting kami mampu meraih tiga poin demi tetap menjaga persaingan (gelar juara),” kata Suarez, seperti dilansir Mundo Deportivo.
Kemenangan ke-100 dalam derbi Catalunya itu membuat Barca memperkecil selisih poin dengan Real Madrid menjadi satu poin. Meski begitu, ”El Real” baru akan menjalani laga pekan ke-35 pada Sabtu (11/7/2020) dini hari WIB, melawan Deportivo Alaves.
Saya sangat senang bisa menjadi bagian kecil sejarah klub mengagumkan ini. (Luis Suarez)
Terkait capaiannya masuk ke dalam buku sejarah Barcelona, Suarez mengaku sangat beruntung bisa bermain untuk El Barca dan menciptakan banyak prestasi selama menggunakan seragam biru-merah. ”Saya sangat senang bisa menjadi bagian kecil sejarah klub mengagumkan ini,” ucap pemain berusia 33 tahun itu.
Sementara itu, mewakili rekan-rekan setimnya, kapten Espanyol Javi Lopez meminta maaf kepada seluruh pendukung Espanyol. Ia mengakui, semua pemain di timnya pantas disalahkan atas buruknya performa di musim ini.
”Kami laik disalahkan. Kami sangat bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di musim ini. Kami berjanji akan kembali (ke La Liga) karena setiap orang di dalam tim tidak akan pernah menyerah,” kata Lopez yang mulai membela tim utama Espanyol pada musim 2009-2010.
Setelah menjalani 35 pertandingan di musim ini, Espanyol hanya mampu meraih 24 poin. Alhasil, di sisa tiga pertandingan, ”Los Periquitos” tidak bisa lagi mengejar selisih 11 poin dari Eibar yang berada di peringkat ke-17 atau batas aman bertahan di La Liga.
Capaian poin itu menjadi catatan terburuk sepanjang sejarah klub Espanyol. Ketika terakhir kali mengalami degradasi pada musim 1992-1993, ”Si Biru-Putih” menduduki peringkat ke-18 dengan raihan 38 poin dari 34 laga.
Padahal, untuk bertahan di La Liga musim ini, Espanyol telah mengeluarkan uang 40 juta euro (Rp 657,7 miliar) untuk memperkuat tim di bursa transfer musim dingin, Januari lalu. Dana itu untuk membeli sejumlah pemain, di antaranya penyerang Raul de Tomas yang dibeli dari Benfica seharga 20,5 juta euro (Rp 337,1 miliar) dan penyerang sayap, Adrian Embarba, yang ditebus 10 juta euro (Rp 164 miliar) dari Rayo Vallecano.
Serupa dengan Lopez, Pelatih Espanyol Francisco Rufete juga mengungkapkan kekecewaannya gagal mempertahankan Espanyol di La Liga. ”Fans Espanyol luar biasa. Mereka pantas menerima hasil yang lebih baik karena telah bersama kami berjuang bersama hingga akhir,” kata Rufete.
Bukan terbaik
Pelatih Barcelona Quique Setien mengakui penampilan tim asuhannya jauh dari performa terbaik mereka, seperti yang ditunjukkan ketika menumbangkan Villareal 4-1 di laga sebelumnya. Untuk membongkar pertahanan Espanyol, Setien sebenarnya telah menurunkan trio Lionel Messi, Luis Suarez, dan Antoine Griezmann sejak menit awal.
Namun, pertahanan kokoh Espanyol menyulitkan para pemain Barca. Bahkan, di babak pertama, ”Blaugrana” gagal melakukan satu pun tembakan ke arah gawang Espanyol yang dikawal kiper Diego Lopez.
”Mereka melakukan tugas yang baik dalam bertahan dengan mengumpulkan banyak pemain di lini pertahanan. Tidak mudah untuk menembus pola pertahanan seperti itu,” kata Setien, dikutip Marca.
Pertandingan berubah ketika wasit Jose Montero mengeluarkan dua kartu merah dalam kurun waktu tiga menit. Pada menit ke-50, Montero mengeluarkan penyerang sayap Barca, Ansu Fati. Padahal, Fati baru lima menit merasakan atmosfer pertandingan setelah masuk menggantikan Nelson Semedo di jeda babak pertama. Lalu, di menit ke-53, giliran gelandang Espanyol, Pol Lozano, menerima kartu merah setelah menekel keras bek Barcelona, Gerard Pique.
Setelah hujan kartu merah itu, Barca menerima peluang bersih pertama lewat kolaborasi Griezmann dan Messi di kotak penalti. Tembakan Messi bisa diblok bek Espanyol, tetapi bola muntah jatuh di kaki Suarez, yang tanpa pengawalan pemain belakang lawan mampu mencetak satu-satunya gol di laga itu.
Kemudian, pada menit ke-69, Messi memiliki peluang emas untuk menambah keunggulan. Sayang, sepakan voli kapten Barcelona itu masih mampu ditepis Lopez. (AFP)