Presiden Jokowi Meminta Tenaga Kesehatan Dilindungi
›
Presiden Jokowi Meminta Tenaga...
Iklan
Presiden Jokowi Meminta Tenaga Kesehatan Dilindungi
Presiden Joko Widodo meminta aparat keamanan dan pemerintah daerah melindungi dan menjaga tenaga kesehatan. Dalam situasi pandemi ini tenaga kesehatan memegang peran penting bagi penanganan wabah Covid-19.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta aparat keamanan dan pemerintah daerah melindungi dan menjaga tenaga kesehatan. Dalam situasi pandemi, tenaga kesehatan memegang peran penting dalam penanganan wabah Covid-19.
Hal itu disampaikan di sela-sela rapat daring Presiden Joko Widodo bersama seluruh pemimpin daerah di Kalimantan Tengah, pengelola rumah sakit, dan beberapa menteri yang hadir di Palangkaraya, Kamis (9/7/2020). Presiden datang sekaligus meninjau program lumbung pangan di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Pada rapat daring itu, dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jaraga Sasameh, Erwin Kristiyanto, mengungkapkan, tenaga kesehatan di rumah sakitnya ditolak pasien yang harus diisolasi atau dikarantina di fasilitas yang disediakan pemerintah. Bahkan, mereka diintimidasi secara langsung. ”Ada penolakan dan stigma negatif dari masyarakat. Dari pasien, juga masyarakat, bahkan intimidasi,” kata Erwin.
Hal itu juga dipertegas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul. Ia menjelaskan, di Barito Selatan, masyarakat melakukan aksi demonstrasi menolak diisolasi. ”Sudah dijelaskan bisa lakukan isolasi mandiri di tempat yang sudah disediakan agar bisa dipantau kesehatannya. Bahkan ada yang mau menggugat rumah sakit,” kata Suyuti.
Mendengar hal itu, Jokowi langsung memerintahkan aparat keamanan melindungi dan menjaga tenaga kesehatan karena mereka merupakan ujung tombak penanganan Covid-19. ”Saya meminta kapolda mengurus tekanan dari dalam dan luar agar semua tenaga kesehatan diberikan proteksi dengan baik,” kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, hal itu patut dilakukan bukan hanya di Kalteng, melainkan di seluruh Tanah Air. Dalam rapat itu, Jokowi juga kembali mengingatkan pemerintah daerah untuk berhati-hati dalam mengambil tindakan dalam penanganan Covid-19. Menurut dia, perlu pertimbangan yang matang agar aspek kesehatan ataupun ekonomi bisa berjalan dengan baik.
“Ini jangan dianggap enteng. Berulang kali saya katakan semuanya harus punya perasaan yang sama soal krisis. Ini tidak mudah dan berimbas ke banyak hal termasuk ekonomi,” kata Jokowi.
Atas dasar itu, lanjut Jokowi, dirinya meminta pimpinan daerah memberikan bantuan sosial tepat sasaran sekaligus melakukan pemeriksaan yang masif. Perlu ada penelusuran kasus yang sangat agresif agar penapisan bisa dilakukan.
Di kesempatan sama, Jokowi memberikan bantuan dua alat polymerase chain reaction (PCR) untuk Kabupaten Kotawaringin Timur dan untuk pemerintah Provinsi Kalteng. Ia berharap pemeriksaan usap terus dilakukan.
Hingga kini kasus positif di Kalteng sudah mencapai 1.093 kasus dan 634 kasus sembuh. Pemerintah daerah sudah melakukan 4.984 uji usap di 14 kabupaten/kota dengan rata-rata 1.640 uji usap per satu juta penduduk.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengungkapkan, pihaknya mampu memeriksa 300 spesimen setiap hari. Namun, jumlah itu masih di bawah target WHO yang mencapai 400 spesimen per hari. ”Dengan adanya tambahan dua alat kami yakin bisa melampaui target tersebut sehingga kebijakan nanti merujuk pada data itu,” kata Sugianto.