Chico Aura Dwi Wardoyo berupaya menembus kekuatan para seniornya dalam ajang Mola TV PBSI Home Tournament. Chico akan menghadapi Anthony Sinisuka Ginting dalam semifinal tunggal putra, Jumat (10/7/2020).
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lolosnya tiga tunggal putra paling senior di pelatnas bulu tangkis Indonesia, yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan ”Jojo” Christie, dan Shesar Hiren Rushtavito, ke semifinal Mola TV PBSI Home Tournament bukanlah merupakan kejutan. Chico Aura Dwi Wardoyo, semifinalis lainnya, akan berupaya menembus kekuatan para senior tersebut.
Berdasarkan daftar peringkat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Chico sebenarnya berstatus sebagai tunggal putra nomor empat pelatnas. Namun, posisinya terpaut jauh dengan ketiga seniornya. Chico berada pada peringkat ke-75, sementara Shesar ke-18, Jojo (7), dan Anthony (6).
Chico, yang berusia 22 tahun, memang lebih muda dibandingkan Anthony, Jojo, dan Shesar. Tetapi, dia hanya terpaut setahun dengan Jojo dan dua tahun dengan Anthony yang telah menembus posisi 10 besar dunia. Sementara dibandingkan Shesar, Chico lebih muda empat tahun.
Rentang peringkat dunia yang terlalu jauh membuat Chico tak pernah bertemu Anthony dan Jojo dalam turnamen BWF. Pemain kelahiran Jayapura, Papua, itu pernah bertemu Shesar pada babak kedua Gwangju Master 2018 dan kalah.
Maka, turnamen internal pelatnas bulu tangkis Indonesia ini menjadi kesempatan bagi Chico untuk menguji kemampuannya melawan senior di luar ajang latihan. Dia akan berhadapan dengan Anthony pada semifinal, Jumat (10/7/2020), di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, Jakarta. Pada semifinal lainnya, Shesar akan berhadapan dengan Jojo.
Chico ke semifinal setelah melalui perlawanan ketat Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, 21-15, 5-21, 21-16, pada perempat final. Sementara Anthony menang, 21-10, 21-11, atas Alvi Wijaya Chairlah.
”Anthony punya kecepatan. Pukulannya pun bagus. Saya akan coba main maksimal dan tanpa beban,” ujar Chico.
Mengawali penampilan dalam turnamen ini dengan menjadi juara Grup F dan selalu menang dua gim dalam dua pertandingan, kini Chico akan menghadapi tantangan lebih berat. Akan tetapi, itu juga menjadi kesempatan baik untuk menguji kemampuannya melawan senior yang telah masuk jajaran pemain elite dunia.
Chico sebenarnya punya peluang menjadi bagian dari generasi penerus tunggal putra Indonesia ketika menjadi Finalis Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Yunior 2016. Namun, setelah itu, dia belum bisa menembus persaingan pada turnamen yang berlevel lebih tinggi. Hasil terbaiknya pada turnamen kategori BWF World Tour adalah semifinal Syed Modi Internasional BWF Super 300 2018.
Laga berat
Untuk kedua kalinya dalam satu hari, Jojo harus menjalani pertandingan tiga gim hingga membuatnya kelelahan. Dua pertandingan itu menjadi dua laga terlama, kemarin.
Jojo membutuhkan waktu hingga 1 jam 20 menit untuk mengalahkan Karono, 18-21, 21-18, 21-16, dalam perempat final. Selang sekitar empat jam sebelumnya, dia bermain selama 1 jam 11 menit untuk menghentikan Ikhsan, 18-21, 21-10, 21-16, dalam laga penentuan juara Grup H.
”Bertanding dua kali dalam sehari tidaklah mudah, ini berbeda dengan latihan. Apalagi, saya melakukan pertandingan panjang. Saya harus berusaha memulihkan otot sebelum semifinal,” ujar Jojo yang meminta perawatan dokter saat berhadapan dengan Karono karena kakinya hampir kram.
Berbeda dengan Chico dan Anthony, yang belum pernah berhadapan dalam turnamen BWF, laga Jojo melawan Shesar pernah terjadi empat kali dalam kejuaraan BWF. Jojo unggul 3-1, salah satunya dalam pertemuan terakhir di Fuzhou China Terbuka 2019.