Infrastruktur Menarik Minat Investor Masuk Jawa Tengah
›
Infrastruktur Menarik Minat...
Iklan
Infrastruktur Menarik Minat Investor Masuk Jawa Tengah
Investor memilih Jawa Tengah karena memiliki sejumlah daya tarik, salah satunya infrastruktur.
Oleh
c anto saptowalyono/karina isna irawan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Infrastruktur, kendati tak secara langsung, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan. Ketersediaan infrastruktur juga menjadi pertimbangan investor sebelum menempatkan investasi. Infrastruktur juga menjadi poin yang diperhitungkan dalam daya saing suatu negara.
Forum Ekonomi Dunia (WEF) dalam laporan Daya Saing 2019 menempatkan Indonesia di peringkat ke-50 dari 141 negara, merosot lima peringkat dari setahun sebelumnya. Khusus untuk infrastruktur, daya saing Indonesia ada di posisi ke-72 dari 141 negara.
Daya tarik infrastruktur di Jawa Tengah membuat tujuh perusahaan dari China, Jepang, dan Korea Selatan berencana membangun pabrik di kawasan industri Batang, mulai Juli ini.
Dari tujuh perusahaan itu, lima di antaranya dari China, yaitu PT Meiloon Technology Indonesia, PT Sagami Indonesia, PT CDS Asia (Alpan), PT Kenda Rubber Indonesia, dan PT Panasonic Manufacturing Indonesia. Adapun dua perusahaan lain adalah PT Panasonic Manufacturing Indonesia dari Jepang dan PT LG Electronics Indonesia dari Korea Selatan.
Investasi tujuh perusahaan itu 850 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,9 triliun. Potensi penyerapan tenaga kerja sekitar 30.000 orang.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kawasan industri seluas 4.000 hektar sengaja disiapkan pemerintah untuk menangkap peluang investasi dari relokasi pabrik di China. ”Pemerintah menyiapkan kawasan industri dengan harga tanah yang sangat kompetitif. Harga tanah di kawasan industri Batang hanya Rp 1 juta per meter,” kata Bahlil dalam telekonferensi pers di Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Bahlil menambahkan, ada 17 perusahaan lain yang berminat merelokasi pabrik dari China dengan investasi 37 miliar dollar AS dan menyerap 112.000 tenaga kerja. Komitmen investasi sudah terealisasi sekitar 80 persen sehingga lisensi investasi ditargetkan selesai pada akhir 2020.
Ada 17 perusahaan lain yang berminat merelokasi pabrik dari China dengan investasi 37 miliar dollar AS dan menyerap 112.000 tenaga kerja. (Bahlil Lahadalia)
Kawasan industri Batang juga menawarkan beberapa keunggulan, seperti upah buruh yang relatif rendah, akses ke jalan tol hanya 500 meter, dekat dengan pelabuhan, dan dilintasi jalur kereta api. Pembangunan kawasan industri yang kompetitif diharapkan menarik lebih banyak investor asing ke Indonesia.
Berdasarkan data BKPM, realisasi penanaman modal asing pada Januari-Juni 2020 mencapai Rp 98 triliun.
Secara terpisah, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menuturkan, banyak perusahaan asing mempertimbangkan relokasi bisnis dari China. ”Pemerintah cukup responsif menangkap peluang investasi dengan peresmian kawasan industri di Jateng sehingga ada 17 perusahaan yang berminat merelokasi pabriknya,” katanya.
Jalan Tol Trans-Sumatera
Salah satu persoalan yang kerap muncul dalam penyelesaian pembangunan infrastruktur adalah pendanaan.
Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Panky Tri Febiansyah, Kamis, menyampaikan, sebelum mencari sumber pembiayaan, mesti dipahami jenis instrumen pembiayaan yang sesuai dengan iklim bisnis di bidang infrastruktur RI. Selain itu, juga bentuk insentif yang mendukung penerapan instrumen tersebut.
Menurut Panky, infrastruktur fisik bernilai ekonomi bukan hanya ketika dalam tahap pembangunan, melainkan juga saat sudah jadi dan mulai dimanfaatkan. Karena itu, instrumen mestinya diterbitkan saat manfaat dapat diintegrasikan dengan pengelolaan infrastruktur. Kondisi ini perlu diciptakan agar beban pemberian insentif yang ditanggung pemerintah bisa berkurang. ”Sekaligus meningkatkan daya tarik investor swasta terlibat,” ucapnya.
Presiden Joko Widodo, Selasa (7/7), memimpin rapat terbatas percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans-Sumatera dan Jalan Tol Cisumdawu. Jalan Tol Trans-Sumatera diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Pulau Sumatera. Waktu tempuh diharapkan lebih efisien dan ada dampak berganda 2-3 kali lipat terhadap produk domestik bruto. Kebutuhan investasi jalan tol Trans-Sumatera sebesar Rp 476 triliun.
”Dari total investasi itu, masih ada kebutuhan tambahan pendanaan Rp 386 triliun untuk menyelesaikan keseluruhan ruas backbone sampai 2024,” kata Presiden Joko Widodo, sebagaimana dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden.
Jalan Tol Trans-Sumatera diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Pulau Sumatera.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, ruas Jalan Tol Trans-Sumatera yang sudah terbangun, tersambung, atau beroperasi sepanjang 393 km. Adapun ruas dalam tahap konstruksi 1.194 km dan dalam persiapan 1.291 km.
Pada triwulan I-2020, perekonomian Indonesia tumbuh 2,97 persen secara tahunan. Sumatera menyumbang 21,4 persen dengan pertumbuhan 3,25 persen.