Jakarta Menuju Satu Tiket untuk Semua Angkutan Publik
›
Jakarta Menuju Satu Tiket...
Iklan
Jakarta Menuju Satu Tiket untuk Semua Angkutan Publik
Empat korporasi sedang disiapkan membentuk perusahaan baru yang mengurusi tiket terintegrasi itu.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah pengerjaan integrasi fisik antarmoda, publik bisa segera merasakan integrasi sistem pembayaran angkutan publik. Saat ini sedang disiapkan entitas atau unit usaha baru yang mengurus integrasi sistem pembayaran itu.
Perusahaan baru tersebut patungan dari empat korporasi yang akan mengembangkan sistem integrasi pembayaran secara keseluruhan. Perusahaan baru itu gabungan tiga operator (PT MRT Jakarta, PT Transportasi Jakarta, dan PT Jakarta Propertindo) dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (anak perusahaan gabungan PT KAI dan PT MRT Jakarta).
”Itu semua akan dilakukan satu konsultan bisnis internasional yang disupervisi empat korporasi tadi sampai bulan Oktober dan November. Baru kami akan mencari mitra strategis yang akan membangun sistem terintegrasi tadi,” jelas William P Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta di Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Cukup dengan satu kartu bisa naik moda apa saja. (Haris Mohammadun)
Dengan pembentukan perusahaan baru, nantinya akan ada pembagian (sharing) kepemilikan saham di antara keempat korporasi. ”Nanti akan bersama-sama dikerjakannya. Pertama integrasi tiket, lalu sistem transportasi terintegrasi berbasis rel,” jelas William.
Perusahaan patungan diperlukan karena saat ini setiap operator memiliki sistem tiket dan sistem subsidi masing-masing. Akibatnya, tidak efisien. Ke depan, dengan pengintegrasian sistem pembayaran akan ada tarif bundling atau tarif yang terintegrasi.
Selama ini tarif ditentukan gubernur. Seiring adanya integrasi, pelaksanaan tarif dilakukan perusahaan patungan baru tersebut.
Djoko Setijowarno, pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Kamis (9/7/2020), menjelaskan, saat ini masyarakat pengguna transportasi umum di Jakarta sudah dimudahkan dengan adanya integrasi fisik antarmoda. Ke depannya, memang diperlukan integrasi sistem pembayaran yang akan semakin memudahkan masyarakat pengguna transportasi umum.
”Kebijakan pemerintah sekarang ini memungkinkan untuk integrasi sistem pembayaran itu,” jelas Djoko.
Haris Mohammadun, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai, pembentukan perusahaan baru untuk mengurusi integrasi sistem pembayaran itu merupakan langkah cerdas. Setiap operator juga masyarakat menginginkan adanya tarif yang terintegrasi.
”Selama ini kita tahu, baik MRT, LRT, Transjakarta, juga kereta komuter memiliki sistem pembayaran sendiri-sendiri. Dengan adanya perusahaan patungan yang mengurusi sistem pembayaran ini akan menjadi lebih efesien dan efektif. Cukup dengan satu kartu bisa naik moda apa saja,” jelas Haris.
Bersamaan dengan pembentukan perusahaan patungan itu, empat korporasi yang akan membentuk perusahaan patungan tersebut juga menyiapkan kajian. Kajian tersebut untuk menentukan model integrasi sistem pembayaran, kelembagaan, sistem integrasi secara teknologi, dan skema bisnis.
Haris menambahkan, perusahaan patungan itu pula yang nanti akan memiliki wewenang membuka semua sistem dari setiap operator dan mengintegrasikan.