Wabah Covid-19 akibat virus korona jenis baru belum mereda di Surabaya, Jawa Timur. Jumlah kasus dan kematian meningkat tetapi diimbangi dengan kesembuhan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Wabah Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) belum mereda di Jawa Timur. Jumlah kasus dan kematian meningkat tetapi diimbangi dengan kesembuhan.
Menurut data laman resmi http://www.infocovid19.jatimprov.go.id/ yang dikelola oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Jumat (10/7/2020) petang, wabah Covid-19 telah menjangkiti 15.466 orang dengan rincian kematian 1.166 jiwa (7,5 persen), perawatan 8.149 pasien (52,7 persen), dan kesembuhan 5.813 orang (37,6 persen), dan konfirmasi domisili 338 jiwa (2,1 persen).
Surabaya masih menjadi wilayah terparah terkena paparan wabah. Di ibu kota Jatim ini tercatat 6.781 jiwa terjangkit Covid-19 atau 43,8 persen dari kasus di provinsi. Selain itu, ada kematian 573 jiwa atau 49,1 persen se-Jatim. Jumlah pasien yang masih dirawat 2.898 pasien. Untuk kesembuhan tercatat 3.219 pasien atau 55,3 persen di antara 38 kabupaten/kota di Jatim.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Covid-19 Kota Surabaya Febria Rachmanita mengklaim angka kesembuhan yang tinggi di ibu kota Jatim ini membuktikan kerja keras aparatur dalam penanganan wabah berbuah hasil yang baik.
Tercatat Kamis kemarin, ada 76 pasien yang telah sembuh. Mereka terdiri dari 34 pasien yang diisolasi di Asrama Haji Sukolilo, 16 pasien yang rawat inap di rumah sakit, dan 26 pasien yang rawat jalan isolasi mandiri.
Kesembuhan yang tinggi memelihara kepercayaan diri kami untuk menangani wabah.
Di Surabaya saat ini ada 4.576 orang dalam pemantauan (ODP). Sebanyak 380 orang di antaranya masih dipantau dan mendapat intervensi dari aparatur. Juga tercatat ada 5.640 pasien dalam pengawasan (PDP). Rinciannya 2.357 masih dalam pemantauan dan 3.281 orang selesai dipantau.
Menurut Febria, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, tren kesembuhan pasien Covid-19 terus meningkat terutama karena disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Misalnya, para pasien yang diisolasi di Asrama Haji Sukolilo banyak yang merupakan orang tanpa gejala. Mereka terjangkit tetapi tidak memperlihatkan gejala yang kemudian membahayakan jiwa karena imunitas atau kekebalan tubuh cukup baik. Dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, mereka cepat pulih dan saat dites usap tenggorokan kembali dinyatakan negatif Covid-19.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengatakan, tingkat kesembuhan yang masih lebih tinggi daripada kematian memelihara kepercayaan diri aparatur untuk bersemangat menangani wabah.
Namun, kami tak boleh lengah karena kasus dan kematian masih terus bertambah.
Joni juga menjabat Direktur Utama RSUD Dr Soetomo, Surabaya, satu dari tiga rujukan utama sekaligus satu dari seratus rujukan penanganan pasien Covid-19 di Jatim.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengatakan, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan karena ancaman wabah Covid-19 tetap tinggi. Penyakit ini mematikan, terlihat dari jumlah kematian pasien positif yang juga tinggi.
Windhu kembali menegaskan, penanganan wabah merupakan tanggung jawab semua komponen, termasuk masyarakat. Dalam konteks penanganan, dukungan publik diperlukan, terutama disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan, kata Windhu, sebenarnya sederhana tetapi bisa diyakini mangkus atau cespleng untuk mencegah penularan, antara lain berpelindung diri (masker, sarung tangan, kacamata, pelindung wajah) saat beraktivitas di luar rumah, rutin cuci tangan dengan sabun dan air atau memakai cairan pensanitasi tangan, dan menghindari kerumunan atau kontak dekat dengan orang lain.
Ketika tubuh memperlihatkan gejala kurang sehat, segeralah karantina atau isolasi dan jaga jarak dengan orang lain agar tidak menulari. Konsumsi makanan dan minuman bergizi serta bervitamin. Istirahat yang cukup dan imbangi aktivitas dengan berolahraga.
Jika semua disiplin, rasanya wabah ini bisa diatasi dengan lebih cepat.