Nasib Penerima Beasiswa Kereta Api Kaltim di Rusia Belum Pasti
›
Nasib Penerima Beasiswa Kereta...
Iklan
Nasib Penerima Beasiswa Kereta Api Kaltim di Rusia Belum Pasti
Nasib penerima beasiswa perkeretaapian di Rusia asal Kalimantan Timur belum pasti. Rencananya, mereka akan diusahakan tetap bekerja di sektor perkeretaapian di Indonesia.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Nasib penerima beasiswa perkeretaapian di Rusia asal Kalimantan Timur belum pasti. Rencananya, mereka akan diusahakan tetap bekerja di sektor perkeretaapian di Indonesia.
Sebelumnya, para penerima beasiswa itu disiapkan sebagai tenaga ahli membangun rel kereta api Kaltim. Rutenya terentang dari Balikpapan-Penajam Paser Utara-Paser-Kutai Barat. Namun, proyek kereta api batubara itu terhenti tahun ini. Russian Railways sebagai investor mundur sehingga kajian yang sudah dilakukan sejak 2015 itu tidak dilanjutkan.
Salah satu alasan Rusia mundur dari proyek ini adalah adanya irisan lokasi dengan rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Sampai saat ini, belum ada perkembangan kelanjutan proyek kereta api itu.
Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Kalimantan Timur Lisa Hasliana mengatakan, dari sekitar 150 mahasiswa yang mendapat beasiswa, 43 orang di antaranya lulus tahun ini. Mereka akan dipulangkan mulai Juli-Agustus 2020.
”Untuk penempatan kerja para penerima beasiswa, kami sedang menyusun jadwal pertemuan daring dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT KAI. Kami berharap mereka ditampung di sana,” kata Lisa di Samarinda ketika dihubungi, Jumat (10/7/2020).
Pertemuan itu dijadwalkan pada minggu kedua bulan Juli. Lisa mengatakan, pada 17 Juni 2020, Pemprov Kaltim sudah melakukan pertemuan daring dengan PT KAI. Dalam pertemuan itu, PT KAI menyampaikan ada rencana mengembangkan perkeretaapian penumpang dan barang di Kaltim.
Rencana itu tercetus seiring agenda pemerintah memindahkan ibu kota negara ke Kaltim. Lisa mengatakan, saat itu PT KAI sepakat membicarakan lebih lanjut terkait penempatan kerja para penerima beasiswa perkeretaapian dari Kaltim.
”Para mahasiswa itu merupakan kebanggaan Kaltim. Kami berharap mereka tetap bisa berkarya di dalam negeri di bidang yang sudah dipelajari,” kata Lisa.
Para mahasiswa itu merupakan kebanggaan Kaltim. Kami berharap mereka tetap bisa berkarya di dalam negeri di bidang yang sudah dipelajari. (Lisa Hasliana)
Salah satu penerima beasiswa perkeretaapian Kaltim di Rusia, Einstein Edo Fradhana (22), berharap, pemerintah memberikan solusi. Alasannya, para penerima beasiswa dikontrak untuk mendapatkan masa penawaran kerja selama enam bulan. Mereka juga bakal berkarya di Kaltim selama lima tahun setelah lulus kuliah.
”Saya ingin berkarier di Indonesia. Harapannya, apabila proyek ini gagal, pemerintah bisa mengarahkan kami ke PT KAI karena hanya itu instansi perkeretaapian di Indonesia,” kata Edo.
Kepala Bidang Pengembangan dan Kereta Api di Dinas Perhubungan Kaltim Hasbi mengatakan, setelah Rusia mundur dari proyek ini, investor China tertarik mengembangkan perkeretaapian di Kaltim. China Railways Liuyuan Group Co Ltd berencana membangun kereta api barang dan penumpang.
Hasbi mengatakan, saat ini, Pemprov Kaltim masih melakukan pembahasan lebih lanjut dengan China Railways Liuyuan Group. Sebab, peraturan dan kajian untuk kereta api penumpang dan barang berbeda. Berbagai kemungkinan jenis kereta api yang akan dibangun masih dibahas.
”Seperti apa sasaran mereka, nantinya akan berpengaruh dengan kajian yang dilakukan. Jalurnya pun akan disurvei oleh mereka,” kata Hasbi.