Pencari Kerja Kian Terampil Mengasah Diri di Platform Digital
›
Pencari Kerja Kian Terampil...
Iklan
Pencari Kerja Kian Terampil Mengasah Diri di Platform Digital
Pandemi Covid-19 turut membawa kebiasaan baru bagi kalangan pencari kerja. Mereka mengasah diri pada sejumlah keahlian di bidang digital, baik dalam platform gratis maupun berbayar.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejak kemunculan pandemi Covid-19, Nida Nufus (26) tak lagi bekerja untuk sebuah perusahaan besar bidang ritel di Jakarta. Selama Mei dan Juni 2020, mantan pegawai di bagian stok barang ini terus mencari lowongan kerja sambil sesekali berbisnis kecil-kecilan.
Selagi kesibukannya mencari lowongan, perempuan ini pun kerap ikut pelatihan yang berseliweran di media sosial. Dalam sebuah utas unggahan akun Twitter, Nida mendapat tautan pelatihan cuma-cuma yang diadakan perusahaan media sosial Linkedin.
Dari utas akun tersebut, Nida mencoba salah satu pelatihan pemasaran digital. Setelah mencoba sekitar empat hari hingga Jumat (10/7/2020), dia baru tahu kalau berjualan online punya teknik promosi tersendiri. Ada cara-cara tertentu agar sebuah barang bisa ditemukan dan disukai oleh pelanggan.
Satu hal yang dia pelajari, yakni teknik pemilihan kata agar produk lebih mudah dicari. Strategi itu belakangan dia kenali dengan nama Search Engine Optimization (SEO). ”Istilah-istilah begitu aku baru tahu sekrang-sekarang ini, ternyata ada tekniknya,” tutur perempuan asal Yogyakarta tersebut.
Selain Nida, ada pula Gavriella Diandra Ganesh (25) yang juga mencoba pelatihan desain grafis. Ganesh merasa pelatihan itu membuatnya disiplin belajar meski di rumah saja dan pemasukan terbatas.
”Membantu banget sih, ada platform pelatihan yang resmi dan gratis di masa pandemi sekarang ini. Pelatihannya pun lebih banyak untuk prospek pekerja dengan pola pikir platform digital,” ujarnya.
Selama pandemi Covid-19, pelatihan daring semakin tersebar seiring menjamurnya berbagai konten digital di jagat maya. Unggahan akun Twitter @HRDbacot soal pelatihan digital, misalnya, disukai oleh 8.432 pengguna hingga 10 Juli pada pukul 19.00. Ini bisa diartikan kalau ribuan pengguna medsos setidaknya tahu atau turut memanfaatkan konten pelatihan dari platform yang mereka sukai.
Salah satu platform pelatihan yang tengah ramai diperbincangkan di jagat maya adalah dari Microsoft. Perusahaan raksasa bidang teknologi informasi ini meluncurkan inisiatif pelatihan digital yang dianggap krusial selama pandemi Covid-19. Kemampuan tersebut antara lain bahasa pemrograman, analisis data, pemasaran digital, dan desain grafis.
Kanal akses pelatihan gratis yang disediakan Microsoft hadir lewat platform Linkedin. CEO Linkedin Ryan Roslansky mengatakan, untuk mendesain pelatihan gratis, Linkedin menganalisis data dari 690 juta penggunanya dan 50 juta perusahaan yang tergabung dalam platform Linkedin.
Dengan analisis tersebut, Linkedin mendapat gambaran tentang pekerjaan dan keterampilan yang sedang dibutuhkan. ”Kami melihat tren dari keterampilan dan pekerjaan yang sedang dibutuhkan,” kata Ryan. Dari data itu, Linkedin menemukan sepuluh pekerjaan yang dinilai paling sesuai di masa pandemi ini.
Sepuluh pekerjaan yang dimaksud antara lain programmer, tenaga penjualan, project manager, administrator TI, customer service, digital marketer, IT support, analis data, analis finansial, dan desainer grafis.
Sepuluh pekerjaan ini punya lowongan terbesar dan pertumbuhan yang stabil setidaknya selama empat tahun terakhir. Jenis-jenis pekerjaan tadi juga memiliki taraf penghasilan yang memadai dan keterampilannya dapat dipelajari secara daring.
Ryan menambahkan, Linkedin menyediakan rangkaian pembelajaran untuk setiap pekerjaan ini secara gratis. Pembelajaran ini disediakan dalam bahasa Inggris, Spanyol, Perancis, dan Jerman. Semua pembelajaran ini dapat diakses melalui Opportunity.linkedin.com.
Pelatihan serupa juga dilakukan perusahaan Google. Program bernama Grow on Air memberi kesempatan pelatihan virtual gratis bagi warga Amerika Serikat dan Kanada yang terdampak Pandemi Covid-19.
Program ini adalah ekstensi dari program Grow with Google yang menyediakan pelatihan dan lokakarya secara fisik. Direktur Grow with Google Jesse Haines mengatakan, langkah ini diambil agar pelatihan dapat terus berjalan meski pembatasan fisik sedang berlangsung akibat Covid-19.
”Kami melihat banyak orang, terutama pencari kerja dan usaha mikro, sedang menemui masa yang penuh ketidakpastian. Kami ingin membantu meningkatkan keterampilan digital untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka,” tutur Haines (Kompas, 3/7/2020).
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menuturkan, pandemi Covid-19 kini turut mengakselerasi program digitalisasi berbagai menjadi impian banyak pihak. Faisal sendiri memandang kebutuhan pekerjaan bidang digital semakin tinggi di saat ini.
”Dengan adanya pandemi, kebutuhan pekerjaan ini makin tinggi sehingga trennya sekarang mengalami akselerasi. Namun, hal ini juga berbenturan dengan tantangan berbagai infratruktur digital,” ujar Faisal saat dihubungi dari Jakarta.
Walakin, dia menilai ruang untuk pertumbuhan berbagai adaptasi digital masih sangat luas. Di Indonesia yang terdiri dari negara kepulauan, sejumlah layanan jasa administrasi dan logistik bisa segera menerapkan digitalisasi.
Geliat digital saat pandemi Covid-19 berimplikasi pada banyaknya tenaga terampil di bidang digital beberapa tahun mendatang. Faisal berharap, saat momen geliat digital itu tiba, para tenaga terampil ini dapat disambut baik oleh pemerintah dan kalangan pengusaha.