Undian perempat final Liga Champions Eropa pada Jumat sore mempertemukan tim kuda hitam, Atalanta, kontra klub kaya raya, Paris Saint-Germain. Dua laga panas lainnya juga bakal tersaji di perempat final kompetisi itu.
Oleh
yulvianus harjono
·4 menit baca
NYON, JUMAT — Atalanta, klub sepak bola Italia yang tengah naik daun, bakal ditantang klub kaya raya asal Perancis, Paris Saint-Germain, pada perempat final Liga Champions Eropa yang akan digelar pada 12-15 Agustus mendatang di Lisbon, Portugal. Perempat final kompetisi antarklub elite Eropa itu juga akan menyajikan dua duel panas lainnya.
Hal itu terungkap dalam undian perempat final Liga Champions yang digelar di markas UEFA di Nyon, Swiss, Jumat (10/7/2020) sore. Undian itu sekaligus memastikan bahwa Liga Champions musim ini, yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, bakal kembali dilanjutkan mulai 7Agustus mendatang.
Selain duel Atalanta kontra PSG, undian itu juga mempertemukan RB Leipzig kontra Atletico Madrid, tim yang menyingkirkan juara bertahan Liverpool FC di babak 16 besar. Adapun dua laga lainnya bakal mempertemukan Real Madrid/Manchester City versus Olympique Lyon/Juventus; dan Napoli/Barcelona kontra Chelsea/Bayern Muenchen.
Delapan tim, yaitu Madrid, City, Lyon, Juventus, Napoli, Barca, Chelsea, dan Bayern Muenchen, masih harus berjuang menyelesaikan laga babak 16 besar yang tertunda akibat pandemi sebelum lolos ke perempat final. UEFA telah mengonfirmasi, keempat laga tunda leg kedua babak 16 besar itu akan digelar pada 7-8 Agustus mendatang di markas tim kandang masing-masing.
Berbeda dengan musim-musim sebelumnya, banyak perubahan dilakukan pada babak gugur tersisa di Liga Champions musim 2019-2020 ini. Babak perempat final dan semifinal, yang sebelumnya berformat kandang-tandang di setiap rumah tim peserta, misalnya, bakal ditentukan dalam satu laga saja. Seluruh laga itu, termasuk final pada 23 Agustus mendatang, akan dipusatkan di Lisbon.
Awalnya, laga final itu akan digelar di Istanbul, Turki, pada 30 Mei lalu. Namun, jadwal itu diubah akibat pandemi Covid-19. Istanbul baru akan menggelar laga final itu pada edisi musim 2020-2021.
”Kami berterima kasih kepada Federasi Sepak Bola Portugal yang telah berinisiatif mengajukan Lisbon sebagai lokasi penyelenggaraan babak gugur. Tanpa mereka, ini tidak akan tercapai,” ujar wakil Sekretaris Jenderal UEFA Giorgio Marchetti dalam acara undian itu, seperti disiarkan UEFA TV.
Hal berbeda pun terlihat dalam proses undian perempat final itu. Pada musim-musim lalu, undian di Nyon itu rutin dihadiri para perwakilan klub peserta. Namun, kali ini, ruangan tempat undian di markas UEFA itu kosong melompong. Hanya ada sejumlah staf dan pejabat UEFA, seperti Marchetti, Pedro Pinto (pembawa acara), dan Paulo Sousa (mantan pemain Juventus), yang bertindak sebagai pengundi.
Adapun para perwakilan klub diminta menyaksikan undian itu dari negara mereka masing-masing lewat telekonferensi. Karena komunikasi itu dilakukan jarak jauh, sejumlah kendala pun muncul. Suara Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone, misalnya, tiba-tiba hilang ketika ditanya komentarnya soal hasil undian yang mempertemukan timnya dengan Leipzig.
Kendala serupa, yaitu suara terputus atau tidak jelas, juga beberapa kali muncul. ”Kami meminta maaf atas kendala teknis ini,” kata Pinto mewakili UEFA dalam undian itu.
Sementara itu, Direktur Olahraga PSG Leonardo memberikan pandangannya terkait hasil undian itu. Menurut dia, Atalanta merupakan tim yang tak bisa dipandang sebelah mata. ”Faktanya, mereka 11 kali menang beruntun (di berbagai kompetisi),” ujarnya mengenai tim kuda hitam asal Italia itu.
Media-media di Italia pun tak lagi sabar menanti kelanjutan Liga Champions. Mereka berharap, tahun ini, trofi ”Si Kuping Lebar” pulang ke Italia. Terakhir kali klub Italia meraih trofi itu adalah tepat satu dekade lalu, yaitu Inter Milan asuhan Jose Mourinho. ”Trofi (Si Kuping Lebar), kami sungguh merindukanmu,” tulis Gazetta dello Sport’s, media asal Italia.
Menghadapi Atalanta sama seperti pergi ke dokter gigi. Sungguh. Mereka sungguh tangguh, menyulitkan, dan kami tahu itu.
Menurut Gazetta, Atalanta berpeluang melanjutkan keajaibannya hingga ke final. Mereka menilai, tim yang baru pertama kali tampil di Liga Champions itu seperti fenomena Ajax Amsterdam pada musim lalu. Atalanta tampil penuh semangat, ofensif, dan meledak-ledak. Pada babak 16 besar, misalnya, tim asuhan Gian Piero Gasperini itu dua kali menghajar wakil Spanyol, Valencia, dan lolos dengan agregat 8-4.
”Menghadapi Atalanta sama seperti pergi ke dokter gigi. Sungguh. Mereka sungguh tangguh, menyulitkan, dan kami tahu itu,” ujar Manajer Manchester City Pep Guardiola seusai menghadapi Atalanta di fase gugur, akhir tahun lalu.
Kesempatan terakhir City
City sendiri menjadi salah satu tim unggulan juara. Musim ini bisa menjadi peluang terakhir Guardiola dan para pemainnya untuk meraih Liga Champions mengingat mereka diskors UEFA larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua musim akibat pelanggaran Financial Fair Play. Namun, City lantas melakukan banding yang hasilnya akan keluar Juli ini.
Bayern Muenchen menjadi tim favorit juara lainnya. Bayern, yang terakhir kali meraih trofi Si Kuping Lebar pada 2013 bersama pelatih Jupp Heynckes, adalah tim paling menawan di Liga Champions Eropa musim ini. Mereka selalu menang di tujuh laga sejak fase penyisihan grup. Total 27 gol mereka lesakkan, tertinggi di antara 31 klub lainnya.
Bayern, yang diasuh Hans-Dieter ”Hansi” Flick, juga telah meraih dua trofi domestik musim ini, yaitu Bundesliga Jerman dan Piala Jerman. Mereka juga memiliki keuntungan lain, yaitu memulai kompetisi domestik lebih dulu ketimbang para rival lainnya di Eropa pada era normal baru.