Telusuri Interaksi Siswa Secapa TNI Angkatan Darat di Bandung
›
Telusuri Interaksi Siswa...
Iklan
Telusuri Interaksi Siswa Secapa TNI Angkatan Darat di Bandung
Penemuan 1.262 kasus positif Covid-19 di kluster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD di Kota Bandung, Jawa Barat, harus diantisipasi. Interaksi siswa dan tenaga pelatih di lingkungan tersebut wajib ditelusuri.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA/TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Penemuan 1.262 kasus positif Covid-19 di kluster Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat di Kota Bandung, Jawa Barat, harus segera diantisipasi. Interaksi siswa dan tenaga pelatih di lingkungan tersebut wajib ditelusuri guna mencegah penyebaran virus korona baru lebih luas.
Gubernur Jabar Ridwan Kami mengatakan, penelusuran di lingkungan Secapa di Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, akan dilakukan TNI AD. Sementara itu, pihaknya bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung melacak penyebaran virus dengan melakukan tes terhadap masyarakat di sekitarnya.
”Pengetesan hukumnya wajib, tidak boleh menolak. Saya menyarankan kawasan Hegarmanah melakukan PSBM (pembatasan sosial berskala mikro) dengan ketat,” ujarnya di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/7/2020).
Mayoritas kasus positif di kluster ini berstatus orang tanpa gejala dan sedang melakukan karantina mandiri di kompleks Secapa AD. Hanya 17 orang yang dirawat di Rumah Sakit Dustira, Kota Cimahi.
Kamil mengatakan telah berkoordinasi dengan Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto). ”Kesepakatannya, pengendalian kluster di sana akan dikelola secara mandiri oleh TNI AD. Kami hanya akan mengerjakan di luar kompleks,” ujarnya.
Kamil belum mengetahui jumlah anggota keluarga siswa dan pelatih Secapa AD yang akan dites. Sebab, mereka tidak hanya berasal dari Jabar, tetapi juga dari sejumlah wilayah di Indonesia.
”Akan tetapi, harus dilakukan pelacakan kepada warga di sekitarnya. Karena biasanya mereka (siswa Secapa AD) ada waktu pesiar (libur) dalam seminggu,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani menyatakan, pihaknya telah menelusuri lingkungan sekitar Secapa AD, Selasa (7/6/2020). Tidak ditemukan penyebaran Covid-19 di luar kompleks tersebut. Penularan diduga berasal dari interaksi internal di Secapa AD.
”Kalau dilihat dari cepatnya penyebaran, ini dimungkinkan adanya penyebaran internal,” ujarnya.
Kluster penyebaran Covid-19 di sekolah kedinasan terus bermunculan. Dari penelusuran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Cimahi di awal Juli, ditemukan 99 kasus positif di Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdik POM) AD.
Menyusul kemunculan kluster Secapa, Pemprov Jawa Barat memprioritaskan pemeriksaan di sekolah-sekolah berasrama di Jabar, termasuk 20 institusi pendidikan militer. Kejadian ini bukan yang pertama. Akhir Maret lalu, sejumlah siswa Sekolah Pembentukan Perwira Kepolisian Republik Indonesia di Sukabumi juga terinfeksi Covid-19.
Mayoritas kasus positif di kluster ini berstatus orang tanpa gejala dan sedang melakukan karantina mandiri di kompleks Secapa AD. Hanya 17 orang yang dirawat di Rumah Sakit Dustira, Kota Cimahi
”Kami menambah sekolah asrama dan tempat berkumpulnya masyarakat sebagai kategori prioritas tes masif Covid-19. Masih ada sekolah kedinasan lainnya yang akan menyusul. Yang penting, kami mengimbau warga tetap menerapkan protokol kesehatan karena bahaya penyebaran mulai terlihat lagi,” kata Berli.
Wali Kota Bandung Oded M Danial belum dapat memastikan waktu penerapan PSBM di kawasan sekitar Secapa AD. Pihaknya akan melakukan tes usap terhadap warga setempat.
”Baru ada sekitar 28 warga yang sudah kami data untuk diperiksa. Warga lainnya masih terus ditelusuri,” ucapnya.
Penambahan kasus baru dari kluster Secapa AD membuat kasus positif Covid-19 di Jabar melonjak tajam. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) yang diperbarui, Jumat pukul 19.01, jumlahnya mencapai 4.951 orang.
Terdapat penambahan 1.576 kasus baru dalam sepekan terakhir. Penambahan terbanyak terjadi pada Kamis (9/7) dengan 965 kasus sekaligus menjadi yang tertinggi selama pandemi Covid-19.
Penularan udara
Berli mengatakan, lonjakan kasus ini menjadi pengingat kepada warga agar tetap menerapkan protokol kesehatan dalam mengantisipasi Covid-19. Apalagi, kajian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengindikasikan persebaran Covid-19 lewat udara (airbone).
Hal itu juga menjadi evaluasi bagi gugus tugas sebelum membuka kembali lokasi-lokasi dengan potensi kerumunan, seperti tempat hiburan. Berli menambahkan, pihaknya akan mengkaji lebih jauh terkait pembukaan pesantren dan sekolah berasrama lainnya.
”Semua literasi akan kami kaji. Kalau memang betul (persebaran lewat udara), berarti jarak aman yang sekarang (satu meter) bisa saja tidak bermakna,” ujarnya.