Manajer Burnley Sean Dyche bangga memiliki tim yang mampu tampil konsisten meski skuad menipis. Namun, ia ragu bisa mempertahankan konsistensi itu di Stadion Anfield ketika menghadapi Liverpool, Sabtu malam ini.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, SABTU — Dalam 12 laga terakhir, Burnley baru menelan satu kekalahan dan konsistensi mereka terus terlihat meski skuad menipis karena sejumlah pemain cedera atau kontraknya habis. Konsistensi dan keajaiban tim berjuluk ”The Clarets” ini akan diuji Liverpool di Stadion Anfield, Sabtu (11/7/2020) pukul 21.00 WIB.
Laga ini bakal menjadi ujian terberat bagi Burnley yang sedang berharap bisa tampil di Liga Europa musim depan. Kini, mereka masih berada di peringkat ke-10 dengan 49 poin. tambahan poin dari laga kontra Liverpool akan sangat membantu mereka untuk melompati Arsenal dan Tottenham Hotspur yang bakal berduel, Minggu (12/7/2020) malam.
Namun, di depan mereka ada Liverpool, sang juara Liga Inggris musim ini yang juga belum terkalahkan di Anfield selama 17 laga kandang yang mereka jalani musim ini. ”Si Merah” juga sedang menatap rekor untuk menjadi tim pertama yang bisa memenangi keseluruhan 19 laga kandang dalam semusim.
Sementara Burnley adalah tim yang pada akhir tahun lalu bahkan tidak bermimpi bisa memiliki peluang untuk meraih tiket ke kompetisi Eropa musim depan. Situasi semakin sulit ketika para pemain penting Burnley bertumbangan akibat cedera termasuk sang kapten, Ben Mee.
Pemain lainnya yang juga cedera dan diperkirakan tidak akan bisa tampil lagi hingga musim ini berakhir adalah Jack Cork, Matt Lowton, dan Ashley Barnes. Sementara pemain seperti Chris Wood, Johann Berg Gudmundsson, dan Robbie Brady sudah pulih, tetapi masih menjadi cadangan pada laga sebelumnya ketika Burnley mengalahkan West Ham United, 1-0. Hanya Wood yang dimainkan pada laga itu.
Sebelumnya, Burnley telah kehilangan sejumlah pemain yang kontraknya habis termasuk eks kiper tim nasional Inggris, Joe Hart. Masalah cedera pemain dan kontrak yang habis itu membuat Manajer Burnley Sean Dyche hampir putus asa. ”The Clarets” dilibas Manchester City, 0-5, pada laga pertamanya sejak kompetisi Liga Inggris dilanjutkan pada pertengahan Juni lalu.
Keajaiban
Ajaibnya, kekalahan dari City itu tidak menyurutkan semangat para pemain Burnley pada laga-laga berikutnya. Mereka berturut-turut mengalahkan Watford, Crystal Palace, lalu menahan imbang Sheffield United dan menang lagi saat menghadapi West Ham.
Manajer Burnley Sean Dyche sekali lagi diharapkan bisa membuat keajaiban bersama Burnley di Anfield. Dyche menyadari lawannya tersebut merupakan tim yang bakal tetap bisa memenangi sebuah laga meski sedang tidak bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. ”Mereka (Liverpool) adalah tim yang bisa memberikan Anda gelar juara,” kata Dyche dilansir laman Burnley.
Namun, saya juga ragu apakah modal kuat ini cukup untuk melawan tim seperti Liverpool. (Sean Dyche)
Liverpool membuat Dyche ragu timnya bisa tetap konsisten tidak terkalahkan meski para pemainnya memiliki mental baja dan fisik yang prima. ”Kedua hal itu (mental dan fisik) merupakan modal yang kuat. Namun, saya juga ragu apakah modal kuat ini cukup untuk melawan tim seperti Liverpool,” ujar Dyche.
Kehilangan Henderson
Sementara itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp mengumumkan bahwa mereka kehilangan sang kapten Jordan Henderson hingga akhir musim ini. Henderson mengalami cedera pada bagian lutut saat mengalahkan Brighton and Hove Albion, 3-1.
”Kabar terbaik dari kabar buruk ini adalah ia tidak perlu menjalani operasi. Saya optimistis ia akan bisa bermain lagi saat kompetisi musim depan dimulai. Henderson termasuk orang yang cepat pulih (dari cedera),” kata Klopp. Cedera yang dialami Henderson ini, kata Klopp, sempat merusak kegembiraan tim.
Liverpool saat ini tengah menunggu seremoni penyerahan trofi Liga Inggris yang dinantikan selama 30 tahun. Di tengah kegembiraan itu, para pemain lainnya menyadari, kapten mereka yang telah banyak berjasa mengantar Liverpool ke puncak kejayaan itu kini sedang kesakitan.
Henderson sebenarnya masih diperlukan untuk membantu Liverpool memburu rekor-rekor di Liga Inggris. Selain rekor bisa memenangi ke-19 laga kandang, Liverpool juga masih bisa memecahkan rekor-rekor milik City seperti rekor perolehan 100 poin, rekor total kemenangan semusim, dan rekor selisih poin terbesar dengan tim peringkat kedua.
Setidaknya Klopp masih punya kabar bagus terkait Henderson. ”Ia masih bisa ikut mengangkat trofi (dalam seremoni penyerahan trofi) karena ia layak menikmati momen itu,” ujarnya. (AFP/REUTERS)