Renovasi Stadion Menanti Keppres dan Inpres
Renovasi enam stadion untuk Piala Dunia FIFA U-20 2021 mendatang masih menunggu terbitnya keputusan presiden dan instruksi presiden terkait penyelenggaraan turnamen itu. Renovasi itu diharapkan selesai Februari 2021.
JAKARTA, KOMPAS — Renovasi enam stadion untuk Piala Dunia FIFA U-20 2021 di Tanah Air diharapkan segera dilakukan pada Agustus atau sebelum perwakilan FIFA datang ke Indonesia pada September. Namun, renovasi belum bisa dimulai karena Panitia Penyelenggara Piala Dunia U-20 Indonesia (INAFOC) masih menanti terbitnya keputusan presiden dan instruksi presiden terkait penyelenggaraan ajang dua tahunan tersebut.
”Kalau keppres dan inpres belum terbit, renovasi enam stadion itu belum bisa dilakukan. Sebab, keppres dan inpres merupakan payung hukum untuk mengeluarkan anggaran renovasi serta induk untuk membuat peraturan turunan yang membagi tanggung jawab pusat dan daerah dalam renovasi. Anggaran renovasi tidak hanya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau pusat, tetapi harus ada pula dari daerah,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Zainudin Amali di Jakarta, Jumat (10/7/2020).
Dalam kesempatan itu, Zainudin mengumumkan secara resmi Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Iwan Budianto sebagai Wakil Ketua INAFOC. Iwan ditunjuk karena telah berbagi tugas dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang fokus menyiapkan tim nasional U-20. Sementara Zainudin telah ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjadi Ketua INAFOC dalam rapat terbatas tingkat menteri di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
”Sementara, struktur kepanitiaan lain masih menunggu instruksi dari FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) selaku pemilik hajatan tersebut. Yang jelas, selain Kemenpora dan PSSI, INAFOC akan diisi sejumlah unsur dari kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian PUPR, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta Kementerian Keuangan. Kami akan bekerja sama sesuai tanggung jawab masing-masing,” kata Zainudin.
Selagi menunggu keppres dan inpres serta struktur kepanitiaan dari FIFA, lanjut Zainudin, INAFOC berupaya menyiapkan kantor sekretariat di Gedung GBK Arena, Senayan, Jakarta. Nantinya, kantor itu diharapkan membuat koordinasi antara kementerian lembaga terkait dan FIFA menjadi lebih lancar serta optimal.
Sementara itu, GBK Arena dipilih karena kondisinya dinilai masih layak, lokasi strategis, dan berpengalaman jadi Kantor Sekretariat Panitia Penyelenggara Asian Para Games Indonesia (INAPGOC) dua tahun lalu. ”Kantor sekretariat ini akan aktif sesegera mungkin setelah keppres dan inpres terbit serta panduan kepanitiaan dari FIFA keluar,” katanya.
Menurut pantauan Kemenpora, keppres dan inpres itu akan segera terbit di Juli ini. Sementara panduan kepanitiaan dari FIFA, menurut PSSI, akan segera keluar pada bulan ini.
Enam stadion itu sudah diumumkan secara resmi oleh Presiden dalam ratas kemarin sehingga enam stadion itulah yang akan fokus direnovasi. (Zainudin Amali)
Pemenuhan standar
Zainudin mengatakan, enam stadion penyelenggara Piala Dunia U-20 tidak akan berubah lagi. Stadion-stadion itu adalah Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Gelora Bung Karno (Jakarta), Si Jalak Harupat (Bandung), Manahan (Solo), Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Kapten I Wayan Dipta (Bali).
”Enam stadion itu sudah diumumkan secara resmi oleh Presiden dalam ratas kemarin sehingga enam stadion itulah yang akan fokus direnovasi,” ujarnya.
Iwan menuturkan, pemilihan enam stadion itu sudah sepengetahuan FIFA dan tidak ada masalah. Sekarang, melalui Kementerian PUPR dan pemerintah daerah setempat, INAFOC berupaya agar enam stadion itu bisa segera direnovasi dan memenuhi semua standar internasional yang diinginkan FIFA.
Beberapa permintaan FIFA dalam renovasi nanti, antara lain peningkatan kualitas rumput, lampu minimal 2.400 lux, ruang ganti stadion yang memadai, hingga lapangan latihan. Pengadaan barang untuk renovasi diharapkan bisa dilakukan per 1 Agustus dan pengerjaannya 7-15 hari setelah tibanya semua barang.
Mulai minggu depan, INAFOC akan mulai melakukan peninjauan persiapan renovasi di enam stadion tersebut. Mereka berharap renovasi bisa segera dilakukan agar semua stadion sudah siap pada Februari 2021.
”Catatan dari FIFA paling banyak tentang renovasi stadion. Jadi, kami berharap renovasi ini bisa segera dimulai. Apalagi, perwakilan FIFA akan datang meninjau Indonesia pada September nanti,” kata Zainudin kemudian.
Sementara itu, Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengutarakan, pihaknya berharap PSSI juga segera memberikan daftar standar FIFA yang harus dipenuhi dalam rangka merenovasi keenam stadion tersebut. Sejauh ini, Kementerian PUPR, yang bertindak sebagai penanggung jawab utama renovasi arena Piala Dunia U-20, belum tahu detail yang perlu ditingkatkan dari stadion-stadion yang ada.
”Kemarin, pihak Kementerian PUPR bertanya ke kami, apa saja list (daftar) standar FIFA yang harus dipenuhi dalam renovasi nanti. Kami pun minta pihak Kementerian PUPR mengirim surat permohonan resmi ke Kemenpora untuk diteruskan ke PSSI. Kami belum tahu pasti apakah list standar FIFA itu sudah ada di PSSI atau belum. Tapi, yang jelas, patokan standar itu harus ada agar Kementerian PUPR bisa bekerja sesuai dengan keinginan FIFA,” tuturnya.
Perbaikan minor GBK
Direktur Pusat Pengelola Kompleks GBK Winarto menyampaikan, renovasi Stadion GBK dan lapangan latihan di sekitarnya hanya berupa perbaikan minor. Sebab, secara umum, Stadion GBK dan tempat latihan di sekitarnya sudah memenuhi standar internasional, terutama pascamenggelar Asian Games dan Asian Para Games pada 2018.
Terkait lapangan, misalnya, rumput GBK dan beberapa lapangan latihan sudah sesuai standar FIFA. Lampu GBK juga sudah melebihi 2.400 lux, yakni mencapai 3.500 lux. Jika pun ada perbaikan, praktis hanya sterilisasi kawasan sekitar GBK agar lebih nyaman untuk peserta dan penonton. Perbaikan lainnya adalah untuk rumput dan peningkatan kapasitas lampu di Stadion Madya Senayan yang direkomendasikan menjadi salah satu tempat latihan.
”Pendanaan minor itu bisa dibiayain sendiri dari anggaran atau keuangan PPK GBK. Sebab, banyak event besar digelar di GBK dari 2018 sampai sekarang. Animo masyarakat semakin tinggi sehingga penggunaan arena di sini pun semakin meningkat. Jadi, kalau ada perbaikan tingkat minor, kami yakni bisa membiayai sendiri perbaikan tersebut,” ujarnya.