Binatang buas meneror ternak warga di Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Total 10 ternak kambing dimangsa dalam periode Juni-Juli 2020.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Binatang buas meneror ternak warga di Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Total 10 kambing dimangsa dalam periode Juni-Juli 2020. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resor Konservasi Wilayah Padang Pariaman melakukan identifikasi kejadian ini.
Teror terbaru terjadi di Korong Surantiah Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Sabtu (11/7/2020). Tujuh kambing ditemukan pemiliknya mati dengan bekas terkaman di dalam kandang. Dua kambing di antaranya hampir habis dimakan.
Sekretaris Nagari Lubuk Alung Landi Efendi, Minggu (12/7/2020), mengatakan, kejadian itu diduga terjadi Sabtu pagi. Namun, baru disadari pemilik ternak pada Sabtu sore ketika hendak melepaskan kambing ke hamparan tanah lapang untuk mencari makan.
”Ketika tiba di kandang, pemilik ternak terkejut. Tujuh kambingnya mati dengan jejak terkaman hewan buas. Satu kambing sudah (hampir habis) dimakan,” kata Landi. Pemilik melaporkan kejadian itu kepada pihak nagari pada Sabtu pukul 17.00.
Menurut Landi, pihak nagari dan Resor Konservasi Wilayah (RKW) Padang Pariaman BKSDA Sumbar mengunjungi lokasi pada Sabtu malam. Seekor lagi dari tujuh bangkai kambing itu ternyata kembali dimakan oleh hewan buas. Jejak gigitan satwa terlihat masih segar.
Di sekitar lokasi kejadian, kata Landi, ditemukan jejak di tanah dan rumput. Namun, karena tanahnya berbencah, bentuk jejak tidak sempurna sehingga belum dapat diketahui jenis satwa yang memangsa ternak tersebut.
Landi menjelaskan, kandang kambing tersebut berada di hamparan tanah dekat perbukitan. Jaraknya 1,5-2 kilometer dari permukiman ramai. Lokasi itu diperkirakan 5-6 kilometer dari Hutan Lindung Bukit Barisan atau Suaka Margasatwa Barisan.
Teror binatang buas terhadap ternak ini, kata Landi, merupakan yang ketiga kali terjadi di Nagari Lubuk Alung. Pada 6 Juni 2020, dua kambing dimangsa hewan buas di Korong Gantiang Koto Buruak.
Tiga hari berselang, 9 Juni 2020, seekor kambing kembali mati diterkam di Korong Padang Baru. Namun, dalam beberapa tahun sebelumnya, rentetan teror terhadap ternak ini tidak pernah terjadi di Nagari Lubuk Alung.
Untuk di dua lokasi ini, satwa pemangsa diduga macan dahan (Neofelis nebulosa). ”Pada kejadian sebelumnya, jejaknya terlihat. Berdasarkan jejak dan karakteristik cara makannya, diduga harimau dahan. Harimau sumatera biasanya tidak mau memangsa di dalam kadang,” ujar Landi.
Berdasarkan jejak dan karakteristik cara makannya, diduga harimau dahan.
Kata Landi, ketiga lokasi kejadian saling berdekatan. Namun, berbeda dengan Korong Surantiah Koto Buruak, dua korong lainnya relatif lebih jauh, belasan kilometer, dari Hutan Lindung Barisan dan Suaka Margasatwa Barisan. Kandang kambing di dua korong sebelumnya juga berada di belakang rumah pemilik di permukiman ramai.
Landi pun mengimbau masyarakat di sekitar lokasi kejadian agar waspada. Masyarakat diimbau tidak sendirian beraktivitas di ladang yang berada di perbukitan dan tidak pulang terlalu senja. Para pegiat olahraga buru babi menggunakan anjing juga diminta waspada ketika berburu.
Kepala Resor Konservasi Wilayah Padang Pariaman BKSDA Sumbar Andrik, sudah mengecek lokasi dan melakukan verifikasi lapangan pada Sabtu malam. Lokasi berada di daerah penyangga kawasan hutan atau area penggunaan lain.
”Lokasinya beda dengan kejadian sebelumnya. Beda korong (setingkat jorong). Kejadian sebelumnya, diduga macan dahan. Sekarang belum bisa dipastikan jenis satwanya karena jejaknya tidak begitu jelas. Hari ini kami kembali memantau lokasi,” katanya. Ditambahkan Andrik, petugas sudah memasang empat perangkap kamera (camera trap) agar satwa bisa diidentifikasi.
Andrik belum dapat memastikan penyebab teror hewan buas terhadap ternak warga karena perlu kajian. Petugas belum mendalami penyebabnya. Namun, secara teori, serangan tersebut dapat dipicu beberapa faktor.
Pertama, berkurangnya satwa mangsa di dalam hutan. Kedua, lokasi serangan merupakan daerah perlintasan satwa pemangsa. Ketiga, satwa pemangsa mengikuti alur pergerakan satwa mangsa yang bergeser ke arah permukiman. Keempat, berkurangnya tutupan lahan.
Teror hewan buas kepada warga ataupun ternak beberapa kali terjadi di Sumbar tahun ini. Lokasi kejadian berada di daerah kawasan penyangga hutan atau area penggunaan lain.
Di Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, misalnya, induk dan dua anak harimau sumatera (Panthera tigris sumtrae) berkali-kali muncul di perladangan warga dekat Hutan Lindung Bukit Barisan dan Suaka Margasatwa Barisan sejak 7 Mei 2020. Dua anak harimau ditangkap pada 13 Juni 2020 dan 28 Juni 2020, sedangkan induknya belum tertangkap hingga sekarang.
Sementara itu, di Jorong Sungai Puar, Nagari Sungai Puar, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, seekor harimau sumatera dewasa menyerang dua kerbau warga pada 23 Juni 2020. Lokasi kejadian dekat areal persawahan dalam area penggunaan lain, sekitar 2 kilometer dari Cagar Alam Maninjau. Induk kerbau luka parah di bagian kaki sehingga dijual pemilik untuk disembelih, sedangkan anak kerbau luka di bagian pundak.