Hujan lebat di Sirkuit Red Bull Ring menjadi faktor pengubah permainan dalam penentuan start balapan Formula 1 seri Styria, Sabtu (11/7/2020) malam. Para pebalap yang berjaya di trek kering justru terlempar ke belakang,
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, SABTU — Hujan menjadi berkah bagi Lewis Hamilton untuk memperbaiki posisinya saat kualifikasi seri kedua Formula 1 di Red Bull Ring, Austria, Sabtu (11/7/2020) malam. Pebalap Mercedes tersebut tak tertandingi dan mencatat waktu tercepat pada kualifikasi balapan yang diwarnai hujan itu.
Hamilton bakal start terdepan pada balapan Minggu ini. Pada kualifikasi, ia unggul jauh, yaitu 1,2 detik, dari andalan Red Bull, Max Verstappen, yang berada di posisi kedua. Padahal, pada latihan Jumat, Hamilton sempat mengalami masalah penurunan performa mesin Mercedes W11 yang dipacunya. Ia pun tertahan di posisi keenam sesi latihan itu.
”Saya menyukai hari-hari seperti ini. Balapan seperti ini terasa seperti masa-masa silam,” ujar Hamilton, yang matang di berbagai kondisi lintasan balap saat meniti karier di gokar, seusai kualifikasi itu.
Hamilton menguasai sesi kualifikasi pertama hingga ketiga. Pada kualifikasi ketiga, posisi pebalap tercepat terus berubah antara Verstappen dan Hamilton. Namun, ia tak tergusur setelah mencetak waktu 1 menit 19,702 detik. Ia unggul 0,787 detik dari Verstappen.
Hamilton terus memperbaiki waktunya, dengan torehan 1 menit 19,273 atau unggul 1,216 detik dari Verstappen, untuk menyegel posisi start terdepan. Verstappen gagal mengalahkan catatan waktu Hamilton setelah mobilnya melintir pada tikungan terakhir ketika melakukan time attack pada sesi kualifikasi ketiga (Q3) itu.
”Sejujurnya, saya bahagia. Hari yang penuh risiko dan cuacanya luar biasa sulit. Saya mendapat aquaplane (melayang akibat melewati genangan air di trek) besar pada satu titik dan merasa jantung saya seolah berada di mulut. Akan tetapi, saya bisa memperbaiki (kecepatan) dan menyelesaikan dengan manis satu putaran yang bersih,” ujar Hamilton.
Ia pun optimistis, pada balapan Minggu (12/7/2020) yang dimulai pukul 20.10 WIB, dirinya bisa bersaing untuk finis terdepan. Timnya sudah menemukan solusi masalah penurunan performa mobilnya.
Akan lebih baik bagi kami jika lintasannya besok kering. Akan tetapi, saya bersyukur dengan adanya hujan. Seperti biasanya, sebagai tim, kami bersiap untuk kedua kondisi itu. (Lewis Hamilton)
”Akan lebih baik bagi kami jika lintasannya besok kering. Akan tetapi, saya bersyukur dengan adanya hujan. Seperti biasanya, sebagai tim, kami bersiap untuk kedua kondisi itu,” ujar Hamilton yang pekan lalu finis keempat di Austria.
Pada balapan nanti, pebalap asal Inggris tersebut akan mendapat tekanan dari Verstappen. Pebalap asal Belanda itu bertekad membalas kegagalannya finis pada balapan seri pertama, yang juga digelar di Red Bull Ring, akibat masalah kelistrikan pada mobilnya.
Pebalap agresif itu juga menunjukkan kepiawaiannya mengendalikan mobil F1 di lintasan basah. Itu salah satunya Verstappen tunjukkan saat seri Brasil pada 2016. Merangkak dari posisi 14, saat itu, ia mampu finis ketiga di Interlagos.
Verstappen sempat memimpin di awal sesi Q3, tetapi kemudian mengalami kesulitan dengan jarak pandang. ”(Saya) tidak bisa melihat apa pun. Sangat sulit untuk melihat zona pengereman, tetapi itu juga dialami oleh semua pebalap. Saya pikir, di lintasan kering, kami bisa mendapat peluang yang lebih baik,” ucapnya.
Hujan juga membawa berkah bagi McLaren yang menempatkan Carlos Sainz Jr di posisi start ketiga. Pebalap Ferrari musim 2021-2022 itu mengalahkan Valtteri Bottas, pebalap Mercedes lainnya yang menjuarai seri pertama. Bottas bakal start keempat.
Kejutan Ocon
Kejutan juga ditunjukkan Esteban Ocon yang bisa memacu Renault RS20 menempati posisi start kelima. Adapun pebalap lain di belakangnya adalah Lando Norris, Alexander Albon, Piere Gasly, Daniel Ricciardo, dan Sebastian Vettel.
”Sangat senang bisa menempati P3 (posisi ketiga) untuk pertama kali dalam karier saya. Ini terasa luar biasa, terutama karena kualifikasi ini menjadi salah satu yang tersulit yang pernah saya jalani. Begitu banyak aquaplaning. Sungguh gila,” ujar Sainz ke Sky Sports.
Sainz optimistis bisa bersaing saat balapan di trek kering ataupun basah pada Minggu. Namun, dia juga mewaspadai para pebalap di belakangnya, khususnya Bottas dan Albon, yang kompetitif di trek kering.
Sebaliknya, hujan menjadi petaka bagi dua pebalap Racing Point, Sergio Perez dan Lance Stroll, berikut pebalap muda Ferrari, Charles Leclerc. Perez, yang kompetitif di lintasan kering dan menempati posisi ketiga pada latihan Jumat, tersingkir di sesi kualifikasi awal. Adapun Stroll, yang mencatat waktu tercepat keempat pada latihan Jumat dengan mobil ”Pink Mercedes”, tersingkir di sesi kedua kualifikasi (Q2).
Demikian juga Leclerc. Ia tampak kesulitan mengoptimalkan Ferrari SF1000 di trek basah. Dia tersingkir di Q2 setelah menempati posisi ke-11. Melalu radio tim di akhir Q2, Leclerc diminta timnya memacu lebih kencang mobilnya supaya lolos ke Q3.
Akan tetapi, pebalap berusia 22 tahun itu berkata, dirinya kesulitan mengendalikan mobil tersebut. ”Masalah utamanya adalah kami tak cukup cepat, tertinggal 1,8 detik (dari pebalap terdepan). Kami terlalu lambat,” ujar Leclerc, dikutip BBC.
Masalah Ferrari
Rekan satu tim Leclerc, Sebastian Vettel, bisa lolos ke Q3 dengan menempati posisi ke-10. Namun, dia belum bisa bersaing dengan pebalap baris depan. Perbaikan aerodinamika di Ferrari SF1000 belum cukup menyelesaikan masalah koefisien gesek di mobil itu.
Pekan lalu, Leclerc bisa finis kedua karena terbantu kecelakaan sejumlah pebalap yang lantas beberapa kali memunculkan safety car. Mobil Ferrari, yang tidak kompetitif pada seri awal, bahkan tampak lebih sulit dikendalikan di trek basah. Hal itu menguatkan kesan adanya masalah pada keseimbangan di SF1000.