Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebutkan, pariwisata alam yang bisa dibuka aksesnya ialah yang berada di daerah zona hijau dan kuning.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebutkan, pariwisata alam yang bisa dibuka aksesnya ialah yang berada di daerah zona hijau dan kuning.
BANYUWANGI, KOMPAS— Terhitung hingga akhir pekan ini, Kabupaten Banyuwangi masih dalam status daerah risiko sedang atau zona oranye dan Kabupaten Bondowoso dalam status daerah risiko ringan atau zona kuning. Meskipun demikian, Taman Wisata Alam atau TWA Kawah Ijen tetap dibuka kembali setelah empat bulan terakhir ditutup.
Pembukaan kembali jalur pendakian dan destinasi wisata TWA Kawah Ijen dilakukan di titik awal pendakian Gunung Ijen di Paltuding, Banyuwangi, Sabtu (11/7/2020).
Hadir dalam acara itu, Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Jember Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur Setyo Utomo, Kepala Badan Koordinasi Wilayah V Jatim di Jember Tjahjo Widodo, Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Mudjiono dan Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar.
”Kawasan ini dibuka sesuai dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu, ada rekomendasi dari Bupati Banyuwangi dan Bupati Bondowoso,” ujar Tjahjo Widodo.
Tjahjo mengatakan, sebelum rekomendasi dari kepala daerah turun, tim dari tiap kabupaten meninjau kesiapan penerapan protokol kesehatan. Hal itu untuk memastikan agar nantinya TWA Kawah Ijen tidak menjadi tempat penularan Covid-19.
Ia mengatakan, akan ada evaluasi berkala untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan tepat. Namun, jika ditemukan ada protokol yang tidak dijalankan sehingga dinilai berpotensi menjadi sarana penularan Covid-19, Bakorwil V Jember akan meminta TWA Kawah Ijen ditutup lagi.
Pembukaan TWA Kawah Ijen bertentangan dengan arahan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Dalam wawancara dengan Kompas di Banyuwangi, Jumat (26/6), Doni menyebut, pariwisata alam yang bisa dibuka aksesnya ialah yang berada di daerah zona hijau (tidak terdampak) dan kuning (risiko ringan).
Menanggapi hal itu, Tjahjo mengatakan pihaknya hanya berpatokan pada rekomendasi Bupati Banyuwangi dan Bupati Bondowoso. ”Pertimbangan ini sudah dirapatkan kedua kabupaten. Kami tidak meninjau itu (rekomendasi Gugus Tugas Covid-19 nasional). Kabupaten mengeluarkan rekomendasi, kami dukung,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Mudjiono mengatakan, zona oranye tidak dilarang untuk membuka tempat wisata. ”Banyuwangi memang masuk zona oranye sehingga kami tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Yang tidak boleh (membuka pariwisata) itu merah dan hitam,” ujarnya.
Mudjiono menambahkan, pembukaan TWA Kawah Ijen ini dilakukan untuk menggerakkan perekonomian demi kesejahteraan masyarakat.
”Kami membatasi kunjungan. Dari total daya dukung 450 orang, kami hanya mengizinkan 150 wisatawan per hari. Jam mendaki dari semula dibuka pukul 01.00, kini dibuka pukul 03.00,” kata Setyo.
Halau kerumunan
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sinung N Rachmadi mengatakan, kerumunan pengunjung di sekitar destinasi wisata di wilayahnya dinilai membahayakan. Kerumunan itu berisiko menimbulkan penularan virus sehingga harus segera dikendalikan.
Ia menjelaskan hal tersebut dalam diskusi kelompok terfokus tentang strategi pengembangan desa wisata dalam menghadapi tataran normal baru di Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.
Kerumunan, menurut Sinung, antara lain terjadi di sekitar Taman Wisata Candi Borobudur dan diduga juga di obyek wisata lainnya. Mereka umumnya kelompok pesepeda atau pejalan kaki yang berkumpul, berolahraga bersama di kawasan wisata. Kerumunan pengunjung biasanya juga terlihat di tempat-tempat makan saat mereka beristirahat.
Perilaku itu, menurut Sinung, memperburuk situasi dan tidak sejalan dengan upaya pengendalian kasus Covid-19 serta tatanan normal baru, yang saat ini sudah mulai dijalankan di obyek-obyek wisata.
Percontohan
Di Bali, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wawan Gunawan menyatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menyiapkan standar protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan sebagai pedoman. Hal ini untuk menyambut dibukanya kembali pariwisata di Pulau Dewata.
”Bali akan menjadi ikon, menjadi pilot project rebound untuk sektor pariwisata di Indonesia,” ujar Gunawan.
Gubernur Bali Wayan Koster yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali mengatakan, dirinya bersama pimpinan daerah di Bali sepakat membuka kembali Bali secara bertahap. ”Tak mungkin seterusnya menjalani kondisi yang tidak ada kepastian,” ujarnya di Pantai Pandawa, Kabupaten Badung, Bali, kemarin.