Warga Surabaya Terus Diingatkan Mematuhi Protokol Kesehatan
›
Warga Surabaya Terus...
Iklan
Warga Surabaya Terus Diingatkan Mematuhi Protokol Kesehatan
Sampai sekarang masih ada warga Kota Surabaya yang belum mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan wajib memakai masker, saat beraktivitas di luar rumah.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sampai sekarang masih ada warga Kota Surabaya, Jawa Timur, yang belum mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan wajib memakai masker, saat beraktivitas di luar rumah. Untuk mengingatkan warga agar benar-benar-benar mengikuti aturan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Minggu (12/7/2020), blusukan ke permukiman, pasar, dan titik-titik keramaian, seperti trotoar dan warung.
Pengamatan Kompas, masih ada warga belum menaati protokol kesehatan, terutama wajib pakai masker, ketika berada di luar rumah. Tidak memakai masker masih dijumpai ketika warga antre menunggu pesanan makanan ataupun minuman dan saat berada di pasar.
Saat mengayuh sepeda, masker sudah siap walau posisinya di dagu. Jika dipakai, justru sulit bernapas dan khawatir lemas di jalan.
Pesepeda pun masih ada yang belum tertib dengan tidak memakai masker. Alasannya jika bermasker saat bersepeda, mereka sulit untuk bernapas. ”Saat mengayuh sepeda, masker sudah siap walau posisinya di dagu. Jika dipakai, justru mereka sulit bernapas dan khawatir lemas di jalan," kata Herman (32), warga Surabaya, saat bersepeda bersama tujuh rekannya, Jumat (10/7/2020) malam.
Sepanjang hari Minggu, Risma terus mengingatkan arek suroboyo agar selalu patuh dan disiplin dalam mentaati protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini. Salah satu strategi dalam mengetuk hati warga itu dilakukan dengan cara blusukan ke perkampungan padat penduduk dan pasar sambil sosialisasi patuh menggunakan masker dan selalu jaga jarak.
Cara ini dilakukan Risma sejak virus korona menyebar di Kota Surabaya pertengahan Maret lalu. Blusukan tidak hanya di akhir pekan atau libur, tetapi di hari kerja pun blusukan ke permukiman, pasar, dan tempat keramaian. Risma menyapa sekaligus mengingatkan warga agar menaati protokol kesehatan, Minggu, dengan keliling di Kecamatan Sawahan dan Rungkut.
Dengan berbekal pelantang suara sambil dibonceng sepeda motor, Risma bersama rombongan memulai blusukan dari rumah dinas Wali Kota Surabaya menuju Keputran Selatan lalu menuju ke Pasar Pakis, lanjut ke Jalan Girilaya, lalu masuk Pasar Krempyeng Putat Jaya, Pasar Mbok Abang, Banyu Urip Kidul Gang V, Banyu Urip Kidul Gang VI.
Perjalanan dilanjutkan ke Simo Gunung Kramat Timur, Simo Kwagean Kuburan, Jalan Simo Kwagean, Petemon gang III, Petemon Kuburan, Pasar Ghanok, Petemon Kuburan gang III, Kedung Anyar, Kedung Doro, Mangkunegara, dan Jalan raya Kembang Kuning.
Setelah keliling ke gang-gang kecil di Kecamatan Sawahan, rombongan kemudian menuju wilayan Rungkut. Di wilayah ini, rombongan Wali Kota Risma ini masuk melalui Jalan Kedung Baruk, Kedung Asem, Rungkut Lor, Rungkut Kidul, Pasar Soponyono dan Pasar Paing.
Selama blusukan ke perkampungan dan gang-gang kecil itu, suaranya melalui pelantang selalu menggema mengingatkan warga untuk selalu menggunakan masker dan jaga jarak. Bahkan, ketika menemui warga atau anak-anak yang tidak menggunakan masker, ia pun langsung meminta stafnya untuk memberikan masker. Ia pun langsung meminta warga tersebut untuk menggunakannya.
”Ayo dipakai maskernya. Bapak dan ibu..., tolong dipakai maskernya, masih banyak yang dirawat di rumah sakit. Tolong jangan ditambah lagi. Tolong gunakan masker. Rungkut ini masih banyak yang kena. Tolong jangan ditambah lagi,” kata Wali Kota Risma yang selalu diulang-ulang dan nyaris tanpa henti ketika blusukan ke gang-gang kecil itu.
Peduli dan sadar
Menurut Wali Kota Risma, ia terus melakukan sosialisasi ke warga Kota Surabaya supaya bisa peduli dan sadar bahwa pandemi ini belum selesai. Karena itu, ia meminta warga untuk selalu hati-hati dan selalu mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. ”Saya coba mengetuk hati warga Kota Surabaya dengan sosialisasi warga ke kampung-kampung,” katanya.
Presiden Asosiasi Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (UCLG ASPAC) ini juga memastikan bahwa kelurahan dan kecamatan dibagi tugas untuk menertibkan warung-warung dan berbagai tempat lain. Menurut dia, penertiban semacam ini sangat penting supaya Surabaya bisa segera terbebas dari Covid-19. ”Jadi, semua turun untuk sosialisasi agar warga semakin patuh mengikuti protokol kesehatan,” ujarnya.
Wilayah yang disasar untuk sosialisasi terutama wilayah yang tingkat kasusnya masih terbilang tinggi di Kota Surabaya. Saat ini, kasus positif Covid-19 Tambaksari paling tinggi, disusul Sawahan dan Rungkut serta Bubutan.
Menurut Teguh Prihandoko dari Gerakan PAkai Masker, saat ini rata-rata warga Surabaya sudah memakai masker, terutama pengendara roda dua. Justru yang masih kurang taat mematuhi gerakan untuk saling melindungi agar bebas dari virus korona adalah warga yang berada di permukiman.
”Ada maskernya, tetapi tidak dipakai. Baru dikenakan ketika mendadak ada petugas dari kelurahan, kecamatann atau satpol PP dan linmas berada di lokasi itu,” ujar Teguh yang gencar membagikan masker sekaligus mengajak masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.