Sekolah-sekolah di 15 kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang termasuk dalam zona hijau pandemi Covid-19 menerapkan belajar di sekolah. Sementara sekolah di 8 kabupaten/kota zona kuning dan merah masih belajar daring.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sekolah-sekolah di 15 kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang masuk dalam zona hijau pandemi Covid-19 menerapkan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah. Sementara sekolah di delapan kabupaten/kota zona kuning dan merah melanjutkan belajar daring.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Rachmat Fitri, Senin (13/7/2020), di Banda Aceh, menuturkan, sekolah di zona hijau diizinkan menggelar kegiatan belajar-mengajar di sekolah, tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan mengatur jarak bangku antarsiswa.
”Hari ini ada 413 SMA/SMK yang belajar tatap muka. Kami awasi terus, jika mereka tidak sanggup menerapkan protokol kesehatan akan dihentikan dan dialihkan belajar daring,” kata Rachmat.
Daerah yang melaksakan sekolah tatap muka adalah Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil, Simeulue, Kota Langsa, dan Subulussalam.
Sementara daerah yang melanjutkan sekolah daring adalah Kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa, Kabupaten Aceh Utara, Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Tamiang, dan Aceh Selatan.
Rachmat menuturkan, bagi sekolah di zona merah tetap melanjutkan sistem belajar dari rumah atau daring. Belajar daring menggunakan aplikasi Zoom dan aplikasi sistem jejaring pembelajaran online (Sijempol). Namun, Rachmat mengakui tidak semua siswa dapat mengakses internet dengan mudah. Di daerah pedalaman, pola belajar daring ini tidak berjalan efektif.
”Untuk daerah yang terkendala (jaringan internet), guru-guru mengunjungi siswa ke rumah atau home schooling. Guru-guru harus bekerja lebih keras,” kata Rachmat.
Dana operasional sekolah kini dapat dipakai untuk subsidi paket data internet bagi siswa dari keluarga ekonomi lemah.
Rachmat mengatakan, dana operasional sekolah kini dapat dipakai untuk subsidi paket data internet bagi siswa dari keluarga ekonomi lemah.
Pantauan Kompas, Senin (13/7/2020), sekolah-sekolah di Banda Aceh tidak ada yang menerapkan tatap muka. Namun, guru-guru tetap hadir di sekolah untuk rapat koordinasi melanjutkan sekolah daring.
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Banda Aceh Nuriati menuturkan, siswa baru pada Senin atau hari pertama tahun ajaran baru diminta hadir ke sekolah untuk mengisi kelengkapan administrasi dan pengenalan dengan wali kelas. Hari-hari berikutnya, mereka tetap belajar dari rumah.
”Tidak ada kendala belajar daring, tetapi guru-guru sudah rindu bertemu dengan siswa,” kata Nuriati.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banda Aceh Saminan Ismail menuturkan, Banda Aceh belum bisa menerapkan sekolah tatap muka karena status daerah itu terkait pandemi virus korona baru masih masuk zona kuning. Konsekuensinya, belajar daring harus diperpanjang hingga Banda Aceh menjadi zona hijau dan diizinkan menyelenggarakan sekolah di ruang kelas.
Pola belajar daring dimodifikasi dengan menjadikan orangtua siswa sebagai guru kedua. Orangtua siswa diberikan modul pedoman ajar yang harus diajarkan kepada anak masing-masing.
”Kami menyebut orangtua sebagai guru kedua, sedangkan guru pertama ada di sekolah,” kata Saminan.