Siswa SMPN 2 Purwokerto Dipinjami Gawai untuk Masa Pengenalan Sekolah
›
Siswa SMPN 2 Purwokerto...
Iklan
Siswa SMPN 2 Purwokerto Dipinjami Gawai untuk Masa Pengenalan Sekolah
Di SMPN 2 Purwokerto, masa pengenalan lingkungan sekolah digelar dalam jaringan. Pihak sekolah menyiapkan tablet untuk dipinjamkan kepada siswa yang kurang mampu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — SMP Negeri 2 Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan 277 gawai berupa tablet untuk dipinjamkan kepada peserta didik baru yang membutuhkan. Gawai akan dipinjamkan selama tiga hari untuk mendukung kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah yang digelar dalam jaringan.
”Kami siapkan 277 tablet. Namun, ini kami pinjamkan hanya bagi anak-anak yang kurang mampu atau yang benar-benar membutuhkan. Setelah kami inventarisasi, ada anak yang belum memiliki Android sebanyak 12 anak,” kata Kepala SMPN 2 Purwokerto Bayu Heryanto, di Purwokerto, Senin (13/7/2020).
Bayu menyampaikan, masa pengenalan lingkungan sekolah dimulai Senin ini hingga Rabu mendatang. Dalam pengenalan lingkungan sekolah, ada wawasan wiyata mandala, kewarganegaraan, berbangsa dan bernegara, pengenalan kurikulum, ekstrakurikuler, kepramukaan, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Seluruh materi akan disampaikan konferensi video jarak jauh.
Bayu mengatakan, 277 tablet itu merupakan pengadaan melalui dana BOS kinerja pada 2019/2020 yang nominalnya mencapai Rp 500 juta. Tablet itu sebelum pandemi dipakai untuk pembelajaran sehari-hari di kelas terkait teknologi informasi dan kini dimanfaatkan untuk pengenalan lingkungan sekolah dalam jaringan.
Adapun untuk pembelajaran selanjutnya pada masa pandemi Covid-19 ini, kata Bayu, sekolah menyediakan empat laboratorium komputer, masing-masing berkapasitas 40 anak untuk dapat dimanfaatkan peserta didik yang tidak memiliki gawai.
”Nanti belajar-mengajarnya bagi anak-anak yang membutuhkan, kami siap melayani di laboratorium. Datang saja ke sekolah tidak apa-apa, kan tidak banyak,” kata Bayu.
Pada Senin pagi, sebanyak tujuh peserta didik baru datang ke SMPN 2 Purwokerto mewakili semua peserta didik yang baru diterima di sekolah itu. Pada tahun ajaran ini, SMPN 2 Purwokerto menerima 287 peserta didik baru.
Secara simbolis, kepala sekolah mengganti topi dari warna merah menjadi warna biru sebagai tanda resminya mereka menjadi siswa-siswi SMPN 2 Purwokerto. Kemudian, secara simbolis, mereka menerima gawai yang disiapkan untuk mendukung masa pengenalan lingkungan sekolah.
Marshelly Sabrina (12), salah satu peserta didik baru, mengaku sudah terbiasa menggunakan telepon seluler untuk pelajaran saat SD. Untuk saat ini, ia baru saja diberikan telepon seluler baru seharga Rp 2 juta untuk memulai studi di bangku SMP.
”Sudah biasa pakai HP untuk belajar dan cari-cari bahan pelajaran,” kata Marshelly yang juga mengaku kurang senang ikut pelajaran online karena tidak bisa bertemu semua temannya.
Munawar (51), salah satu orangtua murid, mengatakan, dirinya sudah memiliki telepon seluler untuk dipakai anaknya melakukan pembelajaran dalam jaringan. Saat ini, dia merasa prihatin atas kondisi pandemi. ”Prihatin, biasanya kalau antar sekolah ramai dan banyak orang. Ini sekarang sepi,” kata Munawar yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga toko kain di Purwokerto.
Seperti diberitakan Kompas, Senin (13/7/2020), banyak siswa belum memiliki akses pada komputer dan internet. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2019, baru 53,06 persen siswa usia 5-24 tahun yang bisa mengakses internet dan 23,5 persen siswa memakai komputer.
Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2020 menunjukkan 40.779 atau sekitar 18 persen sekolah dasar dan menengah tidak memiliki akses internet, sedangkan pada 7.552 atau sekitar 3 persen sekolah belum terpasang listrik.