Sekolah Percontohan di Bekasi Masih Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh
›
Sekolah Percontohan di Bekasi ...
Iklan
Sekolah Percontohan di Bekasi Masih Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh
Empat sekolah percontohan di Kota Bekasi masih menerapkan pembelajaran jarak jauh. Persetujuan orangtua murid dan ketersediaan prasarana jadi tantangan pembelajaran tatap muka.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Sekolah di Kota Bekasi, Jawa Barat, masih menerapkan pembelajaran jarak jauh di hari pertama tahun ajaran baru. Hal ini karena sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah percontohan pembelajaran tatap muka belum semua merampungkan persiapan penerapan protokol kesehatan belajar tatap muka.
Pemerintah Kota Bekasi pada Senin (13/7/2020) mengizinkan sekolah-sekolah di daerah itu untuk menerapkan pembelajaran tatap muka dengan syarat mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Ada empat sekolah yang dijadikan percontohan pembelajaran tatap muka, yakni Sekolah Viktory Plus, Al-Azhar, SD Jakasampurna 6, dan SMPN 02 Bekasi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah mengatakan, sekolah di Kota Bekasi belum menerapkan pembelajaran tatap muka lantaran penerapan protokol kesehatan di setiap sekolah masih harus dikaji dan dievaluasi. Setiap sekolah juga masih melakukan survei untuk mengetahui persetujuan orangtua terhadap kebijakan pembelajaran tatap muka.
”Kemarin itu simulasi dan kami siapkan (penerapan protokol kesehatan). Mudah-mudahan 18 Juli atau 20 Juli 2020 semua sudah matang karena masih harus ada persetujuan orangtua murid,” kata Inay, Senin, di Bekasi.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Bekasi Syamsu menambahkan, sekolahnya masih menerapkan pembelajaran jarak jauh karena berpedoman pada surat keputusan bersama (SKB) empat menteri. Selain itu, pihak sekolah juga masih terus mematangkan persiapan penerapan protokol kesehatan Covid-19.
”Kami sudah selesai melakukan jajak pendapat terkait persetujuan pembelajaran tatap muka. Dari jajak pendapat itu, orangtua yang setuju 61 persen, selebihnya ada yang tidak setuju dan ada yang tidak menjawab,” kata Syamsu.
Kami sudah selesai melakukan jajak pendapat terkait persetujuan pembelajaran tatap muka. Dari jajak pendapat itu, orangtua yang setuju 61 persen, selebihnya ada yang tidak setuju dan ada yang tidak menjawab.
Ia menambahkan, karena ada perbedaan pendapat terkait pembelajaran tatap muka, sekolah menyiapkan tiga skema pembelajaran, yakni pembelajaran tatap muka, pembelajaran daring atau luar jaringan jarak jauh, serta kombinasi antara pembelajaran jarak jauh dan tatap muka.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, secara aturan dan persiapan protokol kesehatan, ada empat sekolah percontohan yang semestinya sudah siap menerapkan pembelajaran tatap muka. Namun, pembelajaran tatap muka masih urung dilaksanakan karena kendala sarana dan prasarana serta masih ada perbedaan pemahaman antara orangtua dan pihak sekolah.
”Kemampuan pemahaman guru dan pengetatan terhadap proses antarjemput orangtua itu juga jadi pertimbangan. Yang paling susah dan penting itu kesiapan sarana dan prasarana di setiap sekolah,” ucap Rahmat.