Tahun Ajaran Baru Dimulai, Permintaan Gawai Melonjak
›
Tahun Ajaran Baru Dimulai,...
Iklan
Tahun Ajaran Baru Dimulai, Permintaan Gawai Melonjak
Tahun ajaran baru 2020/2021 ditandai dengan banyaknya orangtua yang membelikan gawai untuk anak mereka. Gawai menjadi alat penting penunjang pembelajaran jarak jauh yang diterapkan selama pandemi Covid-19.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Permintaan gawai di sejumlah gerai seluler meningkat seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021 pada Senin (13/7/2020). Di saat bersamaan, permintaan laptop cenderung tidak sebanyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sejumlah gerai ponsel di ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat, mendapatkan banyak permintaan gawai pada Sabtu (11/7/2020) dan Minggu (12/7/2020). Hal itu, salah satunya, dialami Putri (23), karyawan gerai Hadi Cell 2, yang mengaku menjual sekitar 15 ponsel pada hari Minggu.
”Di gerai kami satunya juga menjual 10-15 ponsel. Hari biasa paling laku 4-5 unit,” katanya di Jakarta, Senin.
Menurut Putri, tidak sedikit pembeli yang membelikan gawai untuk anak mereka yang akan kembali masuk sekolah pada Senin ini. Mereka cenderung membeli gawai baru dengan memori akses acak atau RAM yang besar.
Hal yang sama juga dialami Ayu (25), karyawan gerai ponsel Chan’s Cellular. Gerainya menjual 10-15 ponsel per hari pada Sabtu dan Minggu. Beberapa pembeli bahkan mengajak langsung anak mereka yang masih SMP dan SMA untuk memilih gawai yang diinginkan.
”Ada yang bawa anaknya, ada yang datang langsung nyebutin merek keinginan anaknya. Mereka bilang untuk belajar daring," ujar Ayu.
Ramainya pembeli pada Minggu juga terlihat dari unggahan-unggahan foto pada salah satu grup Whatsapp milik Ayu. Grup tersebut terdiri dari karyawan-karyawan di gerai handphone ITC Roxy Mas.
Para karyawan yang ada di grup tersebut mengunggah swafoto mereka bersama para pembeli. Menurut Ayu, permintaan gawai pada Minggu menjadi yang tertinggi setelah ITC Roxy Mas dibuka kembali sejak 15 Juni 2020.
Semenjak kembali dibuka, rata-rata mereka hanya mampu menjual sekitar lima gawai setiap hari. ”Saya juga heran grup Whatsapp ramai banget kemarin. Kayaknya memang faktor hari pertama masuk sekolah,” tambah Ayu.
Senin siang, Dewi (40) bersama putrinya, Wiji (15), terlihat berpindah dari satu gerai ponsel ke gerai lain di ITC Roxy Mas. Keduanya sedang mencari gawai dengan spesifikasi mumpuni untuk Wiji yang akan menjalani pembelajaran daring pada tahun ajaran baru.
”Iya buat persiapan belajar daring. Nyari yang RAM-nya tinggi, tetapi harganya murah,” kata Dewi.
Tahun ini, Wiji baru saja lulus dari salah satu SMP di Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah. Karena gagal dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMA negeri, ia berencana masuk sekolah swasta. Sebelum kembali ke Cilacap, Dewi ingin membekalinya gawai untuk keperluan sekolah.
”Rencananya mau daftar di swasta. Infonya, sih, masih harus belajar daring,” tambah Dewi.
Dewi lebih memilih membelikan putrinya gawai ketimbang laptop untuk penunjang pembelajaran. Sebab, guru di sekolah Wiji lebih banyak memberikan tugas melalui pesan Whatsapp ketimbang media yang lain.
”Jarang-jarang pakai video, apalagi lewat panggilan video. Lebih sering dikasih tugas kemarin,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Kepala SMP Negeri 229 Bidang Kesiswaan Saul Tanjung mengatakan bahwa dirinya lebih sering memberikan materi dan tugas kepada siswa melalui Whatsapp ketimbang lewat panggilan video. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak siswa yang mengeluhkan pengeluaran internet yang membengkak.
”Lebih sering saya kasih materi dan soal. Kemudian mereka harus kumpulkan laporan maksimal pukul 18.00,” katanya.
Wakil Kepala SMP Negeri 229 Bidang Kesiswaan Saul Tanjung mengatakan bahwa dirinya lebih sering memberikan materi dan tugas kepada siswa melalui Whatsapp ketimbang lewat panggilan video. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak siswa yang mengeluhkan pengeluaran internet yang membengkak.
Penjualan laptop
Hendi, pemilik Toko Komputer Gio, mengatakan, permintaan laptop menjelang tahun ajaran baru 2020/2021 juga meningkat dibanding hari-hari sebelumnya. Pada Minggu, ia menjual setidaknya tujuh unit, sedangkan Sabtu 10 unit.
Meski begitu, jumlah tersebut relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan hari-hari menjelang tahun ajaran baru 2019/2020. ”Itu kategorinya masih lumayan. Belum sampai banyak. Kalau banyak bisa 15 unit lebih,” katanya.
Salah satu pembeli laptop di gerai milik Hendi adalah anak SMA yang datang dengan orangtuanya. Mereka menyatakan butuh laptop untuk mempermudah belajar menggunakan aplikasi video tatap muka, seperti Zoom.
Asep, penjual komputer lain, di ITC Roxy Mas mengakui hal yang sama. Menjelang tahun ajaran baru biasanya banyak pembeli yang berdatangan. Namun, tahun ini berbeda. Pada Sabtu dan Minggu, hanya sekitar lima laptop miliknya yang terjual.
Ia menilai, dampak ekonomi pandemi Covid-19 menjadi salah satu pemicu menurunnya pembelian laptop di tempatnya. ”Biasanya kalau sudah mulai masuk sekolah kayak gini ramai. Bisa 5-10 unit yang terjual,” katanya.
Paket data
Tomo (35), penjual paket data di kawasan Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, juga mengaku kedatangan banyak pembeli pada Minggu. Beberapa orangtua datang khusus membelikan paket data untuk anak mereka yang Senin ini kembali masuk sekolah.
”Kebetulan yang beli masih tetangga sendiri. Mereka nanya, paket data yang tidak sering ngadat kalau dipakai buat sekolah daring,” ujarnya.
Tomo mampu meraup keuntungan senilai Rp 150.000 pada Minggu tersebut. Angka itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan keuntungan pada hari-hari biasa yang berkisar Rp 50.000-Rp 70.000.