Thailand Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19 pada Manusia
›
Thailand Uji Klinis Calon...
Iklan
Thailand Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19 pada Manusia
Thailand bertekad mengembangkan vaksin Covid-19 dengan target berhasil pada paruh kedua tahun depan. Vaksin itu bakal ditujukan bagi negara itu dan negara-negara berkembang.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BANGKOK, MINGGU — Tim peneliti Thailand berencana memulai uji klinis pada manusia dengan vaksin potensial Covid-19 pada bulan November di negara itu. Uji coba melalui 10.000 dosis itu merupakan bagian integral dari target penemuan vaksin Covid-19 pada paruh kedua tahun depan dan ditujukan bagi negara itu dan negara-negara berkembang.
Direktur Program Pengembangan Vaksin Universitas Chulalongkorn Kiat Ruxrunghtham di Bangkok, Thailand, Minggu (12/7/2020), mengatakan, uji klinis tahap ketiga pada manusia itu menjadi tindak lanjut tes sebelumnya. Uji coba sebelumnya dinyatakan berhasil, yakni tes pada primata. Namun, proses uji coba itu mundur dari target sebelumnya. ”Awalnya, kami menargetkan digelar pada Juni, tetapi tidak mudah untuk merencanakan semua,” kata Kiat dalam sebuah pernyataan pers.
Sejauh ini belum ada vaksin Covid-19 yang berhasil dihasilkan di seluruh dunia. Sejumlah pihak dan tim peneliti berlomba-lomba mengembangkan calon vaksin atas penyakit itu. Setidaknya terdapat 19 kandidat vaksin Covid-19 yang tengah diuji. China disebut-sebut memimpin proses uji coba itu. Melalui salah satu perusahaannya, Sinovac Biotech Ltd, perusahaan itu berencana menggelar uji klinis pada manusia, bulan ini. Indonesia menjadi salah satu tempat uji coba itu, selain di empat negara lain, yakni Brasil, Bangladesh, Turki, dan Chile.
Media Bloomberg menyebutkan, vaksin yang dikembangkan Universitas Chulalongkorn menggunakan teknologi mRNA baru yang mirip dengan proyek yang dipimpin oleh Moderna Inc yang berbasis di Cambridge, Massachusetts. Teknik ini dinilai hemat biaya dan ideal untuk produksi skala besar. Thailand juga memiliki beberapa studi vaksin Covid-19 lainnya yang sedang berlangsung dengan menggunakan berbagai metode.
Kiat menyebutkan, tahap pertama uji klinis di Thailand akan mendaftarkan sekitar 100 sukarelawan yang dipisahkan dalam dua kelompok, satu untuk orang berusia 18 hingga 60 tahun dan yang lainnya untuk usia 60 hingga 80 tahun. Fokus tahap pertama akan memakan waktu sekitar dua bulan. Tes itu adalah untuk menentukan keamanan dan dosis yang sesuai untuk penggunaan manusia. Perekrutan sukarelawan diharapkan akan dimulai pada bulan September.
Adapun uji tahap kedua kemungkinan dimulai pada bulan Desember. Uji itu akan melibatkan 500 hingga 1.000 sukarelawan.
Adapun uji tahap kedua kemungkinan dimulai pada bulan Desember. Uji itu akan melibatkan 500 hingga 1.000 sukarelawan. Vaksin diharapkan berhasil diujicobakan dan dapat memperoleh otorisasi penggunaan darurat dari administrasi makanan dan obat-obatan. Uji tahap ketiga akan menggunakan lebih dari 10.000 sukarelawan.
Trump kenakan masker
Dari Amerika Serikat dilaporkan, Presiden Donald Trump akhirnya terlihat mengenakan masker di muka umum untuk pertama kali pada Sabtu (11/7/2020). Trump akhirnya menyerah pada tekanan kuat untuk menjadi sosok pemberi contoh perilaku sesuai protokol kesehatan kepada warga setelah kasus positif Covid-19 terus bertambah. Trump mengenakan topeng berwarna hitam dengan cap kepresidenan saat ia berjalan melewati koridor rumah sakit militer Walter Reed di luar Washington. Ia berkunjung ke RS itu untuk bertemu dengan para veteran yang sakit.
Trump berjalan melewati wartawan dan tidak berhenti untuk berbicara kepada mereka tentang apa yang telah menjadi momen yang sangat dinanti itu. Publik bertanya-tanya apakah dirinya berubah pikiran. Sebab, sebelumnya, ia berkeras berseberangan dengan rekomendasi dan praktik yang direkomendasikan oleh para ahli medis pemerintah sendiri. ”Saya tidak pernah menentang penggunaan masker, tetapi saya yakin ini soal waktu dan tempat semata,” kata Trump ketika meninggalkan Gedung Putih.
Sejumlah laporan media menyebutkan, pekan lalu, bahwa para pembantunya memohon sang presiden untuk mengalah dan mengenakan masker di depan umum. Itu artinya Trump bersedia pula difoto tengah bermasker. Desakan itu menguat setelah kasus terkonfirmasi Covid-19 terus bertambah di sejumlah negara bagian di AS. Sebelumnya, Trump terus bergeming dengan pilihannya, termasuk demi melawan desakan dari para lawan politiknya menjelang pemilihan presiden November mendatang.
Kasus positif Covid-19 di AS bertambah di atas 60.000 kasus per hari dalam beberapa hari terakhir. Jumlah warga yang meninggal dunia akibat penyakit itu hampir mencapai 135.000 jiwa di AS. Kaum konservatif yang mendukung Trump sering menolak untuk memberikan dukungan pada pengenaan masker karena dinilai bentuk pelanggaran atas kebebasan pribadi. Adapun kaum progresif cenderung mendukung praktik tersebut sebagai pertanggungjawaban kolektif pada saat krisis hidup atau mati. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan orang-orang memakai masker di depan umum ketika mereka tidak dapat melakukan jarak sosial.
Calon penantang Trump dalam pilpres, Joe Biden, mengecam Trump karena tidak memakai topeng sebelumnya. Trump juga tetap belum mengenakan masker sekalipun terdapat staf Gedung Putih yang sudah dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Wakil Presiden AS Mike Pence sendiri telah terlihat mengenakan masker di depan publik. ”Donald Trump menghabiskan waktu berbulan-bulan mengabaikan nasihat para ahli medis dan memolitisasi pengenaan masker, salah satu hal paling penting yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyebaran virus,” kata juru bicara Biden, Andrew Bates, dalam sebuah pernyataan yang dikutip NBC News. (AFP/REUTERS)