Hasil latihan fisik para pemain ganda putri pelatnas bulu tangkis dalam sepuluh pekan terakhir akan diuji pada turnamen internal Mola TV PBSI Home Tournament, 15-17 Juli 2020.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kekosongan kompetisi resmi akibat pandemi Covid-19 dimanfaatkan para pemain ganda putri pelatnas bulu tangkis untuk meningkatkan daya tahan fisik, terutama dalam sepuluh pekan terakhir. Faktor itulah yang akan dievaluasi pelatih dalam Mola TV PBSI Home Tournament nomor ganda putri pada 15-17 Juli 2020 di pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
Ganda putri menjadi nomor keempat yang dipertandingkan dalam turnamen internal pelatnas bulu tangkis Indonesia tersebut. Ajang ini digelar setiap Rabu-Jumat sejak 24-26 Juni, dimulai dengan persaingan ganda putra, diikuti oleh ganda campuran dan tunggal putra.
Sebanyak 11 pasang ganda putri akan bertanding, dimulai dengan babak penyisihan yang dibagi dalam empat grup. Dua pasangan peringkat teratas setiap grup lolos ke perempat final yang penentuan lawannya akan diundi kembali.
Ke-11 pasangan itu adalah gabungan pemain pelatnas utama dan pratama yang berada dalam rentang usia 16-32 tahun. Di antara mereka termasuk ganda putri peringkat kedelapan dunia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, yang akan bermain dengan pasangan berbeda: Greysia bersama Febby Valencia Dwijayanti, sedangkan Apriyani dengan pemain muda ganda campuran, Mychelle Chrystine Bandaso.
Dengan kualitas permainan yang jauh melampaui ganda putri pelatnas lainnya, pelatih kepala ganda putri Eng Hian pun memisahkan Greysia/Apriyani. ”Mereka dipisah untuk memberi pengalaman pada pasangan masing-masing. Kami mau beri kesempatan kepada pemain lain untuk mengalahkan Greysia dan Apriyani walau sudah terpisah. Kalau Greysia/Apriyani tetap dipasangkan, pertandingan jadi tidak menarik,” tutur Eng Hian.
Hal serupa dilakukan ganda putra dengan merotasi semua pasangan karena jauhnya rentang kemampuan tiga pasangan terbaik, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dengan pasangan lain. Keenam senior itu dipasangkan dengan pemain-pemain pelapis. Gelar juara diraih Fajar/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Mychelle dipilih untuk menggantikan Putri Larasati yang semula akan berpasangan dengan Apriyani. Namun, Putri batal bermain karena cedera lutut kiri.
Dalam turnamen ini, Eng Hian akan menilai daya tahan fisik setiap pemain, yang menjadi fokus latihan dalam sepuluh pekan terakhir. Daya tahan fisik menjadi faktor paling penting dalam permainan ganda putri yang cenderung berlangsung dalam reli panjang.
Greysia bersama mantan pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari, pernah bermain dalam laga yang akhirnya menjadi pertandingan bulu tangkis terpanjang dalam sejarah bulu tangkis. Pada semifinal Kejuaraan Asia 2016 di Wuhan, China, Greysia/Nitya bermain selama 2 jam 41 menit ketika berhadapan dengan Kurumi Yanao/Naoko Fukuman (Jepang). Greysia/Nitya kalah, 21-13, 19-21, 22-24.
”Kosongnya kompetisi kami manfaatkan dengan membenahi kekurangan. Setelah memberi waktu pada atlet yang cedera untuk memulihkan diri, pada Mei-Juni, fokus latihan adalah peningkatan daya tahan. Saya akan melihat faktor itu dalam turnamen nanti, tidak akan melihat faktor teknis dulu, seperti strategi dan pukulan karena kemungkinan mainnya akan ’berantakan’,” tutur Eng Hian.
Pandemi Covid-19 membuat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menghentikan kompetisi sejak pertengahan Maret, seusai All England. Direncanakan, turnamen akan kembali begulir pada Agustus. Namun, hingga saat ini, belum ada informasi kepastian turnamen yang akan digelar. BWF masih menanti perkembangan situasi setiap negara, terutama negara yang menjadi tuan rumah.
Dari turnamen internal ini, kejenuhan atlet akibat tak ada kompetisi bisa sedikit terobati. Menurut Eng Hian, aktivitas yang hanya diisi latihan mulai berdampak pada suasana hati pemain senior, seperti Greysia.
”Saya mengkhawatirkan turunnya suasana hati pemain dan itu sudah terlihat. Ibaratnya, atlet latihan tanpa tujuan. Hal ini berbeda dari kondisi biasanya ketika mereka harus bertanding, setidaknya dua pekan dalam sebulan. Saya berusaha menjaga suasana hati Greysia dengan lebih fleksibel dalam memberinya program latihan. Adapun untuk pemain-pemain yang lebih muda, tidak ada masalah,” kata peraih medali perunggu ganda putra (bersama Flandy Limpele) pada Olimpiade Athena 2004 tersebut.
Meski demikian, Eng Hian tak meragukan komitmen Greysia untuk tampil dalam Olimpiade Tokyo 2020, yang menjadi target utama, meski ajang itu dimundurkan setahun. Olimpiade yang seharusnya berlangsung 24 Juli-9 Agustus 2020 mundur menjadi 23 Juli-8 Agustus 2021 dengan tetap menggunakan nama Olimpiade Tokyo 2020.
Usul berlibur
Atas kondisi atlet asuhannya itulah, tim pelatih ganda putri akan mengajukan usul pada pengurus PBSI agar bisa membangun suasana baru untuk menghilangkan kejenuhan. Hal ini karena sebagian besar pemain telah berada di pelatnas Cipayung selama empat bulan.
Pada masa tersebut, mereka tak diperbolehkan keluar area pelatnas, termasuk pulang pada saat libur akhir pekan. PP PBSI memberlakukan peraturan tersebut untuk menjaga kesehatan dan keselamatan atlet.
”Kami akan mengusulkan untuk berlibur, misalnya ke vila yang sudah dipastikan kebersihannya dengan disemprot disinfektan. Meskipun nantinya hanya akan berada di dalam vila, atlet butuh untuk menyegarkan pikiran dengan keluar dari area pelatnas sejenak, tetapi tetap ke tempat aman,” kata Eng Hian.