Pariwisata di Mandalika Menggeliat Kembali meski Belum Berdampak Signifikan
›
Pariwisata di Mandalika...
Iklan
Pariwisata di Mandalika Menggeliat Kembali meski Belum Berdampak Signifikan
Kawasan Kuta Mandalika, Nusa Tenggara Barat, kembali dikunjungi wisatawan. Namun, itu belum berdampak signifikan terhadap sektor terkait karena pengunjung adalah wisatawan lokal atau dari daerah setempat.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
KUTA, KOMPAS — Setelah terpuruk lebih dari tiga bulan akibat merebaknya pandemi Covid-19, aktivitas pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika mulai menggeliat kembali. Terlihat dari mulai dikunjunginya obyek wisata di kawasan itu. Hanya saja, kondisi itu belum berdampak signifikan karena wisatawan masih lokal, bukan dari luar NTB atau mancanegara.
Pantauan Kompas, Selasa (14/7/2020), sejak siang hingga sore, kawasan Pantai Kuta Mandalika, salah satu obyek utama di KEK Mandalika, dikunjungi sekitar 100 wisatawan. Sebagian besar datang dalam rombongan keluarga. Begitu sampai, mereka melakukan berbagai aktivitas, seperti berjalan kaki di pinggir pantai, berenang, atau menemani anak-anaknya di salah satu arena bermain yang disediakan.
Hampir tiga bulan, kami di Sembalun, Lombok Timur, saja. Tidak pernah keluar sejak Covid-19. Tetapi karena sudah jenuh, termasuk anak-anak, jadi dibawa berlibur dulu.
Hanya dari kendaraan yang digunakan, terlihat wisatawan tersebut berasal dari daerah-daerah di NTB, seperti Lombok Tengah, Mataram, dan Lombok Timur. Sebagian besar mengaku membutuhkan liburan setelah lama berada di rumah karena pandemi Covid-19.
”Hampir tiga bulan kami di Sembalun, Lombok Timur saja. Tidak pernah keluar sejak Covid-19. Tetapi karena sudah jenuh, termasuk anak-anak, jadi dibawa berlibur dulu,” kata Mustilip (34).
Hal serupa juga disampaikan Nurhasanah (22) asal Lombok Tengah. Ia datang bersama keluarga. ”Sudah tiga kali ke sini. Pilihannya memang ke Kuta Mandalika karena dekat dari rumah. Kalau yang jauh seperti di Mataram atau Lombok Barat belum berani,” kata Nurhasanah.
Baik Mustilip maupun Nurhasanah mengaku tetap khawatir karena penyebaran Covid-19 masih terus berlangsung. Oleh karena itu, mereka tetap menerapkan protokol kesehatan. Selain mengenakan masker, selama berlibur di Mandalika, mereka sangat membatasi kontak dengan orang lain di luar rombongan.
Sepanjang siang hingga sore, pengunjung kawasan Kuta Mandalika memang didominasi wisatawan lokal. Sementara wisatawan domestik atau dari luar provinsi NTB tidak satu pun terlihat.
Adapun wisatawan mancanegara (wisman) masih ditemui beberapa orang. Hanya saja, mereka adalah wisman yang terpaksa harus tinggal lebih lama di Indonesia karena belum bisa kembali ke negara asalnya atau tengah mengerjakan proyek di Indonesia.
Hingga saat ini, wisman atau turis memang belum bisa datang ke Lombok pada khususnya atau Indonesia pada umumnya.
Menurut Kepala Seksi Teknologi dan Informasi Kantor Imigrasi Kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Mataram Wisnu Ontoaji, hingga saat ini, Pemerintah Indonesia belum membuka kembali izin masuk untuk orang asing, termasuk wisman dengan memakai visa wisata. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Orang Asing Masuk ke Indonesia.
”Sementara yang bisa masuk hanya pemegang kartu izin tinggal sementara atau kartu izin tinggal tetap yang telanjur berada di luar negeri,” kata Wisnu.
Menggeliat
Menurut Lalu Raka, salah satu petugas keamanan di kawasan Pantai Kuta Mandalika, sejak mulai adanya normal baru, memang aktivitas pariwisata di kawasan itu kembali menggeliat. Hal itu terutama di akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu, di mana pengunjung bisa mencapai 1.000 orang setiap harinya.
Meski demikian, karena wisatawan lokal, itu dinilai belum berdampak signifikan, terutama bagi bidang-bidang terkait di pariwisata, seperti akomodasi, jasa, dan oleh-oleh.
Sejak Selasa siang hingga sore, tidak banyak terlihat para pedagang souvenir yang biasanya ramai di Kuta Mandalika. Hotel-hotel di kawasan itu, termasuk rumah makan, juga tanpa kegiatan. Beberapa hotel malah memilih tutup.
Kecuali akhir pekan, terutama Sabtu malam. Beberapa teman hotel mencatat, tingkat huniannya rata-rata 60-70 persen. Tetapi, hanya hari itu. Ketika sudah hari kerja, sepi lagi.
Ketua Mandalika Hotel Association Samsul Bahri mengatakan, menggeliatnya kegiatan pariwisata di Mandalika memang belum berdampak signifikan ke akomodasi, seperti hotel.
”Kecuali akhir pekan, terutama Sabtu malam. Beberapa teman hotel mencatat, tingkat huniannya rata-rata 60-70 persen. Tetapi hanya hari itu. Ketika sudah hari kerja, sepi lagi,” kata Samsul.
Kondisi itu, kata Samsul, membuat pengelola hotel kembali harus mengurangi karyawan yang masuk. Tujuannya untuk menekan biaya operasional.
Para pedagang oleh-oleh di KEK Mandalika juga menyampaikan hal serupa. Kenila Sari (36), salah satu pedagang oleh-oleh, mengatakan, sehari belum tentu ada barangnya yang terjual. Jika pun ada, hanya satu unit dengan harga tertinggi Rp 40.000.
”Kalau sebelum Covid-19, sehari bisa dapat Rp 500.000. Apalagi kalau akhir pekan. Sekarang susah. Wisatawan tidak ada. Kalaupun ada lokal, tidak selalu mau belanja,” kata Kenila.
Menurut Samsul, untuk mendorong kunjungan, perlu ada kepastian tentang dibukanya kembali KEK Mandalika. Itu bisa memberikan gambaran bahwa salah satu kawasan superprioritas pemerintah pusat itu bisa menerima wisatawan kembali.
”Pada intinya, kami di hotel sudah siap dengan protokol. Jika ada deklarasi resmi terkait Mandalika aman dikunjungi lagi, tentu bisa menarik wisatawan dari luar. Tentu, itu juga tetap dibareng dengan penerapan protokol kesehatan,” kata Samsul.
Terkait kesiapan, kata Samsul, pada Kamis besok, mereka akan menggelar acara ”Mandalika Reborn” berupa kegiatan bersih-bersih di kawasan KEK Mandalika. Kegiatan itu sebagai upaya untuk memperlihatkan kepada masyarakat luas jika Mandalika sudah bangkit kembali.
Terkait dibukanya kembali obyek wisata, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Lalu Moh Faozal menyatakan akan dilakukan secara bertahap berdasarkan kesiapan masing-masing obyek. Menurut Faozal, ada beberapa kawasan yang akan dibuka di tahap awal, termasuk salah satunya Mandalika.